Sistem Percakapan Bahasa Karo .1 Sistem Percakapan dalam Konteks Biasa
114 3.
Langkah berikutnya adalah menentukan pertukaran struktur percakapan secara paradigmatik dan mengidentifikasi variasi struktur yang terjadi. Pertukaran struktur
dilakukan berdasarkan teori yang di ajukan Martin. Klausa memberi informasi ditandai dengan langkah k1 dan klausa meminta informasi ditandai dengan k2.
Langkah a1 dan a2 untuk klausa yang berisikan pesan memberi dan meminta barang atau jasa. Jika informasi yang diminta sudah diketahui penutur, langkah yang digunakan
adalah dk1. Jika percakapan berlanjut, langkah berikutnya adalah k1f, k2f, a1f dan a2f. Setiap langkah diikuti oleh langkah yang berbeda dihubungkan dengan garis dan bila
langkah diikuti oleh langkah yang sama atau dinamika langkah dihubungkan dengan tanda panah melengkung .
4. Mengidentifikasikan jenis metafora yang terdapat di dalam sistem dan struktur percakapan.
5. Langkah terakhir adalah m
embuat dan memperifikasi kesimpulan.
4.2.1 Sistem Percakapan Bahasa Karo 4.2.1.1 Sistem Percakapan dalam Konteks Biasa
Sistem percakapan bahasa Karo dalam konteks situasi biasa memperlihatkan bahwa sistem percakapan secara umum terdiri dari tiga faktor, yaitu peristiwa, orientasi dan
interaksi. Peristiwa sebagai faktor pertama terdiri dari tiga unsur, yaitu penutur, kontak dan konteks. Penutur biasanya terdiri dari dua orang atau lebih yang satu sama lain dapat berbicara
langsung, sedangkan dalam bahasa Karo tidak semua penutur dapat berbicara secara langsung melainkan harus menggunakan perantara atau mediator.
Universitas Sumatera Utara
115 Penutur bahasa Karo melakukan pilihan-pilihan dalam menukarkan pengalamannya.
Mereka tidak hanya menggunakan langkah k2 dan k1 dalam meminta dan memberi informasi, tapi mereka dapat juga memilih langkah k2a2 atau k1a2 sesuai dengan hubungan penutur
Kontak sebagai unsur kedua peristiwa adalah cara penutur menukarkan pengalamannya apakah secara langsung atau menggunakan media komunikasi. Berkaitan dengan kajian ini,
maka komunikasi dilakukan secara langsung. Konteks sebagai unsur ketiga dari peristiwa adalah keadaan atau situasi komunikasi
terjadi dalam penelitian ini dibedakan atas dua jenis, yaitu konteks situasi biasa dan tidak biasa. Orientasi sebagai faktor kedua dari sistem percakapan memperlihatkan adanya pilihan
yang dapat
dilakukan penutur
yakni memulai
atau menanggapi
percakapan. Lazimnya langkah percakapan dimulai dengan pertanyaan atau pernyataan, tetapi di dalam
penutur bahasa Karo langkah percakapan tidak selamanya dimulai dengan pertanyaan ataupun pernyataan, melainkan pertanyaan atau pernyataan yang direalisasikan dengan perintah.
Demikian pula dengan unsur menanggapi biasanya percakapan ditanggapi dengan pernyataan atau pertanyaan dan di dalam bahasa Karo dapat ditanggapi dengan pernyataan atau pertanyaan
yang direalisasikan dengan perintah. Kedua keadaan ini terjadi disebabkan oleh hubungan kekerabatan di mana pelibat-pelibat tertentu tidak dapat berbicara secara langsung. Interaksi
adalah unsur ketiga dari peristiwa yang menunjukkan apakah terjadi interaksi + atau tidak terjadi interaksi -.
Universitas Sumatera Utara
116
4.2.1.2 Sistem Percakapan dalam Konteks Tidak Biasa a. Sistem Percakapan dalam Memasuki Rumah Baru ‘Mengket Rumah’
Sistem percakapan dalam konteks situasi tidak biasa, yaitu memasuki rumah baru terdapat tiga faktor yakni peristiwa, orientasi, dan interaksi. Faktor peristiwa terdiri dari unsur
yakni penutur, kontak dan konteks. Penutur yang hadir dalam acara memasuki rumah baru dapat memaparkan
pengalamannya dalam bentuk meminta informasi, memberi imformasi, memberi barang dan jasa atau meminta barang dan jasa. Dalam konteks situasi tidak biasa, yaitu memasuki rumah
baru setiap penutur yang hadir pada acara tersebut dapat menukarkan pengalamannya tetapi untuk menghemat waktu, maka pemaparan pengalaman hanya diwakili oleh beberapa orang saja
dari setiap bentuk kekerabatan. Misalnya satu atau dua orang yang mewakili pihak kalimbubu dan seterusnya.
Faktor kedua sistem percakapan dalam konteks situasi tidak biasa memasuki rumah baru. Kontak percakapan dilakukan secara langsung. Di dalam Orientasi sebagai faktor kedua dari
sistem percakapan hanya ada satu pilihan yaitu memulai karena percakapan dalam konteks ini hanya bersifat monolog. Interaksi sebagai faktor ketiga dari sistem percakapan tidak terjadi di
dalam konteks memasuki rumah baru.