Hubungan Wacana dan Konteks

35 2. Giliran percakapan ‘Turn-taking’ seperti dinyatakan dalam pendekatan CA direalisasikan dalam pola antarpersona yaitu modus dan struktur percakapan, khususnya dalam bahasa Inggris. Pendekatan ini dipilih karena LSF menekankan pada analisis teks bukan kalimat-kalimat. Seperti yang disarankan para pakar LSF bahwa dalam mengkaji satu unit linguistik sebaiknya dikaji dari tiga posisi, yaitu dari 1 unit yang lebih besar di atasnya yang di dalam unit di astnya itu, unit linguistik menjadi elemenkonstituen, 2 unit yang lebih kecil di bawahnya yang menjadi elemenkonstituen dan membangun unit bahasa yang dikaji, dan 3 unit yang setara atau sama posisinya dengan unit kajian. Dengan mengkaji bahasa dari tiga sisi tersebut pemahaman fungsional akan diperoleh Saragih, 2009. Oleh karen itu, kesatuan bahasa yang lengkap bukanlah pada tingkat kata atau kalimat sehingga unit terkecil bahasa sekalipun, yaitu bunyi, memiliki makna ketika berfungsi di dalam konteks. Artinya, sistem arti dan sistem lain untuk merealisasikan arti tersebut berada pada tataran terdepan kajian LSF.

2.1.3 Hubungan Wacana dan Konteks

CA dan LSF memandang sama bahwa dalam menganalisis wacana tidak terlepas dari konteks. Hal ini merupakan pandangan yang sama antara CDA dan LSF. Perbedaan di antara CDA dan LSF tepatnya antara pandangan model Fairclough dan model Halliday, yakni . bagaimana konteks diinterpretasikan atau direalisasikan. Fairclough 2003:147 mendiskripsikan konteks situasi atas empat komponen, yaitu: 1 apa yang sedang terjadi; 2 siapa yang terlibat; 3 apa hubungan yang terjadi dengan yang terlibat; serta 4 apa fungsi bahasa pada kejadian tersebut. Komponen yang pertama berkaitan Universitas Sumatera Utara 36 dengan apa yang dikatakan Halliday 1985 ‘Field Dicourse’, yaitu apa yang dibicarakan atau ranah percakapan dan komponen 2 dan 3 adalah apa yang disebut Halliday sebagai orang-orang yang terlibat ‘Tenor’ dan komponen keempat adalah yaitu bagaimana bahasa disampaikan. Yang disebut dengan cara ‘Mode’, Selanjutnya dikatakan bahwa terdapat hubungan wacana sebagai praktek sosial melebihi praktek individu dengan metafungsi bahasa yang berimplikasi kepada tiga hal, yaitu: 1 wacana mempresentasikan realitas, 2 wacana memiliki hubungan denngan struktur sosial, dan 3 wacana adalah daya yang memberikan sumbangan terhadap pengetahuan dan sistem percakapan. Ketiga aspek wacana tersebut berhubungan dengan tiga dimensi makna di dalam bahasa yang disebut Fairclough 2003 fungsi ideasional, fungsi identitas dan fungsi relasional. Fungsi ideasional berhubungan dengan cara-cara di mana wacana memaparkan dunia, hubungan dan proses. Fungsi identitas berkaitan dengan konstruksi hubungan sosial dan fungsi relasional adalah menghubungkan peran dan negosiasi dari hubungan sosial di antara partisipan. Dari uraian ini dapat dilihat bahwa terdapat hubungan antara apa yang dimaksud Halliday sebagai fungsi ideasional yaitu memaparkan pengalaman atau realitas dan fungsi identitas dan relasional sebagai fungsi antarpersona yang memaparkan realitas sosial. Fairclough menyusun seperangkat hubungan antara wacana sebagai praktek sosial dan metafungsi bahasa. Halliday menyusun seperangkat hubungan antara variabel konteks seperti ranah ‘field’, pelibat ‘tenor’ dan sarana ‘mode’ dengan metafungsi bahasa. Selanjutnya metafungsi bahasa dihubungkan dengan leksikogramar tetapi Fairclough kelihatannya menghubungkan metafungsi bahasa dengan kosakata bukan dengan struktur atau leksikogramar. Universitas Sumatera Utara 37

2.1.4 Metafungsi Bahasa