57 Kalimat tanya yes no question dalam bahasa Inggris menggunakan finite dengan
intonasi turun-naik sedangkan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Karo tidak menggunakan finite dengan intonasi turun-naik. Kalimat tanya dalam bahasa Indonesia juga dapat dalam
bentuk deklaratif dengan intonasi turun-naik. Hal ini terjadi karena bahasa Indonesia dan bahasa Karo dan bahasa-bahasa lainnya dikodekan berdasarkan prosodi bukan struktural sedangkan
bahasa Inggris dan bahasa-bahasa yang terdapat di benua Eropah dikodekan berdasarkan struktural
Contoh : Nande ndu sakit? ‘Ibumu sakit? intonasi turun-naik
d. Tanggapan ‘Respond’
Fungsi ujar yang diekspresikan penutur menempatkan petutur pada posisi menanggapi. Tanggapan berkembang dari struktur Subject – Finite langkah inisiasi yang berbentuk klausa
lengkap, Subject dan Finite, klausa tidak lengkap modalitas, polaritas, dan temporalitas atau atau tanda-tanda polaritas misalnya ya, tidak, baiklah dan sebagainya.
Contoh berikut merupakan bentuk-bentuk respon seperti yang disebutkan di atas. A: Does Amir live here?
‘Apakah Amir tinggal di sini’? B: Dia tinggal di sini Respon dengan klausa Lengkap
A: Apakah Amir di rumah hari ini? B: Dia di rumah Respon dengan Subject-Finite
A: Does Amir live here? ‘Apakah Amir tinggal di sini’? B: Yes ‘ya’ Respon dengan tanda-tanda polaritas
A: Did Amir went to Jakarta yesterday? Apakah kemarin Amir berangkat ke Jakarta? B: Perhap ‘Mungkin’ Respon dengan modal adverb
A: Has Amir gone ‘Apakah Amir sudah pergi’? B: Not yet ‘Belum ‘ Respon dengan klausa temporal adverb
Universitas Sumatera Utara
58 Dalam percakapan sedikitnya terdapat satu langkah yang diperankan oleh penutur dalam
melakukan transaksi komoditas berupa imformasi, barang dan jasa. Oleh karena itu percakapan dianalisis berdasarkan komoditas dan peran penutur. Peran yang dilakukan penutur
dikatagorikan dengan 1 dan 2 yang masing-masing disebut primair dan sekunder. Orang yang memiliki sesuatu bermakna memiliki peran primair ditandai dengan 1 dan orang yang meminta
sesuatu bermakna memiliki peran sekunder ditandai dengan 2. Jika percakapan berlanjut ditandai dengan f follow up
Sesuatu yang ditransaksikan oleh penutur disebut komoditas yang terdiri dari informasi barang dan jasa. Komoditas informasi ditandai dengan k dan komoditas barang dan jasa ditandai
dengan a. Oleh karena itu penutur yang memiliki komoditas informasi ditandai dengan k1 dan penutur yang meminta informasi ditandai dengan k2. Selanjutnya penutur yang memiliki barang
dan jasa ditandai dengan a1 dan penutur yang meminta barang dan jasa ditandai dengan a2. Jika percakapan berlanjut, k1 dan k2 menjadi k1f dan k2f, 1 dan a2 menjadi a1f dan a2f. Langkah
yang berbeda dari penutur yang berbeda dihubungkan dengan garis lurus seperti pada contoh 1 di mana langkah k2 dan k1 dihubungkan oleh garis lurus. Langkah yang sama dari penutur yang
sama serta langkah dinamis dihubungkan dengan tanda panah melengkung. Contoh 6 memperlihatkan bahwa langkah a2 dan a1 dihubungkan oleh garis lurus dan di antara kedua
langkah tersebut terdapat dinamika langkah yang dihubungkan oleh tanda panah melengkung. Contoh berikut menunjukkan bahwa A meminta informasi kepada B:
1 k2 A
: Digan berkat nande ndu ‘ Kapan berangkat ibumu’? k1 B
: Sendah bi ‘ hari ini bik ‘
Dalam percakapan ini, A dinyatakan sebagai k2 ‘secondary knower move’ karena ia meminta informasi dengan harapan adanya jawaban dari B. Sedangkan B sebagai pemilik informasi
Universitas Sumatera Utara
59 diistilahkan dengan k1 ‘primary knower move’. Langkah k2 digunakan karena A tidak
mengetahui atau memiliki informasi. Ia kemudian mengetahui informasi setelah B memberitahunya. Jadi, yang lebih dahulu mengetahui informasi adalah B. Itulah sebabnya A
dinyatakan sebagai k2 dan B sebagai k1. Namun percakapan itu bisa saja berlanjut menjadi:
2 k2 : A : Kuja laus na Budi ? ‘Kemana perginya si Budi’?
k1 : B : Ku rumah mamana ‘Ke rumah pamannya’. k2f : A : Bujur yah ‘Terima kasih ya’.
k1f : B : Bujur ‘Sama-sama’
Tindak lanjut A terhadap jawaban B dinyatakan dengan k2f ‘secondary knower’s follow-up’ dan tindak lanjut B disebut dengan k1f ‘primary knower’s follow-up’. Sehingga diperoleh struktur
percakapan sebagai k2k1k2fk1f yang berarti k2f dan k1f bisa muncul bisa juga tidak.
Dalam situasi lain, A sudah mengetahui jawabannya namun ia seolah-olah bertanya kepada B. Ini sering terjadi dalam konteks percakapan di kelas ketika guru menguji kemampuan
siswanya secara lisan. Contoh:
3 dk1
: A : Disebut apakah hewan pemakan daging?
k2 : B : Karnivora
k1 : A : Bagus
Struktur percakapan ini adalah dk1k2k1. A disebut sebagai dk1 ‘delayed primary knower’
yang menunjukkan bahwa orang yang bertanya sebenarnya sudah mengetahui jawabannya.
Universitas Sumatera Utara
60 Begitu juga dengan interaksi dengan tujuan untuk memberikan atau meminta barang dan
jasa ‘goods services’, strukturnya dapat terbentuk sedemikian rupa dengan istilah yang berbeda dengan permintaan dan pemberian informasi.
Contoh: 4
da1 : A : Kopi man bandu? ‘Minum kopi’?
a2 : B : Ue ‘Ya’.
a1 : A : Enda kopi ndu ‘Ini kopinya’.
a2f : B : Bujur ‘Terima kasih’.
a1f : A : Bujur ‘Sama-sama’
Struktur percakapan itu dapat dipahami sebagai da1 a2 a1 a2f a1f. dA1
merepresentasikan orang yang menunda pemberian barang jasa ‘delayed primary actor’, a2 orang yang meminta barang dan jasa ‘secondary actor’, a1 orang yang memberi barang dan
jasa ‘primary actor’, a2f langkah tindak lanjut orang yang meminta barang dan jasa, dan a1f langkah tindak lanjut orang yang memberi barang dan jasa.
d. Dinamika Langkah