Mengukur Frekuensi Subjektif Kelipan Mata Flicker Fusion Eyes Pengujian Psikomotor

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pengukuran Kelelahan Kerja No. Metode Kelebihan Kekurangan 1 Kualitas dan Kuantitas Hasil Kerja Hasil kerja digambarkan sebagai jumlah proses kerja dan waktu yang digunakan setiap unit proses atau jumlah operasi yang dilakukan setiap unit waktu a. Biasanya digunakan sebagai pengukuran tidak langsung karena banyak faktor yang harus dipertimbangkan seperti target produksi, faktor sosial, dan perilaku psikologis dalam kerja b. Kerusakan produk, penolakan produk, atau frekuensi kecelakaan bisa disebabkan bukan hanya karena faktor kelelahan semata 2 Perasaan Kelelahan Secara Subjektif Kelelahan dapat dianalisis langsung dari gejala-gejala yang dirasakan oleh seseorang Pengukuran tidak objektif sehingga hasilnya kurang kuat 3 The Electroencephalograph Alat ukur kelelahan yang akurat sesuai dengan standar riset di laboratorium Pengukuran dapat mengganggu proses dan jam kerja responden karena harus mengikuti tes di laboratorium, dikhawatirkan dapat menurunkan produktivitas responden 4 Mengukur Frekuensi Subjektif Kelipan Mata Flicker Fusion Eyes Test Metode ini selain untuk mengukur kelelahan juga menunjukkan keadaan kewaspadaan tenaga kerja Bisa terjadi bias dalam menentukan besar frekuensi yang dihasilkan pada pengukuran 5 Pengujian Psikomotorik a. Metode pengukuran secara objektif b. Tidak hanya sekedar mengetahui perbedaan kecepatan Pengukuran menggunakan mouse sehingga bisa terjadi bias bila terdapat responden yang terbiasa menggunakan mouse, dan No. Metode Kelebihan Kekurangan persepsi individu, akan tetapi juga mampu mendapatkan informasi mengenai kegunaan fungsi sistem syaraf yaitu atensi, kemampuan proses persepsi, dan proses kecepatan reaksi responden yang tidak terbiasa menggunakan mouse.

6 Pengujian Mental

Hasil test menunjukkan bahwa semakin lelah seseorang maka tingkat kecepatan, ketelitian dan konsentrasi akan semakin rendah atau sebaliknya Lebih tepat untuk mengukur kelelahan akibat aktivitas atau pekerjaan yang lebih bersifat mental

G. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kelelahan Keja

1. Umur

Faktor umur dapat berpengaruh terhadap waktu reaksi dan perasaan lelah pekerja. Pekerja yang berumur lebih tua terjadi penurunan kekuatan otot, tetapi keadaan ini diimbangi dengan stabilitas emosi yang lebih baik dibanding pekerja yang berumur muda, sehingga dapat berakibat positif dalam melakukan pekerjaan Setyawati, 2007. Pekerja yang berumur diatas 35 tahun memiliki kelemahan pada saat melakukan pekerjaan dengan temperatur panas dibandingkan dengan pekerja yang berumur dibawah 35 tahun Davis, 2001. Pada usia 65-70 tahun kekuatan otot tersebut secara berangsur-angsur akan menurun Permaesih, 2000. Penurunan kekuatan otot ini dipengaruhi oleh bertambahnya umur Tarwaka, dkk, 2004, aktifitas fisik yang dilakukan, dan dipercepat jika seseorang tidak melakukan latihan Permaesih, 2000. Proses penuaan serta kurangnya kemampuan kerja disebabkan oleh hilangnya fungsi otot, terjadinya penurunan kerja jantung, dan hilangnya kapasitas aerobik Bridger, 2003. Umur seseorang akan mempengaruhi kondisi tubuh. Semakin tua umur seseorang semakin besar tingkat kelelahan. Fungsi faal tubuh yang dapat berubah karena faktor usia mempengaruhi ketahanan tubuh dan kapasitas kerja seseorang. Seseorang yang berumur muda sanggup melakukan pekerjaan berat dan sebaliknya jika seseorang berusia lanjut maka kemampuan untuk melakukan pekerjaan berat akan menurun karena merasa cepat lelah dan tidak bergerak dengan gesit ketika melaksanakan tugasnya sehingga mempengaruhi kinerjanya Suma’mur, 1996. Hal ini sebanding dengan hasil penelitian kelelahan pada pekerja proyek dimana kelelahan berat paling banyak dialami oleh pekerja yang berusia diatas 37 tahun, sehingga dapat dikatakan adanya hubungan yang bermakna antara usia pekerja dengan kelelahan kerja Marif, 2013.