Kebiasaan Merokok Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kelelahan Keja

a. Aspek Fisiologis Circadian Rhythms Adalah proses-proses yang saling berhubungan yang dialami tubuh untuk menyesuaikan dengan perubahan waktu selama 24 jam atau yang biasa disebut siklus tidur dan bangun harian. Circadian rhythms seseorang akan terganggu jika terjadi perubahan jadwal kegiatan seperti perubahan shift kerja. Dengan terganggunya circadian rhythms pada tubuh pekerja akan terjadi dampak fisiologis pada pekerja seperti gangguan gastrointestinal, gangguan pola tidur dan gangguan kesehatan lain. b. Aspek Psikologis Stress akibat shift kerja akan menyebabkan kelelahan fatique yang dapat menyebabkan gangguan psikis pada pekerja, seperti ketidakpuasan dan iritasi. Tingkat kecelakaan dapat meningkat dengan meningkatnya stres, fatique, dan ketidakpuasan akibat shift kerja ini. c. Aspek Kinerja Dari beberapa penelitian baik di Amerika maupun Eropa, shift kerja memiliki pengaruh pada kinerja pekerja. Kinerja pekerja, termasuk tingkat kesalahan, ketelitian dan tingkat kecelakaan, lebih baik pada waktu siang hari dari pada malam hari, sehingga dalam menentukan shift kerja harus diperhatikan kombinasi dari tipe pekerjaan, sistem shift dan tipe pekerja. d. Domestik dan Sosial Shift kerja akan berpengaruh negatif terhadap hubungan keluarga seperti tingkat berkumpulnya anggota keluarga dan sering berakibat pada konflik keluarga. Secara sosial, shift kerja juga akan mempengaruhi sosialisasi pekerja karena interaksinya terhadap lingkungan menjadi terganggu. Banyak penelitian model shift kerja dilakukan untuk mengurangi pengaruh negatif dari shift kerja tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa pekerja pada shift malam mengalami kelelahan tingkat sedang yaitu sebesar 53,3, sedangkan pekerja pada shift pagi sebanyak 33,3 mengalami kelelahan tingkat sedang. Yusri, 2006. Penelitian lain diketahui bahwa pekerja merasa sangat lelah paling banyak pada pekerja shift malam yaitu sebesar 50. Hal ini dapat disimpuklan bahwa shift kerja berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan kerja Taligan, Lina dan Kalsum, 2006.

7. Tingkat Kebisingan

Kebisingan merupakan suara atau bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga karena dalam jangka panjang dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan kebisingan yang serius dapat menyebabkan kematian Sedarmayanti, 2009. Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi danatau alat- alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran Permenakertrans No. 13, 2011. Bunyi didengar sebagai rangsangan pada telinga oleh getaran- getaran melalui media elastis, dan manakala bunyi-bunyi tersebut tidak dikehendaki, maka dinyatakan sebagai kebisingan. Terdapat dua hal yang menentukkan kualitas suatu bunyi, yaitu frekuensi dan intensitasnya. Frekuensi dinyatakan dalam jumlah getaran per detik atau disebut hertz Hz dan intensitas atau arus energi persatuan luas biasanya dinyatakan dalam decibel dB Suma’mur, 1996. Pengaruh kebisingan terhadap tenaga kerja adalah mengurangi kenyamanan dalam bekerja, mengganggu komunikasi, mengurangi konsentrasi Budiono, dkk, 2003, sehingga muncul sejumlah keluhan yang berupa perasaan lamban dan keengganan untuk melakukan aktivitas. Kebisingan yang tidak terkendalikan dengan baik, juga dapat menimbulkan efek lain yang salah satunya berupa meningkatnya kelelahan kerja Suma’mur,1996. Pekerja yang terpapar kebisingan untuk jangka waktu yang panjang dapat menghasilkan perasaan tidak nyaman dan peningkatan kelelahan kerja Lerman et al, 2012. Beberapa penelitian menyebutkan terdapat hubungan yang signifikan antara kebisingan dengan perasaan