Gejala Kelelahan TINJAUAN PUSTAKA

F. Metode Pengukuran Kelelahan

Sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan secara langsung. Pengukuran-pengukuran yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya hanya berupa indikator yang menunjukkan terjadinya kelelahan akibat kerja Grandjean, 1993 dalam Tarwaka, 2013. Pengukuran kelelahan dapat dilakukan dengan enam metode yang berbeda Kroemer dan Grandjean, 1997, yaitu:

1. Kualitas dan Kuantitas Hasil Kerja

Pada metode ini, hasil kerja digambarkan sebagai jumlah proses kerja dan waktu yang digunakan setiap unit proses atau jumlah operasi yang dilakukan setiap unit waktu. Metode ini biasanya digunakan sebagai pengukuran tidak langsung karena banyak faktor yang perlu dipertimbangkan seperti target produksi, perilaku psikologis dalam kerja, dan faktor sosial Kroemer dan Grandjean, 1997. Sedangkan kualitas hasil kerja seperti kerusakan produk, penolakan produk, atau frekuensi kecelakaan dapat menggambarkan terjadinya kelelahan, tetapi faktor tersebut bukan merupakan faktor penyebab Tarwaka, 2013.

2. Perasaan Kelelahan Secara Subjektif

Saat ini telah ada alat untuk mengukur kelelahan dengan menggabungkan beberapa indikator untuk menginterpretasikan hasil yang dapat dipercaya. Mengutamakan perasaan subjektif terhadap kelelahan perlu diperhatikan Kroemer dan Grandjean, 1997. Kuesioner khusus digunakan untuk menilai perasaan kelelahan secara subyektif. Subjective Self Rating Test SSRT dari Industrial Fatigue Research Committee IFRC Jepang, merupakan salah satu kuesioner yang dibuat pada tahun 1967, berisi gejala kelelahan umum yang dapat untuk mengukur tingkat kelelahan subjektif Tarwaka, 2013. Kuesioner ini berisi 30 pertanyaan sebagai indikator yang terdiri dari 10 pertanyaan sebagai indikator tentang pelemahan kegiatan, 10 pertanyaan sebagai indikator tentang pelemahan motivasi, dan 10 pertanyaan sebagai indikator tentang gambaran kelelahan fisik. Tabel 2.1 Daftar Pertanyaan Kuesioner Subjective Self Rating Test SSRT 10 Pertanyaan tentang Pelemahan Kegiatan 10 Pertanyaan tentang Pelemahan Motivasi 10 Pertanyaan tentang Gambaran Kelelahan Fisik a. Perasaan berat di kepala a. Merasa susah berpikir a. Sakit di bagian kepala b. Merasa lelah seluruh badan b. Malas untuk bicara b. Sakit di bagian bahu c. Merasa berat di kaki c. Merasa gugup c. Sakit di bagian punggung d. Sering menguap saat bekerja d. Tidak dapat berkonsentrasi d. Merasa nafas tertekan e. Merasa kacau pikiran saat bekerja e. Tidak dapat memusatkan perhatian e. Haus f. Menjadi mengantuk f. Cenderung mudah melupakan sesuatu f. Suara serak g. Merasakan beban pada mata g. Kurang kepercayaan diri g. Merasa pening h. Kaku dan canggung dalam gerakan h. Cemas terhadap sesuatu h. Merasa ada yang mengganjal di kelopak mata i. Tidak seimbang saat berdiri i. Tidak dapat mengontrol sikap i. Anggota badan terasa gemetar j. Ingin berbaring j. Tidak tekun dalam pekerjaan j. Merasa kurang sehat Sumber: Tarwaka, dkk, 2004. Semakin tinggi frekuensi gejala kelelahan muncul dapat diartikan semakin besar pula tingkat kelelahan. Kuesioner ini kemudian dikembangkan dimana jawaban-jawaban kuesioner diskoring sesuai empat skala Likert Susetyo, 2008. Apabila menggunakan penilaian dengan skala Likert, maka setiap skor atau nilai haruslah memiliki definisi operasional yang jelas dan mudah dipahami oleh responden. Jawaban untuk kuesioner IFRC tersebut