≤ 85 dB, mengetahui perbedaan kelelahan kerja antara kelompok pembuat tahu yang tidak terpapar pencahayaan ideal: 300 lux dengan
kelompok yang terpapar pencahayaan ideal: ≥ 300 lux, dan mengetahui
perbedaan kelelahan kerja antara kelompok pembuat tahu yang terpapar tekanan panas dengan kelompok yang tidak terpapar tekanan panas.
Dari hasil uji statistik akan didapatkan nilai p-value. Jika p-value 0,05 maka perhitungan secara statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh
bermakna antara variabel independen dan variabel dependen. Sedangkan jika p-value
≥ 0,05 maka perhitungan secara statistik menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh bermakna antara variabel independen dan variabel
dependen.
100
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian
Terdapat 7 tujuh buah tempat pembuatan tahu yang menjadi lokasi penelitian yang tersebar di wilayah Kecamatan Ciputat dan Ciputat Timur
pada tahun 2014. Jumlah pekerja yang bekerja pada ketujuh tempat pembuatan tahu tersebut adalah sebanyak 80 orang. Berikut ini data tempat
pembuatan tahu dan pekerjanya yang ada di wilayah Kecamatan Ciputat dan Ciputat Timur tahun 2014.
Tabel 5.1 Distribusi Jumlah Pembuat Tahu dan Jenis Tahu yang Diproduksi
Berdasarkan Kelurahan di Wilayah Kecamatan Ciputat dan Ciputat Timur Tahun 2014
Kecamatan Kelurahan Jumlah
Tempat Pembuatan
Tahu Jumlah
Pembuat Tahu
Jenis Tahu
Ciputat Sawah
4 53
Tahu Kuning, Tahu Cina, Tahu Goreng, Tahu Pong,
Tahu Putih, dan Tahu Gejrot Ciputat
1 9
Tahu Goreng, Tahu Pong, dan Tahu Putih
Ciputat Timur
Pisangan 2
18 Tahu Kuning, Tahu Goreng,
Tahu Pong, dan Tahu Putih
Total 7
80
Dalam satu kali produksi, rata-rata tempat pembuatan tahu di Wilayah Ciputat dan Ciputat Timur mampu mengolah sebanyak 5 lima
sampai 9 sembilan kuintal kacang kedelai. Hasil produksinya dipasarkan di wilayah Tangerang Selatan, Pondok Labu, Cilandak dan Depok. Bahkan
terdapat satu tempat pembuatan tahu yang menyuplai tahu untuk restoran bakso ternama di ibu kota.
Bagian pekerjaan pada pembuat tahu di wilayah Ciputat dan Ciputat Timur sesuai dengan alur proses pembuatan tahu. Namun terdapat pekerja
yang mengerjakan dua sampai tiga proses sekaligus. Pembagian kerja tersebut umumnya terdiri dari bagian penggilingan, bagian penyaringan,
bagian pencetakan, dan bagian penggorengan. Bagian penggilingan bertugas melakukan perendaman, pencucian,
dan penggilingan kedelai. Bagian penyaringan bertugas melakukan perebusanpemasakan, penyaringan, dan pengendapan. Bagian pencetakan
bertugas melakukan
pengendapan, pencetakan,
pengepresan, dan
pemotongan. Pada beberapa tempat pembuatan tahu terdapat pembagian pekerjaan sebagai penggoreng yang bertugas menggoreng tahu.
Namun, terdapat satu buah tempat pembuatan tahu yang pembagian kerjanya tidak jelas seperti tempat pembuatan tahu yang lain. Dimana
pekerjanya mengerjakan semua bagian dari proses produksi atau biasa disebut pekerja serabutan.
B. Hasil Analisis Univariat
1. Gambaran Kelelahan Kerja
Reaction Time adalah jangka waktu dari adanya pemberian suatu rangsang sampai kepada suatu kesadaran atau dilaksanakan
gerakankegiatan. Perpanjangan waktu reaksi merupakan petunjuk adanya perlambatan pada proses faal syaraf dan otot.
Indikator pekerja mengalami kelelahan dapat diperoleh dari hasil pengukuran kelelahan dengan uji Reaction Timer. Dalam uji Reaction
Timer dapat digunakan rangsangan berupa nyala lampu yang kemudian pekerja akan meresponnya, sehingga dapat dihitung waktu yang
dibutuhkan pekerja untuk merespon rangsangan tersebut, dimana satuan waktunya adalah mili detik.
Adapun hasil penelitian tentang gambaran kelelahan kerja reaction timer test pada pekerja dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Distribusi Kelelahan Kerja
Reaction Timer Test pada Pembuat Tahu di Wilayah Kecamatan Ciputat dan Ciputat Timur
Tahun 2014 Variabel
Nilai Median
Nilai Rata-rata
Standar Deviasi
Nilai Min- Maks
Kelelahan Kerja 483,00
505,24 201,76
246-1598
Data diatas memperlihatkan berdasarkan pengukuran kelelahan kerja menggunakan reaction timer test, nilai median kelelahan kerja
yang terjadi pada pembuat tahu di wilayah Kecamatan Ciputat dan Ciputat Timur adalah 483,00 mili detik dimana termasuk tingkat
kelelahan kerja sedang. Waktu reaksi tersingkat adalah 246 mili detik dan terlama adalah 1598 mili detik.
Selanjutnya kelelahan kerja yang diukur menggunakan kuesioner subjective self rating test sebagai indikator kelelahan kerja. Indikator
tersebut yaitu, indikator pelemahan kegiatan, indikator pelemahan motivasi, dan indikator kelelahan fisik. Adapun hasil penelitian tentang
gambaran kelelahan kerja reaction timer test berdasarkan subjective
self rating test pada pekerja dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3 Distribusi Kelelahan Kerja
Reaction Timer Test berdasarkan Subjective Self Rating Test pada Pembuat Tahu di Wilayah
Kecamatan Ciputat dan Ciputat Timur Tahun 2014 Indikator
Subjective Self Rating Test
Kelelahan Kerja Total
Berat Sedang
Ringan n
n n
n Pelemahan
Kegiatan 11
22,4 25
51,0 13
26,5 49
100,0
Pelemahan Motivasi
2 18,2
8 72,7
1 9,1
11 100,0
Kelelahan Fisik
6 40,0
3 20,0
6 40,0
15 100,0
Total 19
25,3 36
48,0 20
26,7 75
100,0
Data diatas diketahui bahwa sebagian besar pembuat tahu mengalami gejala pelemahan kegiatan, yaitu 49 orang. Dimana pembuat
tahu paling banyak mengalami kelelahan kerja tingkat sedang yaitu 25