Pembuat Tahu Tahapan Pembuatan Tahu

diperoleh dari sisa-sisa pembangunan rumah. Tujuan perebusan adalah untuk mendenaturasi protein dari kedelai sehingga protein mudah terkoagulasi saat penambahan asam. Titik akhir perebusan ditandai dengan timbulnya gelembung-gelembung panas dan mengentalnya larutanbubur kedelai. Proses ini menghasilkan tekanan panas sekitar 29° sampai 32° C yang dapat mengganggu proses kerja. 5 Penyaringan Setelah bubur kedelai direbus dan mengental, dilakukan proses penyaringan dengan menggunakan kain saring. Tujuan dari proses penyaringan ini adalah memisahkan antara sari kedelai dengan ampas atau limbah kedelai yang tidak diinginkan. Pada proses penyaringan ini bubur kedelai yang telah mendidih dan sedikit mengental dipindahkan ke dalam bak yang diatasnya terdapat kain saring. Bubur tersebut dialirkan melewati kain saring yang ada diatas bak penampung. Proses penyaringan ini melibatkan seluruh aktifitas tubuh karena dilakukan secara terus-menerus dengan cara menggoyang- goyangkan kain saringan, ada pula yang menginjak-injak alat saringan menggunakan kaki untuk membantu proses penyaringan. Proses ini dilakukan sampai memperoleh sari kedelai yang bersih dari limbah kedelai yang tidak diinginkan. Kemudian saringan yang berisi ampas diperas sampai benar-benar kering. Ampas hasil penyaringan disebut ampas yang kering, ampas tersebut dipindahkan ke dalam karung. Ampas tersebut dimanfaatkan untuk makanan ternak ataupun dijual untuk bahan dasar pembuatan tempe gembus. 6 Pengendapan Dari proses penyaringan diperoleh sari kedelai putih seperti susu yang kemudian akan diproses lebih lanjut. Sari kedelai yang didapat kemudian ditambahkan asam cuka yang berfungsi untuk mengendapkan dan menggumpalkan protein tahu sehingga terjadi pemisahan antara lapisan atas whey dengan lapisan bawah endapan tahu. Endapan tersebut yang merupakan bahan utama yang akan dicetak menjadi tahu. Lapisan atas whey yang berupa limbah cair merupakan bahan dasar yang akan diolah menjadi Nata De Soya. 7 Pencetakan dan Pengepresan Proses pencetakan dan pengepresan merupakan tahap akhir pembuatan tahu. Terdapat dua cetakan yang digunakan, yaitu cetakan kain untuk mencetak tahu berukuran 5×5 atau 10×10 cm dan cetakan yang terbuat dari kayu berukuran 70×70 cm dan berisi ruang-ruang berukuran 5×5 cm. Lubang tersebut bertujuan untuk memudahkan air keluar saat proses pengepresan. Sebelum proses pencetakan yang harus dilakukan adalah memasang kain saring tipis di permukaan cetakan. Setelah itu, endapan yang telah dihasilkan pada tahap sebelumnya dipindahkan dengan menggunakan alat semacam wajan secara pelan-pelan. Selanjutnya kain saring ditutup rapat dan kemudian diletakkan kayu yang berukuran hampir sama dengan cetakan di bagian atasnya. Setelah itu, bagian atas cetakan diberi beban untuk membantu mempercepat proses pengepresan tahu. Tahu siap dikeluarkan dari cetakan apabila tahu tersebut sudah cukup keras dan tidak hancur bila digoyang. 8 Pemotongan Tahu Setelah proses pencetakan selesai, dilakukan proses pemotongan. Proses pemotongan ini untuk tahu yang dicetak menggunakan cetakan kayu. Tahu yang sudah jadi dikeluarkan dari cetakan dengan cara membalik cetakan dan kemudian membuka kain saring yang melapisi tahu. Setelah itu, tahu dipotong sesuai ukuran, kemudian tahu dipindahkan ke dalam bak yang berisi air agar tahu tidak hancur. Bagan 2.1 Alur Pembuatan Tahu

B. Kelelahan Kerja

1. Definisi Kelelahan

Kelelahan merupakan kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan yang biasa terjadi kepada semua orang dalam kehidupan sehari-hari dan disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan Perendaman Pencucian Kedelai Penggilingan Perebusan Pemasakan Penyaringan Pengendapan Pencetakan dan Pengepresan Pemotongan Tahu dalam bekerja Budiono, dkk, 2003, Sedarmayanti, 2009. Pendapat lainnya mendeskripsikan kelelahan menjadi tiga definisi umum yaitu Bridger, 2003: a. Kelelahan “kantuk” yaitu kelelahan yang disebabkan karena kurangnya waktu tidur dan adanya gangguan irama sirkadian. b. Kelelahan “capek” yaitu kelelahan yang disebabkan karena melakukan aktivitas fisik yang berat atau berlebih. c. K elelahan “mental” yaitu kelelahan yang mengacu pada mental akibat melakukan pekerjaan yang sama berulang-ulang. Kelelahan merupakan suatu kondisi menurunnya efisiensi, performa kerja, dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan Wignjosoebroto, 2003. Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda- beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh Tarwaka, 2013.

2. Definisi Kelelahan Kerja

Kelelahan kerja adalah suatu pola yang timbul pada suatu keadaan yang secara umum terjadi pada pekerja, dimana pekerja tidak sanggup lagi untuk melakukan pekerjaan sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan produktivitas kerja akibat faktor pekerjaan Riyadina, 1996, Sedarmayanti, 2009. Sedangkan pendapat lain menyebutkan bahwa kelelahan kerja merupakan proses menurunnya efisiensi, performance kerja, dan berkurangnya kekuatanketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan Suma’mur, 1996. Kelelahan kerja akan menambah tingkat kesalahan kerja dan menurunkan kinerja atau produktivitas. Jika kesalahan kerja meningkat, akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri Nurmianto, 2003.

C. Jenis Kelelahan

Kelelahan dibagi atas dua jenis, yaitu Budiono, dkk, 2003: 1. Kelelahan otot merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri pada otot. 2. Kelelahan umum merupakan kelelahan yang ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh pekerjaan yang sifatnya statismonoton, intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, kondisi mental dan psikologis, status kesehatan, dan gizi. Pengaruh-pengaruh tersebut terakumulasi di dalam tubuh manusia dan menimbulkan perasaan lelah yang dapat menyebabkan seseorang berhenti bekerja beraktivitas. Di samping itu, kelelahan juga diklasifikasikan menjadi 6 bagian, yaitu Grandjean, 1988: 1. Kelelahan mata, yaitu kelelahan yang timbul akibat terlalu tegangnya sistem penglihatan. 2. Kelelahan tubuh secara umum, yaitu kelelahan akibat beban fisik yang berlebihan. 3. Kelelahan mental, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh pekerjaan mental atau intelektual. 4. Kelelahan syaraf, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh tekanan berlebihan pada salah satu bagian sistem psikomotor, seperti pada pekerjaan yang membutuhkan keterampilan, melakukan pekerjaan yang berulang-ulang. 5. Kelelahan kronis, yaitu kelelahan akibat akumulasi efek jangka panjang. 6. Kelelahan sirkadian, yaitu bagian dari ritme siang-malam, dan memulai periode tidur yang baru. Kelelahan dapat diatasi dengan beristirahat untuk menyegarkan tubuh. Apabila kelelahan tidak segera diatasi dan pekerja dipaksa untuk terus bekerja, maka kelelahan akan semakin parah dan dapat mengurangi