Acara ‘Nggalari Utang Adat’ Acara ‘Acara Kalimbubu’

171 Selain itu, terjadi ketidaksesuaian modus, di mana klausa perintah direalisasikan dengan modus deklaratif

e. Acara ‘Nggalari Utang Adat’

Dalam acara ini kata sambutan diberikan oleh tiga orang penutur, yaitu penutur A ditandai dengan angka 1 dan seterusnya B:2 dan C:3. Berdasarkan analisis data terdapat tujuh struktur percakapan dalam acara ‘Nggalari Utang Adat’ , yaitu: 1. k1•••• 1+2, 2. k1•••• 1, 3.a2 1, 4.a2•• 3, 5.k1a2••••k2k1 1, 6. k2NV 7. a2••• 2, Membayar utang adat ‘nggalari utang adat’ merupakan salah satu acara yang harus dilaksanakan oleh anak beru terhadap kalimbubu. Melihat pentingnya hal ini, kata sambutan yang disampaikan anak beru mengungkapkan ucapan almarhum pesan di mana anak beru memproyeksikan dirinya sebagai orang mati yang dapat dilihat pada stuktur percakapan berikut. Contoh Struktur k1a2••••k2k1 Universitas Sumatera Utara 172 StrukturPercakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus k1 Alm A: Anakku bapa ninina enggo me seh padanku man Dibata, ‘Anakku cucu nenek, sudah sampai ajalku’ Prn Decl a2 Alm A: endesken kam kerina utang adatku nandangi Sitepu rumah ngerbo, bayar semua utang adat kepada marga Sitepu rumah ngerbo’ Ph Imper a2 Alm A: tole pe ajarina kami beberena, adi enggo seh pagi padanku anakku, ‘Selanjutnya ajari kami beberemu, jika sudah sampai ajalku anakku’ Ph Decl a2 Alm A: sehken morah-morahku man perangin-angin mergana, ‘Sampaikan utangku kepada marga perangin-angin’ Ph Imper a2 Alm A: ula kel banndu ketadingen man Silangit mergana, ‘jangan ketinggalan untuk marga Selangit’ Ph Imper k2 k1 A: bagenda me kata tenah mami tua nandangi kami anak beruna. ‘Inilah pesan mami tua kepada anak berunya’ Prn Decl

f. Acara ‘Acara Kalimbubu’

Dalam acara ini kata sambutan diberikan oleh tiga orang penutur, yaitu penutur A ditandai dengan angka 1 dan seterusnya, B:2, dan C:3. Berdasarkan analisis data terdapat lima struktur percakapan dalam acara ‘Acara Kalimbubu’ , yaitu: 1. k1• • • • 1, 2. k1• • • 3, 3. k1• • 2, 4. a2• • • 1 5. a2• • 3 Setelah anak beru membayar utang adat kepada kalimbubu, pihak kalimbubu memberikan kata ambutan berupa nasihat dan harapan kepada anak-anak almarhum serta doa untuk yang mati. Hanya dua orang kalimbubu yang memberikan kata sambutan mewakili kalimbubu simada dareh dan puang kalimbubu simada dareh. Oleh karena itu, Universitas Sumatera Utara 173 struktur yang terbentuk hanya k1 memberi informasi dan dan a2 meminta barang dan jasa seperti yang dapat dilihat pada petikan data berikut. Struktur no. 2 k1• • • Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus k1` A: Man bandu kam anak beru menteri kami Ginting mergana ras br Ginting tentuna ‘Kepada anak beru menteri kami marga Ginting dan juga beru Ginting’ S325- 334 Prn Decl k1 A: ibas kelawesen kaka mulai ibas wari sinderbih kita enggo teran sora, mulai kari bas wari enda kita teran rupa. ‘Karena kepergian kakak mulai dari kemarin kita sudah kehabisan suara, dan mulai hari ini kita kehilangan rupawajah’ Prn Decl k1 A: Emaka ibas sienda anak beru kami tentuna ibas morah ate pe perban melala ngenda perbahanen simehuli siban kaka emaka pengarapen kami man bandu anak beru menteri kami ersadalah tetap arihndu. ‘Oleh karena itu, anak beru tentu merasa sedih karena selama ini banyak kebaikan yang dibuat kakak, karena itu harapan kami kepada anak beru agar senantiasa bersatu’ Prn Decl Struktur no. 4 a2 Struktur Percakapan Percakapan Fungsi Ujar Modus a2 A: Man bebere kami Ginting mergana ras br Ginting kam pagi nerus kensa nandangi kami puang kalimbubundu. ‘Kepada ponakan kami marga Ginting dan beru Ginting kalian besok yang melanjutkannya kepada puang kalimbubu kalian’ Ph Decl Data ini menunjukkan ketidaksesuaian modus. Klausa perintah direalisasikan dengan modus deklaratif di mana lazimnya klausa perintah direalisasikan dengan modus imperatif. Berdasarkan analisis data terdapat 47 struktur percakapan dalam kegiatan kematian ‘simate-mate’ yang berbeda dengan struktur yang ditawarkan Martin dan struktur Universitas Sumatera Utara 174 tersebut merupakan temuan penelitian ini. Table 5.6 memperlihatkan rangkuman temuan tersebut. Temuan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6. Dari analisis data yang dilakukan baik secara sistem maupun struktur percakapan ditemukan bahwa faktor-faktor yang menentukan terbentuknya sistem dan struktur percakapan adalah 1 hubungan penutur dan petutur atau pelibat sebagai salah satu unsur konteks situasi , dan 2 budaya sebagai salah satu unsur dari konteks sosial. Konteks situasi yang dimaksud adalah konteks situasi biasa dan tidak biasa. Konteks situasi biasa dibedakan atas konteks situasi perkawinan dan situasi kegiatan sehari-hari. Dalam konteks situasi biasa dan tidak biasa terdapat peraturan-peraturan yang mengatur penutur atau pelibat dalam menukarkan pengalamannya, yaitu kapan dan kepada siapa serta bagaimana. Konteks situasi tidak biasa adalah situasi kematian dan situasi memasuki rumah baru. Dalam konteks situasi tidak biasa, acara memasuki rumah baru ‘mengket rumah’ tidak terjadi interaksi sedangkan di dalam situasi kematian ‘simate-mate’ terjadi interaksi karena penutur memperoyeksikan dirinya sebagai orang yang mati. Di dalam konteks situasi biasa dan tidak biasa terjadi pertukaran pengalaman antar penutur di mana para penutur memiliki hubungan kekerabatan dan hubungan ini menimbulkan peraturan. Peraturan tersebut dikenal dengan istilah rebu, yaitu keadaan di mana penutur tertentu tidak dapat melakukan pertukaran pengalaman secara langsung. Pertukaran dapat dilakukan melalui perantara apakah benda atau mahluk hidup. Oleh karena itu, hubungan penutur dan petutur sebagai unsur dari konteks situasi dan budaya sebagai unsur dari konteks sosial mempengaruhi pembentukan sistem dan struktur percakapan bahasa Karo. Universitas Sumatera Utara 175

4.3 Analisis Metafora dalam Sistem dan Struktur Percakapan Bahasa Karo