118 barang dan jasa terhadap orang yang mati. Konsekuensinya terjadi interaksi antara penutur dan
orang mati dalam konteks situasi kematian. Interaksi yang terjadi di dalam konteks ini disebabkan penutur memproyeksikan dirinya sebagai orang yang mati.
Sistem percakapan dalam bahasa Karo seperti yang diuraikan terdahulu dibedakan atas konteks situasi biasa dan tidak biasa. Sistem menjadi dasar pembentukan struktur percakapan,.
Dengan demikian, struktur percakapan bahasa Karo juga dibedakan atas struktur percakapan dalam konteks biasa dan konteks tidak biasa.
4.2.2 Struktur Percakapan Bahasa Karo dalam Konteks Situasi Biasa 4.2.2.1 Struktur Percakapan dalam Perkawinan
a. Struktur Percakapan dalam Acara Meminang ‘embah belo selambar’
Seperti yang telah dikemukakan terdahulu bahwa sistem percakapan merupakan dasar pembentukan struktur percakapan. Lazimnya ketika penutur memulai percakapan penutur
memulainya dengan pertanyaan dan pernyataan. Pertanyaan dan pernyataan ini berbentuk meminta informasi ditandai dengan langkah k2 dan memberi informasi ditandai dengan
langkah k1 sedangkan untuk meminta barang atau jasa ditandai dengan langkah a2 dan memberi barang atau jasa ditandai dengan langkah a1. Jika penutur telah mengetahui jawaban
atas pertanyaannya, maka langkah yang dilakukan penutur ditandai dengan dk1 untuk meminta dan pertanyaan dan langkah da1 untuk meminta barang dan jasa.. Bila percakapan berlanjut atau
terjadi tanggapan terhadap pertanyaan atau pernyataan maka langkah percakapan ditandai dengan k2f, k1f,a2f dan a1f.
Berkaitan dengan penelitian ini, struktur percakapan bahasa Karo akan berbeda dengan struktur percakapan yang tidak bermarkah. Selain pertanyaan dan pernyataan di tandai dengan
Universitas Sumatera Utara
119 langkah k2 dan k1, maka pertanyaan dan pernyataan tersebut, yaitu langkah k2 dan k1 dapat
pula direalisasikan dengan perintah ditandai dengan langkah a2 sehingga terbentuklah struktur meminta informasi ditandai dengan k2a2 dan memberi informasi ditandai k1a2. Jika
percakapan berlanjut atau ditanggapi, maka langkah percakapan yang terbentuk ditandai dengan k2fa2 dan k1fa2. Struktur percakapan demikian terjadi karena hubungan pelibat sebagai salah
satu unsur dari konteks situasi serta budaya yang tidak membenarkan mereka bercakap secara langsung. Percakapan di antara mereka harus menggunakan perantara. Akibatnya dalam
meminta dan memberi informasi penutur harus melakukan perintah kepada seseorang agar menyampaikan apa yang diinginkan. Percakapan berikut adalah cuplikan temuan dalam
meminta informasi struktur percakapan no. 9 dan memberi informasi struktur percakapan no. 15 yang bermarkah dalam bahasa Karo.
9 Meminta informasi
Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar
Modus
k2 B: Sope lenga ipeseh kami man kalimbubunta Sinuhaji mergana ras Pn Interro
puang kerina me lit kin ngenda mata kerja? ‘Sebelum kami sampaikan kepada kalimbubu kita marga Sinuhaji beserta
puangnya semua apa ada nanti pestanya?’ k1a2A: Ei ertima kam lebe entisik silih. ‘Tunggu sebentar silih.’
RPn Imper
15 Memberi Informasi
Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar
Modus
k1 A: Ei enggo berkat puang kalimbubu kami silih Prn Decl. ‘Sudah berangkat puang kalimbubu kami silih’
k2 a2 B: ei mari kujenda mari ‘ya mari kemari’ Ph Imper
a1 H2: Ue yah bujur. ‘ya, terimakasih’ RPh Minor
Universitas Sumatera Utara
120 Dialog no. 9 adalah struktur percakapan meminta informasi. Penutur B sebagai juru
bicara dari pengantin perempuan meminta informasi kepada A sebagai juru bicara pengantin laki-laki. Penutur A tidak dapat memberi langsung informasi kepada penutur B melainkan
memerintah penutur B untuk menunggu sebentar karena dia harus menanyakan lebih dahulu kepada kepada ‘kalimbubunya’, yaitu orangtua pengantin perempuan. Ketidaklangsungan
percakapan di atas disebabkan oleh budaya sebagai salah satu unsur dari konteks sosial di mana pihak pengantin laki-laki dan pihak pengantin perempuan tidak dapat berbicara langsung
melainkan harus melalui perantara, yaitu juru bicara dari kedua belah pihak yang berkedudukan sebagai anak beru dari pengantin laki-laki dan pengantin perempuan. Di dalam struktur
percakapan no.15, ketika penutur A memberi imformasi kepada penuturB, ditanggapi oleh B dengan perintah bukan ditujukan kepada penutur A melainkan kepada penutur H sehingga
terjadi realisasi langkah yang tidak sesuai. Meminta persetujuan pernikahan dari kerabat tidak hanya berlaku bagi pengantin
perempuan, tetapi juga berlaku bagi pengantin laki-laki. Calon pengantin laki-laki meminta persetujuan dari pihak saudara laki-laki ibunyakalimbubu karena seharusnya calon pengantin
laki-laki itu mengawini anak pamannya. Berkaitan dengan keadaan ini penutur E sembuyak bapak calon pengantin perempuan yang memiliki kedudukan yang sama dengan F meminta
juru bicaraanak berunya menanyakan pihak calon pengantin laki-laki melalui jurubicara merekaanak beru tentang kesedian saudara laki-laki ibu calon pengantin laki-laki seperti yang
dapat dilihat pada percakapan berikut.
Universitas Sumatera Utara
121 27
Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus
k2 a2
E:
Ei bagenda ningen man anak beru Ginting, sungkun cuba me kujenda nge ndai singalo ulu
emas ‘Katakan sama anak beru Merga Ginting, tanya apakah datang singalo ulu emas’
Ph Imper
a1
B:
Banci i orati kami kalimbubu. ‘Bisa kami tanyakan.’
RPh Decl.
Penutur E menggunakan klausa perintah dengan modus imperatif karena semua kerabat pihak calon pengantin laki-laki menjadi anak beru bagi pihak calon pengantin perempuan
sehingga dalam hal ini E tidak harus menghormati mereka, sebaliknya semua pihak calon pengantin laki-laki menghormati pihak calon pengantin perempuan.
Persetujuan bahkan tidak hanya sebatas pihak kalimbubu calon pengantin laki-laki saja tetapi juga persetujuan dari pihak saudara perempuan ibu, nenek dan saudara nenek calon
pengantin laki-laki. Dengan demikian, banyak terdapat konfirmasi dan respon terhadap konfirmasi juga tantangan dan respon terhadap tantangan sehingga terbentuklah struktur berikut
dk1ch [rch a2chrcha1k2ch .k2 k1cf rcf cf rcf cf rcf]k2 k1f yang dapat dilihat dalam cuplikan struktur percakapan berikut.
9 Struktur Percakapan Percakapan
Fungsi Ujar Modus dk1
A:
Bagi si puang singalo bere-bere, singalo perniniin, ras singalo perbibiin silih enggom ersada arihna
kerina?‘Seperti singalo bere-bere, singalo perniniin, dan singalo perbibiin silih sudahnya setuju semua?’
Pn Interro
ch
B:
Lenga sungkun kami silih ‘Belum kami tanya silih’
RPn Decl.
rch a2
A:
Ei cuba lebe oratindu silih ‘Tanya dulu silih’
Ph Imper
ch
B:
Uei bage ‘begitu ya’ RPh
Decl. Subs.
Universitas Sumatera Utara
122 rch
A:
Uei silih ‘Ya silih’ Minor
a1 k2
B:
Bagenda, kam puang kalimbubu kami singalo bere- bere, ndai enggo iorati kami kalimbubu Sinuhaji
mergana kerna riah ukurna bas perjabuun enda, jadi genduari man kam kerina me meriah nge ukur kena?
‘Begini, kepada puang kalimbubu singalo bere-bere, sudah kami tanya persetujuan mereka tentang
perkawinan ini, sekarang bagaimana kalian semua apakah kalian setuju juga?’
Pn Decl
ch
C1:
Entisikel enta sungkun kami lebe ‘Tunggu sebentar biar kami Tanya’
RPn Decl.
k2
C1:
Me meriahnge ukurta adi beberenta jabuken bana?. ‘Setuju kita jika bebere kita kawin?’
Pn Interro
k1
C2:
Enggo meriah ‘Sudah Setuju’ RPrn
Decl. Ellips.
cf
B:
Enggo meriah? ‘Sudah setuju?’ Pn
Interro rcf
C3:
Enggo ‘sudah’ RPn
Minor cf
B:
Kam kalimbubu kami singalo perniniin? ‘kalimbubu singalo perniniin?’
Pn Interro
rcf
C3:
Kami pe meriah ukur kami ‘Kami juga setuju’ RPn
Decl. cf
B:
Kam singalo perbibiin? ‘Singalo perbibiin?’ Pn
Interro. Ellips.
rcf
C2:
Kami enggo meriah ukur kami ‘Kami sudah setuju’ RPn
Decl. k2
B:
Ei bagenda silih, enggo ndai iorati kami puang kalimbubu singalo bere-bere bagepe singalo
perniniin rikut ras singalo perbibiin ia pe enggo eriah ukurna ‘Begini silih, sudah kami tanya spuang
kalimbubu singalo bere-bere begitu juga singalo perniniin, beserta sengalo perbibiin, mereka setuju’
Prn Decl.
k1f
A:
Ei enggo payo dibage ‘kalau begitu sudah cocok’ RPrn
Decl. ellips
Petikan percakapan berikut merupakan struktur percakapan no. 2 yang panjang dan kompleks.
Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus
k1 A: Enggo ersada arih permen kami ginting ras beru Sinuhaji, Prn Decl.
emaka nungkun ate kami keran sura-sura kami ei silih ‘Sudah sepakat permen kami Ginting dan beru Sinuhaji,
maka kami mau bertanya tentang itu silih’ cl B: Kesenangan ukur dage?
Pn Interro ‘Berita baik bukan?’
rcl A: Uei silih ‘ia silih’ Rpn Minor
cl B: Siapai nge permen kami ei silih, enterem beru Sinuhaji? Prn Decl
Universitas Sumatera Utara
123
‘Yang mana nya permen kami silih, banyak beru Sinuhaji?’ cl A: Enterem beru Sinuhaji jadi siapai nina kalimbubunta Pn Interro
‘Banyak beru Sinuhaji, yang mana kata kalimbubu kita?’
rcl H: Beta beru Sinuhaji ‘Beta beru Sinuhaji’ RPn Decl.Ellips.
dk1A: Beta nina silih, ‘Beta katanya silih’ Prn Decl.
dk1A: lit kin? ‘ada?’ Pn Interro Ellips.
k1 B: Lit silih. ‘Ada silih’ RPn Decl.Ellips.
k1f B: Gia orati kami lebe ‘Tapi kami tanya dulu’ Prn Decl. k2f A: Uei silih, ‘ya silih’ RPn Decl.Ellips
a2 B: Man kam kalimbubu kami Sinuhaji gelar permen kami Pn Interro
Ei mei Beta nina, ugange akapndu ‘Kepada kalimbubu kami marga Sinuhaji Beta katanya, ‘bagaimana menurut kalian?’
a2 B: arih kam ‘musyawarahkan’ Ph Imper
cl E: Beta ndai gelarna mei ‘Beta namanya, ya?’ Pn Interro
rcl B: Uei permen kami si Beta ‘Ya permen kami si Beta’ RPn Decl.
da1E: Orati lebe permen ndu entah meriahkin ukurna
Ph Decl
‘Tanya dulu permen apakah senang dia’ a2 B: Uei silih ‘Ya silih’
RPh
Minor a1f A: Uei yah ‘Ya’ RPh Minor
dk1 B: Sungkun lebe permen ndu mei meriah nge ukurna Ph Imper
a2 ‘tanya dulu permen apa senang dia’ ch D: Sungkun lebe apaikin si empo ei
Ph Imper ‘Tanya dulu, yang mana pengantin laki-laki?’
rch B: Uei silih, ‘ya silih, ‘ RPh Decl.Elips
dk1 B: Siapaikin si empo ei? ‘Yang mana pengantin laki-laki?’ Pn Interro
k2 A: Enggo payo silih dage itatapndu ia. ‘Baiklah silih, pandanglah dia.’ Ph Imper a2 A: Yah Andy jergeh kam. ‘Ayo Andy berdiri’
Ph Interro PL: Non-verbal
k1 PL: Gelarku Andy Ginting bebere Sembiring Prn Decl.
‘Namaku Andy Ginting Bere-bere Sembiring’ dk1 B: Enggo sitandai ari? ‘Sudah kita kenalkan?’
Pn Interro k2 D: Enggo ‘Sudah’
RPn Decl. Elips. dk1 B: Dage coba oratindu permendu entah payo kinei arah sura-surana Ph Imper
‘Coba tanya permen apa betul ini sesuai dengan keinginannya’
a1 D: Ija ko ndai Beta? ‘Dimana kau Beta?’ Pn Interro
k1 PP: Enda aku Bibi ‘Ini aku Bibi’ RPn Decl.
k2 D: Enda enggo reh Ginting mergana bebere Sembiring, payo nge Pn Interro dk1 arah ukurndu nari ei? ‘Ini sudah datang marga Ginting bebere
Sembiring, betulnya dari hatimu?’ k2 PP: Uei bibi ‘Ya bibi’
RPn Decl.Ellips k1f D:
Ei rungguken dage? ‘Jadi dimusyawarahkan?’
Pn Interro k2f PP:
Ei rungguken bi ‘Ya musyawarahkan bi’
RPn Decl. a2 D: Ei rungguken nina permenta ‘Musyawarahkan kata permen kita’ Prn Decl.
a1 B: Man kam Bapa Heppy enggo orati kami permen kami anakndu Prn Decl. arah sura-surana nina ‘Kepada bapak Heppy, sudah kami tanya
permen kami bahwa ini karena kemauannya’
k2 B:
Jadi enggo banci benaken kami? ‘Jadi sudah dapat kami
Pn Interro
laksanakan?’
k1 D:
Enggo ‘Sudah’
RPn Decl.Ellips
k2f B: Ei enggo mejilei ‘Sudah bagus’
RPn Decl.Ellips
Universitas Sumatera Utara
124 ch F: Eei gia sungkun lebei anak beru kerina erkiteken jelmandu
Ph Decl.
ngenda memeriahnge ukurndu kam anak beru ‘Tapi begitupun tanya anak beru semuanya bahwa ini
punya kalian, setujukan semuanya’
rch B: Ue, enta arih kami lebe ‘ya biar musyawarah kami dulu
RPh Decl.
k2 B: Ei bagenda nina kalimbubunta Sinuhaji mergana erkiteken
Pn Interro
sisungkun kami kam me meriahnge ukurndu beru Sinuhaji enda erjabu ras Ginting mergana si reh enda dai.
‘Begini kata kalimbubu kita Marga Sinuhaji apakah kita setuju beru Sinuhaji ini kawin dengan Marga Ginting.’
k1 D: Lang kami la senang. ‘Tidak kami tidak setuju’
RPn Decl.
k2f B: Uga per lang. ‘Bagaimana tidak setujunya?’
Pn Interro
k2 D: Uga perbanmu e Beta maka reh Ginting mergana ei, ei la
RPn Decl.
aku senang lang, melala nge senku, kuganti kerina e, uga pe perbanmu labo surung. ‘Bagaimana kau buat Beta
maka datang Merga Ginting ini, aku tidak senang, banyak uangku bisa kuganti semua kerugian ini,
bagaimana pun kau buat tidak bisa berlangsung.’
k1 PP: Uei bibi tua ‘Ya bibi’
RPn Minor
k2f D: Ue bibi tua nim bage banmu lang la surung aku la senang,
Prn Decl.
panas kuakap ei panas. ‘Ya bibi tua kau bilang, begini perbuatanmu aku tidak senang jangan dilaksanakan,
marah aku.’
a1 PL: Ei isapku pa ‘Ini rokokku pak’ T Decl a2 A: Enta anakku ‘Minta anakku’ RT Decl
a2 B: Dekap anakndu ndai katua, me seringe ras si pandia ah,
Ph Imper
‘Peluk anakmu itu bang, kan samanya dengan si pandia,’ a2f B: emaka meriahlah ukurndu ya ‘jadi senanglah kalian ya’
Prn Decl.
k1PL: Enda aku bibi tua, kukelengi pagi permendu ei ‘Ini aku bibi
Prn Decl.
tua kusayangi nanti permen bibi’ k2 D: Ei enda anakku ndai, ei enggo seri ras si pandia ndai, ei P
Prn Decl.
enggo meriah ukurku,. enggo talu aku nake ‘ini anakku tadi sama kulihat dengan si Pandia, sudah setuju aku sudahlah
ngalah aku’
k2 A: Uga enggo talu? ‘bagaimana sudah mengalah?’
Pn Interro
k1 D: Enggo ‘Sudah’
RPn Decl.Ellips
k2f A: Kami pe arah enda enggo talu, enggo dudurkenna isapnadah,
Prn Decl
‘kami pun di sebelah sini sudah mengalah, karena sudah diberikannya rokoknya,’
k2f A: ei adi bage enggo merandal yah, ‘jadi kalau begitu sudah
Prn Decl
bagus,’
a2 A: aloken dage isap anakta einandai, ‘terimalah rokoknya,’ Ph Decl k2 A: enggo meriah ukurta ari? ‘sudah setuju kitakan? ‘ Pn Interro
k2 A: Enggo tambah temanta siengkelengi kalimbubunta Prn Decl ‘Sudah tambah orang yang menyayangi kalimbubu kita’
k1 D: Enggo ‘ sudah’ RPn Decl.Elips. k2 E: Ei bagenda ningen man anak beru Ginting, sungkun cuba
Ph Imper
Universitas Sumatera Utara
125
me kujenda nge ndai singalo ulu emas ‘Katakan sama anak beru Merga Ginting, tanya apakah datang singalo ulu emas’
a1 B: Banci i orati kami kalimbubu. ‘Bisa kami tanyakan.’ RPh Decl.
k2 B: Bagenda Silih, reh nina kalimbubu kami Sinuhaji mergana me Prn Decl. rehnge ndi singalo ulu emas nina? ‘Begini silih, kata kalimbubu
kita Marga Sinuhaji datangkan singalo ulu emas?’ k1 A: Ei ku jenda silih ‘ya datang silih’
PPrn Decl. k2f B: Adi bage orati kam ia kerna keriahen ukurna erjabu beberena Ph Decl
ku jabu Sinuhaji mergana ‘Kalau begitu tanya singalo ulu emas apakah mereka senang jika beberenya mengawini beru Sinuhaji’
a1 A: Eei orati kami lebe silih. ‘Kami tanya dulu silih’
RPh Decl.
dk1A: Ei man kam puang kalimbubu singalo ulu emas reh nina Pn Decl Sinuhaji mergana erkelang kelangken nak beruna kam gia
me meriah nge ukurndu erjabu beberendu ras beru Sinuhaji?. ‘Kepada puang kalimbubu singalo ulu emas kata
Merga Sinuhaji melalui perantara anak berunya apakah setuju jika bebere kalian kawin dengan beru Sinuhaji?’
k2 H2:Adi bage kami pe meriah ukur kami ‘kalau begitu
RPn Decl.
kami pun setuju’ dk1 A:Ei enggo begindu ei silih? ‘Sudah dengar silih?’
k2 B:Ei enggo silih. ‘ sudah silih’.
RPn Decl.Ellips
k1 B:Ei bagenda bapa Heppi enggo ndai iorati kami Ginting Pn Interro margana, maka engo erbelas kalimbubu singalo ulu emas
maka iape meriah ukurna nina.‘Begini bapa heppy sudah kami tanya Marga Ginting, bahwa singalo ulu emas sudah setuju’
k2 E: Adi enggo nina singalo ulu emas, kami pe enggo nindu
RPn Decl.
‘Jika singalo ulu emas sudah setuju, kamipun setuju’ k1B: Ei bagenda silih enggo ndai orati kami kalimbubunta
Prn Decl.
Sinuhaji mergana, maka reh nina erdandanken enggom ioratindu kerina, emaka kami pe kalimbubu enggo
meriah nina ‘Begini silih sudah kami tanya tadi kalimbubu kita Merga Sinuhaji dibilang mereka kalau
sudah ditanya semuanya, maka kalimbubu pun sudah setuju’
dk1 A: Bagi si puang singalo bere-bere, singalo perniniin, ras singalo Pn Intero perbibiin silih enggom ersada arihna kerina?‘Seperti singalo bere-bere,
singalo perniniin, dan singalo perbibiin silih sudahnya setuju semua?’ ch B: Lenga sungkun kami silih ‘Belum kami tanya silih’
RPn Decl. rch A: Ei
cuba lebe oratindu silih ‘Tanya dulu silih’ Ph
Imper a2
ch B: Uei bage ‘begitu ya’ RPh Decl.Subs.
rch A: Uei silih ‘Ya silih’ Minor
a1 B: Bagenda, kam puang kalimbubu kami singalo bere-bere, Pn Intero ndai enggo iorati kami kalimbubu Sinuhaji mergana kerna riah
ukurna bas perjabuun enda, jadi genduari man kam kerina me meriah nge ukur kena? ‘Begini, kepada puang kalimbubu
singalo bere-bere, sudah kami tanya persetujuan mereka tentang perkawinan ini, sekarang bagaimana kalian semua apakah kalian
setuju juga?’ ch C1: Entisikel enta sungkun kami lebe ‘Tunggu sebentar biar kami tanya’ RPn Decl.
Universitas Sumatera Utara
126
k2 C1: Me meriahnge ukurta adi beberenta jabuken bana?. Pn Intero
‘Setuju kita jika bebere kita kawin?’ k1 C2: Enggo meriah ‘Sudah setuju’
RPn Decl Ellips cf B: Enggo meriah? ‘Sudah setuju?’
Pn Interro rcf C3: Enggo ‘sudah’
RPn Decl. Elips. cf B: Kam kalimbubu kami singalo perniniin? ‘kalimbubu
Pn Interro singalo perniniin?’
rcf C3: Kami pe meriah ukur kami ‘Kami juga setuju’ RPn Decl.
cf B: Kam singalo perbibiin? ‘Singalo perbibiin?’ Pn Interro. Elips
rcf C2: Kami enggo meriah ukur kami ‘Kami sudah setuju’ RPn Decl.
k2 B: Ei bagenda silih, enggo ndai iorati kami puang perniniin Prn Decl. kalimbubu singalo bere-bere bagepe singalo rikut ras singalo
perbibiin ia pe enggo m eriah ukurna ‘Begini silih, sudah kami tanya puang kalimbubu singalo bere-bere begitu juga singalo perniniin,
beserta singalo perbibiin, mereka setuju’
k1f A: Ei enggo payo dibage ‘Kalau begitu sudah cocok’ BIa22 RPrn Decl. Elips
Struktur percakapan di atas adalah struktur percakapan yang terdiri dari tiga puluh struktur. Struktur yang panjang ini terjadi karena informasi yang diinginkan penutur A dapat
terpenuhi setelah melalui langkah yang panjang. Hal ini tidak mengherankan karena juru bicara dari kedua belah pihak memiliki tanggungjawab penuh terhadap apa yang dibicarakan meskipun
mereka juga harus senantiasa memusyawarahkan setiap keputusan yang mereka buat dengan anak beru yang lain ataupun menanyakan kembali kepada kalimbubu, puang kalimbubu maupun
orang tua dari kedua belah pihak. Kondisi demikian tidak tertutup kemungkinan terjadinya pembahasan lain yang ada kaitannya dengan informasi yang diinginkan oleh penutur A
sehingga terjadi percakapan yang panjang ditandai dengan banyak langkah yang digunakan oleh kedua belah pihak pengantin.
Meskipun sebenarnya informasi yang diinginkan penutur A adalah singkat, yakni menanyakan kebenaran tentang pertemuan mereka. Tetapi juru bicara B tidak dapat
menjawab langsung, dia harus menanyakan kepada anak beru yang lain. Dalam proses bertanya ini timbul beberapa masalah. Hal ini dapat dilihat dari data di mana anak beru
Universitas Sumatera Utara
127 tidak menjawab pertanyaan penutur B melainkan menanyakan hal lain. Selain itu, panjangnya
struktur di atas juga disebabkan oleh ketidaklangsungan percakapan sehingga terjadi pengulangan-pengulangan. Data ini juga memperlihatkan bahwa ketika penutur yang
kedudukannya sebagai kalimbubu meminta informasi dari pihak yang lain, penutur tersebut harus memintanya melalui anak beru dalam hal ini juru bicara dengan menggunakan
klausa perintah. Dalam kondisi yang lazim, seorang penutur ketika meminta informasi cukup
menggunakan langkah yang ditandai dengan k2, namun dalam kondisi tersebut, penutur harus menggunakan langkah a2 meminta jasa terlebih dahulu untuk memperoleh informasi. Data di
atas juga memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara fungsi ujar dan modus, di mana fungsi ujarnya adalah perintah tetapi direalisasikan dengan modus deklaratif. Penutur F sebagai
senina memiliki kedudukan yang sama dengan bapak calon pengantin perempuan menanyakan anak beru mereka yaitu saudara perempuan bapak calon pengantin perempuan
yang memiliki
hak penuh
terhadap perkawinan
anak perempuannya.
Hal ini dilakukan karena seharusnya yang mengawini calon pengantin perempuan itu adalah anaknya. Oleh karena itu, persetujuan mereka harus diperoleh terlebih dahulu
sebelum acara dilanjutkan. Untuk itu, penutur F menggunakan modus deklaratif bukan imperatif dalam meminta jasapersetujuan meskipun persetujuan itu langkah a2 diminta
dari anak berunya. Struktur percakapan di atas memperlihatkan bahwa dinamika langkah juga
menjadi penyebab panjang dan kompleksnya struktur tersebut. Dinamika langkah yang terjadi dalam struktur tersebut antara lain klarifikasi, respon terhadap klarifikasi cl dan rcl,
tantangan dan respon terhadap tantangan ch dan rch, konfirmasi dan respon terhadap
Universitas Sumatera Utara
128 konfirmasi cf dan rcf. Klarifikasi dan konfirmasi dalam percakapan tersebut wajar saja terjadi
mengingat percakapan ini terjadi dalam acara meminang sehingga informasi yang ditanyakan perlu jelas. Misalnya, juru bicara pengantin perempuan B menanyakan kembali klarifikasi
kepada juru bicara pengantin laki-laki A tentang br Ginting yang akan dilamar karena banyak br Ginting. Tantangan juga terjadi ketika juru bicara B meminta anak beru yang lain penutur D
untuk menanyakan kesediaan calon pengantin perempuan, penutur D tidak melakukannya bahkan dia kembali bertanya dalam bentuk tantanganch kepada B yang mana calon pengantin
laki-lakinya. Akibatnya terbentuklah struktur percakapan yang panjang dan kompleks sebagai berikut. k1clrclclclrcl..dk1dk1k2k1fk2f..k1a2clrcl.. [da1a2a1fdk1[a2 [chrch..
dk1k2..a2a1.k1..dk1k2] [dk1a2a1k2 k1k2dk1..dk1k2k1fk2f..a2a1k2.. k2k1k2fchrch][k2k1k2f…k2k1k2f…a1a2..a2a1a2f..k1k2..k2k1k2fk2f..a2k2
k2k1..k1k2a2..a2a1..k2k1k2fa2..a2a1..dk1k2..dk1k2..k1k2..k1..dk1chrcha2ch rcha1k2..k2ch..k2k1cf rcfcfrcfcfk2k1f
Struktur percakapan di atas juga memperlihatkan bahwa baik juru bicara A dan juru bicara B melakukan langkah dk1 untuk meminta informasi. Sebenarnya kedua juru bicara
tersebut sudah mengetahui informasi yang diinginkan seperti yang terdapat dalam struktur percakapan berikut.
Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus
da1 E:Orati lebe permen ndu entah meriahkin ukurna
Ph Decl
‘Tanya dulu permen apakah senang dia’ a2 B:Uei silih ‘Ya silih’
RPh
Minor a1f A:Uei yah ‘Ya’ RPh Minor
Universitas Sumatera Utara
129 Dalam percakapan di atas terdapat langkah da1, E memerintah B untuk menanyakan kesediaan
calon pengantin perempuan meskipun dia sudah mengetahui jawabannya. Demikian juga dalam struktur percakapan berikut. A menanyakan B apakah mendengar apa yang H meskipun B
duduk berdekatan dalam acara tersebut.
Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus
dk1 A:Ei enggo begindu ei silih? ‘Sudah dengar silih?’ P Intero k2 B: Ei enggo silih. ‘Ia sudah silih’.
RPn Decl.Ellips
Berdasarkan analisis data dalam acara meminang ‘embah belo selambar’ terdapat 147
struktur percakapan Lampiran 1 dan 27 struktur percakapan yang berbeda yang merupakan temuan penelitian ini. Rangkuman temuan struktur percakapan dalam acara meminang
‘embah belo selambar’ dapat dilihat pada Tabel 5.1 .
b. Struktur Percakapan dalam Acara Bertunangan ‘Nganting Manok’