Tabel 2.4 Intensitas Kebisingan yang Diperbolehkan Berdasarkan Waktu
Pemaparan dalam Satu Hari Waktu Pemaparan dalam Satu Hari
Intensitas Kebisingan dBA
8 Jam
85 4
88 2
91 1
94 30
Menit 97
15 100
7.5 103
3,75 106
1.88 109
0.94 112
28.12 Detik
115 14.06
118 7.03
121 3.52
124 1.76
127 0.88
130 0.44
133 0.22
136 0.11
139 Sumber: Permenakertrans No. 13, 2011
SLM merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kebisingan di tempat kerja. Metode pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja
dapat dilihat pada Standar Nasional Indonesia SNI 7231 tahun 2009. a.  Prinsip pengukuran
Tingkat  tekanan  bunyi  diukur  dengan  alat  SLM  yang mempunyai  kelengkapan  Leq  A  dengan  rentang  waktu  tertentu  pada
pembobotan  waktu  S. Tekanan  bunyi  menyentuh  membran  mikropon
pada  alat,  sinyal  bunyi  diubah  menjadi  sinyal  listrik  dilewatkan  pada filter pembobotan weighting network, sinyal dikuatkan oleh amplifier
diteruskan  pada  layar  hingga  dapat  terbaca  tingkat  intensitas  bunyi yang terukur.
b.  Peralatan SLM  yang  digunakan  untuk  mengukur  tingkat  intensitas
kebisingan  di  tempat  kerja  memiliki  kelengkapan  untuk  mengukur tingkat  tekanan  SLM  bunyi  sinambung  setara  pada  pembobotan  A
secara  langsung  ataupun  tidak  langsung.  Alat  ukur  tersebut  sesuai dengan  yang  ditetapkan  SNI  05-2962-1992.  Yaitu  alat  ini  minimal
memiliki  kelengkapan  berupa  skala  pembobotan  A  dan  kecepatan respon pada pembobotan waktu slow S.
Alat  ukur  SLM  sebelum  digunakan,  harus  dikalibrasi  sesuai dengan  konfigurasi  yang  dimuat  di  dalam  buku  petunjuk  alat.  Alat
ukur  tersebut  juga  harus  memiliki  sertifikat  kalibrasi  yang  masih berlaku.
c.  Proses Pengukuran 1  Hidupkan alat ukur intensitas kebisingan.
2  Periksa  kondisi  batrei,  pastikan  bahwa  keadaan  power  dalam kondisi baik.
3  Pastikan skala pembobotan.
4  Sesuaikan  pembobotan  waktu  respon  alat  ukur  dengan karakteristik  sumber  bunyi  yang  diukur  S  untuk  sumber  bunyi
relatif konstan atau F untuk sumber bunyi kejut. 5  Posisikan mikropon alat ukur setinggi posisi telinga manusia yang
ada  di  tempat  kerja.  Hindari  terjadinya  refleksi  bunyi  dari  tubuh atau penghalang sumber bunyi.
6  Arahkan  mikropon  alat  ukur  dengan  sumber  bunyi  sesuai  dengan karakteristik  mikropon  mikropon  tegak  lurus  dengan  sumber
bunyi, 70° sampai 80° dari sumber bunyi. 7  Pilih  tingkat  tekanan  bunyi  SPL  atau  tingkat  tekanan  bunyi
sinambung setara Leq, sesuaikan dengan tujuan pengukuran. 8  Catatlah  hasil  pengukuran  intensitas  kebisingan  pada  lembar  data
sampling.  Lembar  data  sampling  minimum  memuat  ketentuan seperti berikut:
a  Nama perusahaan: b  Alamat perusahaan:
c  Tanggal sampling: d  Lokasi titik pengukuran:
e  Rentang waktu pengukuran: f  Hasil pengukuran intensitas kebisingan:
g  Tipe alat ukur:
h  Tipe kalibrator: i  Penanggung jawab hasil pengukuran:
9  Bila  alat  ukur  SLM  tidak  memiliki  fasilitas  Leq,  maka  dihitung secara manual dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: L1 adalah tingkat tekanan bunyi pada periode t1;
Ln adalah tingkat tekanan bunyi pada periode n;
T adalah total waktu t1+t2 + ... tn.
8. Tingkat Pencahayaan
Penerangan ditempat kerja merupakan salah satu sumber cahaya yang menerangi  benda-benda  ditempat  kerja.  Banyak  objek  kerja  beserta  benda
atau  alat  dan  kondisi  di  sekitar  yang  perlu  dilihat  oleh  tenaga  kerja.  Hal  ini penting  untuk  menghindari  kecelakaan  yang  mungkin  terjadi.  Selain  itu
penerangan  yang memadai memberikan kesan pemandangan  yang lebih baik dan  keadaan  lingkungan  yang  menyegarkan  Su
ma’mur,  1996.  Jika pencahayaan  ditempat  kerja  kurang,  dapat  menyebabkan  perasaan  tidak
nyaman, gangguan atau sakit yang meningkat dari waktu ke waktu, dan dapat menyebabkan  kelelahan  A.  Wolska  dalam  Karwowski,  2001.  Hal  ini
sebanding  dengan  hasil  penelitian  di  PT.  Indokores  Sahabat  Purbalingga
menunjukkan  ada  hubungan  yang  signifikan  antara  pencahayaan  dengan kelelahan tenaga kerja Risva, 2002.
Pencahayaan  di  tempat  kerja  memiliki  standar  berdasarkan  jenis kegiatan  pekerjaan  tersebut  menurut  Keputusan  Menteri  Kesehatan  RI.  No.
1405 Tahun 2002:
Tabel 2.5 Standar Tingkat Pencahayaan di Lingkungan Kerja
Jenis Kegiatan Tingkat Pencahayaan
Minimal lux Keterangan
Pekerjaan  kasar  dan tidak terus-menerus
100 Ruang  penyimpanan    ruang
peralataninstalasi yang
memerlukan pekerjaan
yang kontinyu
Pekerjaan  kasar  dan terus-menerus
200 Pekerjaan
dengan mesin
dan perakitan kasar
Pekerjaan rutin 300
Ruang  administrasi,  ruang  kontrol, pekerjaan
mesin perakitanpenyusun
Pekerjaan agak halus 500
Pembuatan  gambar  atau  bekerja dengan  mesin  kantor,  pekerjaan
pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin
Pekerjaan halus 1000
Pemilihan warna,
pemrosesan tekstil,  pekerjaan  mesin  halus
perakitan halus Pekerjaan
amat halus
1500 Mengukir
dengan tangan,
pemeriksaan  pekerjaan  mesin  dan perakitan yang sangat halus
Pekerjaan terinci 3000
Pemeriksaan  pekerjaan,  perakitan sangat halus
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 1405 Tahun 2002 Selain  itu  standar  pencahayaan  di  dapur  atau  tempat  kerja  seperti
industri  pembuatan  makanan  membutuhkan  pencahayaan  minimal  300  lux
HOLOPHANE,  2010.  Industri  tersebut  memiliki  ciri  dan  karakter  seperti industri pembuatan tahu. Ciri-ciri tersebut antara lain bekerja di tempat seperti
dapur,  didalamnya  terdapat  proses  perebusan  didalamnya,  dan  pekerja  tidak diam dalam waktu lama.
Lux  adalah  satuan  intensitas  penerangan  per  meter  persegi  yang dijatuhi  arus  cahaya  1  lumen.  Lux  meter  adalah    alat  yang  digunakan  untuk
mengukur  intensitas  penerangan  dalam  satuan  lux.  Penerangan  setempat
adalah  penerangan  di  tempat  obyek  kerja,  baik  berupa  meja  kerja  maupun
peralatan.  Lalu, penerangan  umum adalah penerangan di seluruh area tempat
kerja SNI 16-7062 tahun 2004. Metode pengukuran intensitas penerangan di tempat kerja dapat dilihat
pada SNI 16-7062 tahun 2004. a.  Prinsip
Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat lux meter yang hasilnya dapat langsung dibaca. Alat ini mengubah energi cahaya menjadi
energi listrik, kemudian energi listrik dalam bentuk arus digunakan untuk menggerakkan  jarum  skala.  Untuk  alat  digital,  energi  listrik  diubah
menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor. b.  Prosedur kerja
1  Persiapan.  Lux  meter  dikalibrasi  oleh  laboratorium  kalibrasi  yang terakreditasi.
2  Penentuan  titik  pengukuran.  Penerangan  setempat,  pengukuran  dapat dilakukan di atas meja yang ada. Dan penerangan umum: titik potong
garis  horizontal  panjang  dan  lebar  ruangan  pada  setiap  jarak  tertentu setinggi satu meter dari lantai.
3  Persyaratan  pengukuran.  Pintu  ruangan  dalam  keadaan  sesuai  dengan
kondiisi  tempat  pekerjaan  dilakukan  serta  lampu  ruangan  dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan.
4  Tata cara
a  Hidupkan  lux  meter  yang  telah  dikalibrasi  dengan  membuka penutup sensor.
b  Bawa  alat  ke  tempat  titik  pengukuran  yang  telah  ditentukan, penerangan setempat atau umum.
c  Baca  hasil  pengukuran  pada  layar  monitor  setelah  menunggu
beberapa saat sehingga didapat nilai angka yang stabil.
d  Catat  hasil  pengukuran  pada  lembar  hasil  pencatatan  untuk intensitas penerangan.
e  Matikan lux meter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan.