40 tahun tua merasakan ada keluhan kelelahan kerja, dan P2: Proporsi responden yang berumur 40 tahun muda yang merasakan ada keluhan
kelelahan kerja pada α: 5 dan β: 80. Dari hasil tersebut, kemudian dilakukan perhitungan sampel minimal dengan menggunakan perbandingan
dari hasil penelitian Hardi 2006 yaitu hasil dari responden yang merasakan tidak ada keluhan kelelahan kerja sebesar 61,22 adalah:
N = 75 orang
D. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung guna mendapatkan data yang dibutuhkan dengan cara wawancara menggunakan
lembaran kuesioner, pengamatan, dan pengukuran langsung kepada pembuat tahu. Data yang diperoleh dari wawancara menggunakan lembar
kuesioner antara lain umur, masa kerja, dan kebiasaan merokok.
Kemudian data yang diperoleh dari pengamatan dan pengukuran langsung antara lain kelelahan kerja, status gizi yang dilihat dari berat badan dan
tinggi badan pekerja di tempat kerja, tingkat kebisingan, tingkat pencahayaan, dan tekanan panas.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari penelitian sebelumnya seperti populasi pekerja dan proses pembuatan tahu.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh mengumpulkan data Notoatmodjo, 2010. Dalam penelitian ini instrumen
yang digunakan adalah reaction timer test, kuesioner, timbangan badan, meteran tubuh, SLM, custom digital lux meter, dan quest thermal
environmental monitor.
1. Reaction Timer Test
Reaction Timer Test digunakan untuk mengukur kelelahan kerja karena pengujian bersifat objektif dan mudah dilakukan. Dalam uji
Reaction Timer dapat digunakan rangsangan berupa nyala lampu yang kemudian pekerja akan meresponnya, sehingga dapat dihitung waktu yang
dibutuhkan pekerja untuk merespon rangsangan tersebut. Pengukuran waktu reaksi dilakukan sebanyak 5 kali, setiap hasil pengukuran
dijumlahkan, kemudian diambil nilai rata-ratanya, dimana satuan waktunya adalah mili detik Koesyanto dan Tunggul, 2005. Pengukuran
waktu reaksi dilakukan selama ± 5 menit pada setiap pekerja secara bergantian setelah bekerja selama 8 jam.
2. Subjective Self Rating Test SSRT dari Industrial Fatigue Research
Committee IFRC
Pengukuran kelelahan kerja dengan SSRT dari IFRC merupakan kuesioner yang dapat mengukur tingkat kelelahan subjektif Tarwaka,
2013. Pengukuran kelelahan dengan kuesioner ini dilakukan untuk mengetahui gambaran gejala kelelahan kerja pada pekerja yang
sebelumnya telah diuji dengan Reaction Timer Test dan dinyatakan mengalami kelelahan kerja.
Kuesioner ini berisi 30 pertanyaan mengenai gejala kelelahan yang dibuat dalam daftar pertanyaan. Kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan
sebagai indikator tentang pelemahan kegiatan, 10 pertanyaan sebagai indikator tentang pelemahan motivasi, dan 10 pertanyaan sebagai
indikator tentang gambaran kelelahan fisik. Jawaban dalam kuesioner tersebut dibagi menjadi 4 bagian yaitu SS Sangat sering dengan skor 4, S
sering dengan skor 3, K kadang-kadang dengan skor 2, dan TP tidak pernah dengan skor 1.
3. Kuesioner
a. Kuesioner Karakteristik Pekerja Karakteristik pekerja dapat diketahui menggunakan kuesioner
yang berisi pertanyaan mengenai umur, masa kerja, dan kebiasaan merokok.
b. Kuesioner IMT Kuesioner IMT digunakan untuk mengukur status gizi. Dalam
kuesioner ini berisi pertanyaan berat badan pekerja dalam satuan kilogram kg dan pertanyaan tinggi badan dalam satuan meter m.
Untuk pengukuran berat badan, pekerja diminta untuk menimbang berat badan diatas timbangan yang telah disediakan. Sedangkan untuk
pengukuran tinggi badan, peneliti mengukur menggunakan meteran. Data tersebut digunakan untuk menghitung IMT. Hasil perhitungan
IMT tesebut akan dibandingkan dengan standar dari Departemen Kesehatan RI Depkes RI Tahun 2004. Adapun cara perhitungan IMT
adalah sebagai berikut Almatsier, 2009: