Penelitian terdahulu yang Relevan

93 kondisinya ditentukan oleh hubungan pembicara dan lawan bicara serta konteks situasi pembicaraan.

2.1.13 Penelitian terdahulu yang Relevan

Penelitian yang berkaitan dengan analisis percakapan telah dilakukan di berbagai bahasa. Penelitian tentang analisis percakapan yang berdasarkan teori Linguistik Sistemik tidak banyak dilakukan di Indonesia. Femi Akindele 1986 meneliti struktur percakapan di rumah tangga di Nigeria. Bahasa yang diteliti adalah bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Fokusnya adalah menemukan partisipan yang membuka atau memulai percakapan ‘initiate conversation’ berdasarkan pertukaran struktur ‘exchange structure’. Penelitian ini dilakukan bedasarkan pendekatan LSF, yakni dengan melihat dalam bentuk kalimat apa pembukaan percakapan direalisasikan. Ditemukannya bahwa orang tua mendominasi dan mengontrol percakapan. Orang tua dalam membuka percakapan menggunakan berbagai jenis inisiasi kecuali jenis permisi minta izin. Sementara anak tidak dapat membuka percakapan dengan jenis direktif baik yang positif maupun negatif. Femi Akindele dalam Steiner, Erich H. Dan Robert Velman. 1988. Ventola 1987 melakukan penelitian tentang percakapan yang terjadi antara penjual dan pembeli dalam berbagai bidang, antara lain, penjualan tiket, toko buku, kantor pos dan sebagainya. Penelitian yang dilakukannya adalah menemukan struktur interaksi sosial dalam layanan jual beli berdasarkan teori Linguistik Sistemik Fungsional. Ventola menganalisis beberapa hal dalam struktur percakapan jual belilayanan yaitu: 1 struktur percakapan mencakup pertukaran struktur ‘exchange structure’ dan fungsi ujar ‘speech function’; 2 Universitas Sumatera Utara 94 struktur percakapan dan unsur struktur generik ‘generic structure elements’ 3 lexical cohesion; dan 4 Kata ganti ‘reference’. Ventola menemukan pola wacana di kelas yang berbeda dari yang ditemukan Sinclair and Coulthard 1975. Dia juga menemukan kata ganti yang khas dalam wacana kelas. Tucker 1988 meneliti realisasi lekxicogrammar dan prosodi permohonan yang dilakukan pembeli di toko buku di Central London. Prediksi yang dilakukan sebelumnya bahwa realisasi lexicogrammar dan prosodic dalam tindak tutur permohonan tidak langsung menentukan speech function tetapi menghubungkan tindak tutur terhadap konteks. Tetapi penelitiannya menunjukkan bahwa permohonan yang disampaikan dipilih secara selektif yang dilakukan dengan sangat luar biasa sehingga menghasilkan sistim linguistik yang dapat merajut permohonan dalam konteks tersebut. Akibatnya permohonan yang disampaikan berhasil dan berterima. Dalam hal ini pembeli tidak hanya melakukan tindakan dengan sekedar ujaran ekspresi tetapi melakukan sesuatu dengan benar Tucker dalam Steiner, Erich H. dan Robert Velman. 1988. Love dan Suherdi 1996 meneliti struktur negosiasi materi perkuliahan menulis antara dosen dan mahasiswa. Negosiasi dalam penyampaian materi perkuliahan terdiri dari dua jenis, yaitu negosiasi yang terjadi ketika dosen menyampaikan materi perkuliahan dan negosiasi yang terjadi di luar penyampaian materi perkuliahan. Objek kajian mereka adalah mahasiswa yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa Kedua. Kajian mereka berdasarkan metode analisis linguistik sistemik fungsional dengan menggabungkan teori Berry 1981 dan teori Halliday 1984. Temuan penelitian ini antara lain mahasiswa lebih berperan sebagai primary knowers.Lebih banyak melakukan langkah k2 sebagai sumber informasi karena mereka datang dari budaya yang berbeda yang memiliki karakteristik penulisan yang berbeda pula. Mereka Universitas Sumatera Utara 95 juga menganalisis dinamika langkah dan menemukan satu jenis dinamika langkah di luar yang ditemukan Ventola, yaitu kelanjutan ‘sustaining’ dalam wacana kelas. Selanjutnya, Fetzer 1996 melakukan perbandingan antara bahasa Jerman dan Inggris tentang wawancara yang bersifat politik. Fokus penelitiannya adalah melihat tema apa yang ditanya pada posisi awal giliran oleh pewawancara dengan menggunakan kerangka kerja konsep tata bahasa fungsional, yaitu zona tema. Fetzer menemukan bahwa terdapat perbedaan tema pada posisi awal giliran antara bahasa Jerman dan bahasa Inggris. Data bahasa Inggris memperlihatkan bahwa tema wawancara beranekaragam, terdapat negosiasi makna antara partisipan. Dalam bahasa Jerman terdapat topik yang beragam tetapi cenderung textual dan topical theme dan tidak memperlihatkan adanya negosiasi makna di antara partisipan. Anita Fetzer, Universityof Lueneburg http:www.helsinki.fihumskliccaabstractssinglefetzer.pdf Salamudin 2001 menganalisis langkah percakapan sehari-hari dalam bahasa Alas berdasarkan teori Martin yakni analisis proposisi dan proposal. Analisisnya bertujuan untuk mengetahui realisasi fungsi fungsi ujar dan modus serta konteks apa yang menyebabkan terjadinya kesenjangan antara fungsi ujar dan modus. Temuannya menunjukkan percakapan bahasa Alas memiliki struktur, gangguan, realisasi fungsi ujar yang tidak selalu mulusliniar, konteks dapat mempengaruhi struktur percakapan, dan ucapan ‘terima kasih’ lebih berpeluang pada proposal ketimbang proposisi. Kesimpulan yang dapat diambil adalah struktur percakapan bahasa Alas unik. Saran-saran yang dapat dikemukakan agar penelitian tentang percakapan bahasa Alas lebih dikembangkan dengan memperhatikan konteks sosial dalam setiap transaksi dan interaksi dan menseimbangkan peluang antara field, tenor, dan mode. Sinar 2002 meneliti struktur wacana kuliah di Universitas Malaya, Malaysia. Temuan kajiannya menunjukkan bahwa wacana kuliah dicirikan oleh lima fase, yakni ‘consent’, Universitas Sumatera Utara 96 struktur wacana ‘discourse structure’, substansi, ‘substantion’, evaluasi ‘evaluation’, dan kesimpulan ‘conclusion’. Penelitian Sinar hampir sama dengan yang dilakukan Sinclair dan Coulthard, 1975; Edwards, 1980; Mehan 1979, yaitu wacana di kelasdi ruang kuliah. Namun Sinar lebih merinci fase wacana yang terjadi di dalam kelas menjadi lima fase dan 22 sub fase sementara Sinclair dan Coulthard; Mehan membagi fase wacana di kelas hanya dalam tiga bagian, yaitu pembukaan ’initiation’, tanggapan ‘respon’, dan penilaian ‘evaluation’, Semua penelitian terdahulu di atas dianggap relevan dengan penelitian ini mengingat keempatnya dikaji berdasarkan teori Linguistik Sistemik Fungsional. Fetzer misalnya, membandingkan bahasa Inggris dan bahasa German. Dia meneliti tema apa yang ditanya pada posisi awal giliran oleh pewawancara dengan menggunakan kerangka kerja konsep tata bahasa fungsional, yaitu zona tema. Penelitiannya memperlihatkan bahwa dalam bahasa Inggris tema wawancara beranekaragam, terdapat negosiasi makna antara partisipan. Sedangkan dalam bahasa Jerman terdapat topik yang beragam tetapi cenderung textual dan topical theme dan tidak memperlihatkan adanya negosiasi makna di antara partisipan. Penelitiannya menunjukkan adanya relevansi dengan penelitian ini yaitu tentang negosiasi makna antara partisipan. Penelitian Tucker adalah realisasi leksikogrammar dan prosodi permohonan dalam tindak tutur. Penelitian ini menggabungkan kajian pragmatik dan linguistik Sistemik Fungsional. Meskipun kajian ini hanya membahas dari salah satu partisipan, yaitu pembeli tapi paling tidak dapat dikatakan relevan dengan penelitian ini karena masih dalam kerangka negosiasi permohonan pembeli agar dapat diterima oleh partitispan lainnya, yaitu penjual. Penelitian yang dilakukan Femi Akindele ada hubungannya dengan penelitian ini yaitu mengkaji pertukaran struktur percakapan dengan pendekatan Linguistik Sistemik Fungsional walau hanya sebatas melihat partisipan mana yang lebih dominan dan mengontrol percakapan Universitas Sumatera Utara 97 initiate conversation dengan menganalisis dalam bentuk kalimat apa pembukaan percakapan direalisasikan. Ventola, Love dan Suherdi meneliti dua hal yang agak sama hanya obyek kajian berbeda, Obyek kajian Ventola adalah wacana dalam service encounter, Love dan Suherdi dalam wacana kelas. Baik Ventola maupun Love dan Suherdi sama meneliti struktur percakapan dalam masing-masing genre tersebut Kajian Ventola lebih mendalam dan luas karena banyak aspek yang diteliti seperti yang diuraikan di atas, sementara Love dan Suherdi hanya meneliti struktur dan dinamika langkah. Apa yang dilakukan Salamudin dapat dikatakan sebagai penelitian awal yang sejenis dengan penelitian ini karena fokus kajiannya adalah melihat realisasi fungsi ujar dan modus serta konteks yang mempengaruhinya dan merupakan salah satu bahasa daerah yang terdapat di Sumatera Utara. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji lebih mendalam dengan memperluas dan memperbesar sumber data dengan tujuan agar memperoleh lebih besar pengaruh konteks serta menambahkan sistem sebagai salah satu unsur kajian yang tidak satupun dari penelitian- penelitian di atas mengkajinya. Dengan kata lain, penelitian ini berfokus pada fungsi bahasa antarpersona.

2.2 Konstruk Analisis Sistem dan Struktur Percakapan Bahasa Karo