186
k1f B: yah enggo merandal senina, reh nina kalimbubu cakapken kai Prn Decl siarihken sanngana embah belo selambar cakapken si tengtengna
nina. ‘baiklah, kata kalimbubu kita bicarakan apa yang kita musyawa- rahkan pada saat embah belo selambar bicarakan yang sebenarnya’ Bib13
8 StrukturPercakapan Percakapan
Fungsi Ujar Modus
k1B: Yah bapa Beni, ibas perjumpaan enda, tersinget-singet anak Prn Decl
berunta kaikin sicakapken sanga embah belo selambar.
‘Ayo Bapak Beni, dalam pertemuan ini, bertanya anak beru kita apa yang kita bicarakan saat embah belo selambar.’
k2 B: sanga ndai uga kin cakapta ‘Pada saat itu apa yang kita bicarakan?’ Pn Interro k2 B: Arihkan ras kalimbubu kaikin nari si kurang
Com Imper a2 ‘Musyawarahkan apa lagi yang kurang’
cl D: Sungkun kalimbubunta ma bage kin? ‘tanya kalimbubu kita, RPn Interro
begitukan?’
rcl B: Bage nge sisungkun kalimbubunta ‘yalah kita tanya kalimbubu kita’ Prn Decl
Bib14
c. Metafora dalam Acara Pernikahan ‘Mata kerja’
Fase pernikahan ‘mata kerja’ adalah fase ketiga dan terakhir dari upacara perkawinan dalam suku Karo. Pada fase ini dilakukan kegiatan yang telah dibicarakan pada fase kedua
tunangan ‘nganting manok’, Berdasarkan analisis terhadap data yang diperoleh metafora tidak banyak ditemukan dalam fase pernikahan karena percakapan yang terjadi dalam pernikahan ini
adalah melaksanakan apa yang telah disepakati pada saat meminang dan bertunangan. Akibatnya Struktur yang dihasilkan singkat dan sederhana. Struktur percakapan berikut ini di
dalamnya terbentuk metafora.
1
Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus
k2 B: E…kita anak beru Ginting kerina uga ninta?Waluh puluh Pn Interro enem ribu asa rudang-rudang kalimbubunta enggo mpal,
Universitas Sumatera Utara
187
enggo mpal, ngikuri sada, telu puluh enem ribu, tah anak beru menteri gia gelarna ‘Kepada anak beru bagai-mana
pendapat kita? Delapan puluh enam ribu sebanyak rudang- rudang kalimbubu kita, sudah impal, sudah impal, anak beru
ngikuri atau anak beru menteri satu yaitu tiga puluh enam ribu.’
ch D: Egia ma enggom siakap pas? RPn Interro ‘Begitupun apa sudah kita anggap sesuai?’
k1 A: inget-inget nina dua puluh empat ribu Prn Decl ‘Ingat-ingat katanya dua puluh empat ribu’ Membaca
K2f B: O.ei…ya ena pe enggo payo ‘itu pun sudah sesuai’ Prn Decl k1f A: enggo payo? ‘Sudah Sesuai?’ Pn Interro
Struktur percakapan di atas memperlihatkan terbentuknya metafora langkah karena ketika penutur A meminta imformasi kepada penutur B dijawab dengan pertanyaan. Lazimnya permintaan
imformasi ditanggapi dengan klausa deklaratif. 2
Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus
a2 B: Yak, ei sentabi kami man bandu kam kalimbubu kami singalo Ph Decl ulu emas, ras singalo ciken-ciken, enda sehken kami mbandu,
kampil kehamaten man bandu, sada nge enda ban kami kampilna tapi dua isapna.‘Mohon maaf kami kepada kalimbubu singalo
ulu emas, dan singalo ciken-ciken, ini kami sampaikan tepak kehormatan, hanya satu tapi dua bungkus rokoknya’
a2 B: Sikap kam dage Ginting mergana, ‘Bersiaplah marga Ginting’ Ph Imper a2 B: aloken kam dage kampil kehamaten kami enda ndai. Ph Imper
‘Terimalah tepak kehormatan ini’ a1 C: Nonverbal BIc12
Pada percakapan di atas, penutur B memerintah kalimbubu untuk menerima tepak kehormatan dengan menggunakan modus deklaratif dan diikuti dengan modus imperatif seperti
yang ditemukan dalam struktur no:2. Dengan demikian, terdapat metapora modus di dalam struktur no.2 karena langkah perintah lazimnya direalisasikan dalam bentuk imperatif namun
dalam struktur ini direalisasikan dengan modus deklaratif. Struktur percakapan no. 3 memperlihatkan bahwa penutur A sebagai pihak anak
beru meminta imformasi kepada kalimbubu tidak direalisasikan dengan modus
Universitas Sumatera Utara
188 interogatif melainkan dengan modus deklaratif sehingga terbentuk metafora modus. Hal ini
dilakukan untuk menghormati kalimbubu.
3
Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus
k1 A: Man kam kerina kalimbubu kami Ginting mergana, Prn Decl a… dakam nderbinai enggo kita nganting manuk.
jadi reh nina anak beru siempo maka erpagi- pagi enda me ate kami ersukat emas nina. ‘Kepada kalimbubu
kami marga Ginting, tadi malam kita sudah nganting manuk, kata anak beru pihak pengantin laki-laki bahwa
pagi ini akan diadakan pedalan ulu emas.’
k2 A: kerna sienda perlu denga nge akapndu ogeken kami Pn Decl adi ndrbinai enggom kam pulung I je kerina. ‘Dalam
hal ini menurut kalimbubu apa perlu kami bacakan karena tadi malam hadirnya kalimbubu semua di sini?’
a2 A: Oe arih kam orati puang kami. ‘musyawarahkan dengan Ph Imper puang kami’
cf C: E....bagenda sitik mpal, sienda dakam enggo gia nderbinai RPh Decl kita nganting manuk, amin la gia lit perobahen,
iogekenlah nina kalimbubu kami. ‘Begini impal walaupun kita tadi malam hadir di sini semua dan meskipun tidak ada
perubahan, menurut kami bacakan saja’
a2 A: Momokenndu dagena.’Umumkanlah’ Ph Imper
ch B: Oe ya.cuba ogekenndu mpal yah ‘ Ya.. bacakanlah impal’ Ph Imper
rch A: E sibegin kam dage kalimbubu kami ginting mergana Ph Imper
bagepe ras puang terus ku puang nipuang bagepe singalo perbibin, sirembah ku lau karina. BIc17
Metapora modus juga terdapat dalam struktur no.4 Penutur A merealisasikan perintah dengan modus deklaratif bukan imperatif terhadap kalimbubu.
4
Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus
a2 A:Man bandu puang kami singalo ulu emas, ginting mergana, Ph Decl nina sembuyakndu Ginting mergana, kam tegun sinereh,
ku jabuta kam gelah ras kam ngaloken tukur anak kami nina. ‘Kepada puang singalo ulu emas, marga Ginting, datang
kemari agar sama-sama kita menerima ulu emas’
a2 A:Berkat kam dage sada dua, ikut turangku, tahpe permain Ph Decl Ula kari sidilaki ka ngenca, diberu nge si ngalo. ‘Datanglah
Universitas Sumatera Utara
189
kemari satu atau dua orang bersama turangku dan permen pengantin jangan pula nanti hanya pengantin laki-laki,
pengantin perempuannya yang menerimanya’ a2 A: yah man bandu kam kalimbubu kami Ginting mergana, Ph Imper
ku jenda kam lebe ras permain kentisik kal. ya..duana kam’ Kepada kalimbubu kami marga Ginting, mari kemari
bersama permen sebentar saja, ya berdua kalian’
a1 PPPLC:Non-verbal BIc35
Berdasarkan analisis di atas, ditemukan bahwa metafora yang terjadi dalam konteks situasi biasa perkawinan adalah metafora modus dan metafora langkah. Kedua metafora ini
terbentuk dikarenakan faktor budaya. Budaya Karo dalam situasi perkawinan tidak membenarkan pihak pengantin laki-laki dan perempuan berbicara secara langsung .
Pembicaraan dilakukan melalui juru bicara, yaitu anak beru sehingga terbentuklah metafora langkah. Juru bicara anak beru dalam menukarkan pengalamannya melakukan pilihan fungsi
ujar. Akibatnya terbentuklah ketidaksesuaian fungsi ujar dengan modus yang bermuara pada terjadinya metafora modus. Hal ini dilakukan kedua juru bicara yang berkedudukan sebagai
anak beru harus menghormati kalimbubu.
4.3.1.2 Metafora dalam Konteks Situasi Kegiatan Sehari-hari
Jika dalam konteks s
ituasi biasa perkawinan, struktur yang terjadi disebabkan oleh pengaruh hubungan pelibat dan konteks situasi, dalam percakapan sehari-hari struktur
percakapan hanya dipengaruhi oleh hubungan pelibat karena mereka tidak dapat berkomunikasi secara langsung melainkan harus melalui perantara. Akibatnya terjadi struktur meminta
informasi direalisasikan dengan memerintahmeminta jasa yang bermuara pada terbentuknya metafora langkah seperti yang dapat dilihat pada percakapan berikut yang merupakan temuan
penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
190
36
Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus
a2 JM: Sungkun kai ate bulangndu Pn Interro nakku ‘Tanya apa mau Kakekmu nak’
a1a2 BR: La kai pe kempu ningen man mamakndu. RPn
Decl ‘Tidak apa-apa cucu, bilang sama mamakmu.’
Prn Decl a1fa2f BR: Kede nari aku ndai. ‘Dari kedai aku tadi’ Prn Decl
BIVa1
37
Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus
k2 BR: Uga mbue nge lako? ‘Bagaimana banyaknya laku?’ Pn Interro
k1a2 JM: Sitek-sitek bulang ningen nakku. RPn Decl
‘Sedikit-sedikit bilang sama kakek anakku.’ k1f JM: Sangana pelego bagenda, la enterem kalak belanja. Prn Decl
a2f ‘Sedang musim kering begini, tidak banyak orang belanja’.
k2fa2 BR: Bage kin ningen man nande ndu kempu. Ph Decl k2f BR: Terpaksa kin sabar ningen Ph Decl
a2
‘Harus sabar bilang cucu ‘ BIVa2
38
Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus
k1 BR: Dage ku rumah aku lebe kempu Prn Decl ‘Jadi aku pulang dulu cucu’.
k2 JM: Ue ningen man bulang ndu nakku Prn Decl a2
. ‘Ia bilang sama kakek nak’ k2f JM: Anjar-anjar bulang ningen. Ph
Decl a2f
‘Pelan-pelan bilang sama kakek’ BIVa3
Dalam konteks situasi biasa yakni dalam percakapan sehari-hari, meskipun pertukaran pengalaman tidak dapat dilakukan secara langsung, tetapi respon terkadang
diberikan secara langsung dengan struktur yang berbeda. Misalnya pada struktur No.13 penutur menanyakan kesehatan mertua perempuan melalui perantara adik istri dan langsung
Universitas Sumatera Utara
191 mendapat respon dari mertua dengan melakukan perintah terhadap anaknya Hal ini tentu saja
mengakibatkan terjadinya metafora langkah yang dapat dilihat pada contoh berikut.
13
Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus
a2 BR: Di banci denga paksaken man Ph Decl
‘Kalau masih bisa paksakan makan,‘ a2 BR:
mbuelah mami man, asal la mutah pasti jadi gegeh Ph Decl
kerina nindu man mami. banyaklah mami makan, asal tidak muntah jadi tenaga bilang sama mami.’
a1a2 NR: Ue banci nge ku pala-palai ningen man kela ena, Ros RPh Decl
‘Ya . bisanya kucoba, bilang sama menantu itu, Ros’. a2f BR:
Gelah meter sehat, me meterka pagi ku rumah. Prn Decl
‘Biar cepat sehat cepat pulang ke rumah’ BIId3
23 Struktur Percakapan Percakapan
Fungsi Ujar Modus
a2
S: Ban sitik teh ku yah ‘Buatkan air minumku’ Ph
Imper ch
I: Timai tik nari, ya ‘Tunggu sebentar lagi,ya’
Prn Decl rch
S: Ugakin kam ei, ‘Bagaimana kau ini, ‘
Pn Interro
cl S: muas kita tik nari nindu ‘
Prn Decl
haus aku sebentar lagi kau bilang’
ch
I: Adi la nai tertimai ndu, anak ndu suruh Ph
Decl
‘Kalau tidak bisa kau tunggu, anakmu suruh’
cl
S: la kap sada pe je ‘Tak ada satupun di situ’
RPh Decl rcl
I: ih ndai je nge ia kerina, ntah ku jaka laus na e
Prn Decl
‘tadi ada semua di situ, entah kemana pula perginya’
ch
S: e ban ken yah ‘buatkanlah’ Ph Imper
a1
I: ya ue yah, ‘ya, ‘
RPh Minor a2
I: ula kam merawa ‘ jangan kau marah’ Ph
Imper
S: Non Verbal
NV
Di rumah tangga percakapan antara suami dan istri terdapat ketidaksesuaian fungsi ujar dan modus, penuturistri merespon pernyataan suami dengan perintah yang diralisasikan dengan
modus deklaratif. Lazimnya fungsi ujar perintah direalisasikan dengan modus imperatif.
Universitas Sumatera Utara
192 Akbatnya terjadi metafora modus. Ketidaksesuaian modus dengan fungsi ujar karena istri
menghormati suaminya seperti yang dapat dilihat pada struktur percakapan no.23.
Dalam percakapan di rumah tangga ditemukan satu struktur percakapan yang panjang yakni struktur percakapan no. 28 yang disebabkan oleh hubungan pelibat. Menurut budaya Karo
ipar beripar MT dan SG tidak dapat menukarkan pengalamannya secara langsung . Konsekuensinya maksud MB meminjam uang kepada abang iparnya MT terjadi melalui
percakapan yang panjang. MT harus menyampaikan maksud MB kepada istrinya dan meminta persetujuan Percakapan ini memperlihatkan terjadinya ketidaksesuaian langkah. Lazimnya
meminta informasi dilakukan dengan klausa pertanyaan atau pernyataan dan ditanggapi dengan klausa pernyataan tetapi karena hubungan tenor yang tidak membenarkan mereka berbicara
langsung, informasi yang diberikan direalisasikan dengan modus imperatif. Demikian juga dalam meminta barang dan jasa. Lazimnya ditanggapi dengan memberi jasa tetapi karena
penutur MB dan SG tidak dapat menukarkan pengalamannya secara langsung, pemberian barang dan jasa disampaikan melalui orang lain MT. Konsekuensinya terbentuklah metafora
langkah.
28
Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus
k2 MT: kai kin ndai ei? ‘ada apa?’
Pn Interro ch
BM: la bo kai pei bang. ‘Tidak apa-apa bang’ RPn Decl Ellip
k2 BM: Ma sehatlah kam bage pe turangku ras parmain kerina?
Pn Interro ‘Apakah abang sehat, begitu juga kaka ipar dan semua
ponakan?’ k1
MT: sehat ‘sehat’ RPn Minor
k2 BM: Ija turangku ei? ‘Dimana kakak ipar?’
Pn Interro
k1 MT: ah dapur sangana erdakan. ‘Di dapur sedang masak’ RPn
Decl a2
MT: Enta kulebuhken yah ‘Biar kupanggil’ Prn Decl
a1 BM:
Non-verbal k2
SG: Eh dubem turangku reh? ‘Sudah dari tadi adik ipar datang? Pn Interro k1a2 BM: E dengang ningen man turangku ena RPn
Decl ‘Baru saja bilang sama kakak ipar’
k2 SG: Ei mei labo kai pe? ‘Tidak ada apa-apa kan?’ Pn Interro
Universitas Sumatera Utara
193
k2 SG: Turangku ngenca si sada?. ‘Adik ipar saja sendirian’ Pn
Interro k2
SG: Uga bebere sehat nge kerina Pn Interro
‘bagaimana ponakan sehat semuakan?’ k1a2 BM: Sehat ningen man turang ndu.‘Sehat bilang sama RPn
Interro kakak ipar’
k1 MT: Enggom kami je duana ras turangku ndu.
Prn Decl a2
MT: Kai kin ndai sura-sura ndu kataken saja. Pn Interro ‘Apa tadi maksudmu, bilanglah’
a1 BM: Ei bagenda bang kam ras turangku. RPn
Decl ‘Ei, begini abang dan kakak’
a1 BM: Berkat ate bebere ndu ku jakarta minggu si reh.
Prn Decl ’Mau berangkat ponakan abang ke jarkarta minggu depan.’
a1 BM: Ijah tena nerusken sekolahna Prn Decl
. ‘Di sana dia akan melanjutkan sekolahnya’
a2f SG: Ei enggo merandal, ‘Baguslah, ‘
PPrn Minor k1
SG: enggo ke peken galang bebere ndai Prn Decl adi enggo pang ia sekolah i Jakarta sudah rupanya
besar ponakan tadi sudah berani dia sekolah di Jakarta,’ a1
SG: e tutusi ningen gelah seh pagi sura-sura nei Ph
Decl ‘tekunlah bilang sama dia agar sampai cita-citanya’.
k2a2 BM: Uei ningen man turangku, ‘ia bilang sama kakak ipar, ‘ RPh
Imper k2f
BM: ban merhatna nge ia sekolah maka Prn Decl i pala-palai kami ngenda
a2f ‘karena berhasratnya dia sekolah maka kami
sangup-sanggupi’. k1
MT: Ei bageilah gelah sehka sura-surana kita pe PPrn Decl meriahka ukurta. ‘Ei begitulah, agar sampai cita-citanya
kita pun gembira hati kita.’ k2
BM: Oe bang, ‘Ia bang’, RPrn Minor
k1 BM: tapi bagi sikurangkap enda sen perberkat ia.
Prn Decl ‘tapi kurang uang kami memberangkatkan dia’
k1 BM: Jadi e nge ndai ateku reh ku jenda entah lit
Prn Decl
nge je sitik sen kena. ‘Jadi itulah maksudku BIi2
4.3.2 Analisis Metafora dalam Konteks Situasi Tidak Biasa 4.3.2.1 Metapora dalam Acara Memasuki Rumah Baru ‘Mengket Rumah’
Metafora yang ditemukan dalam acara memasuki rumah baru adalah metafora modus, metafora langkah dan metafora kontekstual tidak ditemukan karena di dalam acara memasuki
rumah baru tidak terjadi interaksi. Percakapan bersifat monolog.
Universitas Sumatera Utara
194 Contoh: Struktur a2•••
Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus
H: jadikenlah rumah ingan pulung kerina sangkep Ph Decl a2••• nggeluhndu. ‘jadikanlah rumah ini tempat
keluarga berkumpul.’
TBI47
H: Rumah e bahanlah pagi arah darat kuncina Ph Decl ulapagi kantongkendu. Adi kantongkenndu, la ka je
a2••• tentu rumah e la talang. ‘Buatlah nanti kunci rumah ini sebelah luardan jangan dikantongi’ ‘Jika kau
kantongi dan tidak ada pula orang di rumah tentu rumah tidak terbuka’
TBI48
H: Janah ula ertoto kam gelah banci kitapulung ras Ph Decl a2••• kita kerina. ‘Jangan lupa berdoa agar bisa pula kita
berkumpul semua’.
TBI51
Struktur percakapan di atas adalah meminta barang atau jasa ditandai dengan langkah a2 berupa harapan dan doa serta nasehat yang berbentuk kalimat perintah. Lazimnya perintah
direalisasikan dalam bentuk imperatif. Dalam hal ini perintah direalisasikan dalam bentuk deklaratif sehingga terbentuklah metafor modus. Penutur H dalam meminta jasa
merealisasikannya dalam bentuk deklaratif dengan maksud menjaga kesantunan di dalam situasi kematian.
4.3.2.2 Metapora dalam Acara Kematian ‘Simate-mate’’
a. Acara Sukut