Sistem Jejaring Percakapan dalam Konteks Biasa

206 BAB V TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini disajikan temuan penelitian tentang sistem dan struktur percakapan bahasa Karo berdasarkan analisis data yang telah diuraikan pada bab IV dan pembahasan temuan tersebut. Temuan dibagi atas: 1 Sistem percakapan dalam bahasa Karo, 2 Struktur Percakapan dalam bahasa Karo, dan 3 Realisasi metafora dalam system dan struktur bahasa Karo

5.1 Sistem Percakapan Bahasa Karo

Berdasarkan analisis data dan merujuk kepada sistem percakapan secara umum seperti yang telah diuraikan pada Bab II, diinterpretasikan bahwa sistem percakapan dalam bahasa Karo terdiri dari tiga bentuk, yaitu 1 sistem jejaring percakapan dalam konteks biasa, 2 sistem jejaring percakapan dalam konteks tidak biasa yang terdiri dari konteks memasuki rumah baru dan konteks situasi kematian.

5.1.1 Sistem Jejaring Percakapan dalam Konteks Biasa

Figura 5.1 yaitu figura sistem jejaring percakapan bahasa Karo dalam konteks situasi biasa memperlihatkan bahwa sistem percakapan secara umum terdiri dari tiga faktor, yaitu peristiwa, orientasi dan interaksi. Peristiwa sebagai terdiri dari tiga unsur, yaitu penutur, kontak dan konteks. Penutur yang tidak dibenarkan berbicara secara langsung memilih langkah k2 Universitas Sumatera Utara 207 dalam meminta infromasi dan langkah k1 dalam memberi informasi serta dalam meminta dan memberi barang dan jasa digunakan langkah a2 dan a1. Penutur yang tidak dibenarkan berbicara secara langsung menggunakan langkah k2a2 ketika meminta informasi dan langkah k1a2 ketika memberi informasi dan ketika meminta dan memberi barang dan jasa menggunakan langkah a2 dan langkah a1. Kontak adalah cara penutur menukarkan pengalamannya yaitu secara langsung atau tidak langsung. Konteks adalah situasi komunikasi terjadi yaitu dalam konteks situasi biasa dan tidak biasa. Orientasi yaitu peran yang dilakukan oleh penutur memulai atau menanggapi percakapan. Interaksi menunjukkan apakah terjadi interaksi + atau tidak terjadi interaksi -. Jika penutur menanggapi percakapan terjadi interaksi. Penutur yang tidak dibenarkan berbicara secara langsung menanggapi percakapan dengan menggunakan langkah k2f dan k1f ketika meminta dan memberi informasi serta a2f dan a1f ketika meminta dan memberi barang dan jasa. Penutur yang tidak dibenarkan berbicara secara langsung menggunakan langkah k2a2f dan k1 a2f ketika meminta dan memberi informasi. Universitas Sumatera Utara 208 Sistem Percakapan 1. Peristiwa 2. Orientasi 3. Interaksi 1. Penutur 2. Kontak 3. Konteks Memulai Menanggapi Ada + Tidak Ada - A B Langsung Tidak Langsung Tidak Biasa Biasa k a k2 k2a2 dk1a2 k1 a2 da1 a1 a2f a1f k2f a2f k1f a1 k2f k1f Figura 5.1: Sistem Jejaring Percakapan Bahasa Karo dalam konteks biasa Universitas Sumatera Utara 209

5.1.2 Sistem Jejaring Percakapan dalam Konteks Memasuki Rumah Baru