103 la’, ‘memanggil hantu perumah begu’ sehingga dalam penelitian ini percakapan yang terjadi
dalam kegiatan tersebut tidak dijadikan sumber data. Langkah selanjutnya setelah penentuan konteks situasi adalah perekaman data.
Percakapan yang terjadi di dalam konteks situasi biasa dan tidak biasa. Data yang diperoleh di transkripsikan, dipilah-pilah berdasarkan klausa untuk dianalisis. Data yang telah dianalisis di
interpretasikan baik secara paradigmatik dan sintagmatik. Langkah terakhir adalah membuat kesimpulan.
3. 2 Lokasi Penelitian
Seperti yang telah diuraikan terdahulu bahwa penutur bahasa Karo terdapat di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Karo, Kabupaten Deli Serdang, dan Kabupaten Langkat.
Berdasarkan temuan di lapangan, pelaksanaan kegiatan budaya tidak lagi konsisten dilaksanakan di kabupaten Langkat dan Kabupaten Deliserdang, maka lokasi penelitian ditetapkan di
Kabupaten Karo. Dengan alasan masyarakat Karo di kabupaten Karo masih melaksanakan kegiatan budaya dan menggunakan bahasa Karo secara murni dan konsisten. Oleh karena itu
lokasi penelitian ini dilakukan di daerah Ajijulu, Kabanjahe, dan Berastagi.
3.3 Data dan Sumber Data
Data penelitian ini adalah ujaran-ujaran yang terdapat dalam percakapan bahasa Karo yang otentik dan spontan dan yang terjadi dalam situasi yang alamiah. Percakapan dalam
konteks kehidupan sehari-hari dari perserta percakapan yang dibedakan atas kegiatan yang budaya dan kegiatan non budaya. Kegiatan non budaya mencakup kegiatan di pasar dan di
Universitas Sumatera Utara
104 rumah tangga. Sedangkan kegiatan budaya meliputi: 1 pesta perkawinan ‘erdemu bayu’
mencakup: melamarmeminang ‘embah belo selambar’, tunangan ‘nganting manok’ dan pernikahan ‘mata kerja’; 2 kematian ‘simate-mate’; 3 memasuki rumah baru
‘mengket rumah’. Data yang diperoleh tidak dibatasi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Atkinson
dan Heritage 1984 seperti yang dikutip Eggins dan Susan 1997 bahwa tidak boleh dilakukan kegiatan berupa penghilangan, pengutamaan, dan acak data, juga tidak ada data yang tidak
siginifikan atau data yang tidak relevan. Dengan kata lain, data yang akan dianalisis adalah data apa adanya tanpa intervensi.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian diperoleh dengan cara pengamatan berperan serta participant observation’, yaitu dengan cara mengobservasi kegiatan percakapan dan sekaligus merekam
percakapan yang berlangsung. Pengamatan ini dilakukan karena merupakan esensi dari penelitian sosial di mana kajian sosial hanya dapat dilakukan bila peneliti merupakan bagian
dari masyarakat yang diteliti Hammersley dan Akitson, 1983 sedangkan Ary, Jacob dan Rajavich 2002 menyatakan bahwa pemerolehan data dengan pengamatan berperan serta
merupakan metode pemerolehan data yang paling mendasar dalam penelitian kualitatif. Oleh karena itu, peneliti adalah sebagai instrumen utama ‘key instrument’ karena ia yang akan
melaksanakan semua proses penelitian dan ia sekaligus sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, pelaksana analisis data, penapsir data, dan sebagai pelapor penelitian Moleong,
1989.
Universitas Sumatera Utara
105 Pengamatan berperan serta ‘Participant observation’ berdasarkan tingkat keterlibatan
pengamat di dalam pemerolehan data dibagi atas lima bagian. Pembagian berikut secara berurut memperlihatkan tingkat keterlibatan pengamat, yaitu: 1 Complete Participant, 2 Active
Participant, 3 Moderate Participant, 4 Passive Participant, dan 5 Non Participant Spradley, 1980. Complete Participant adalah pengamatan di mana pengamat tidak hanya
berada di tengah-tengah peserta kegiatan tetapi juga berperan sebagai pelaku kegiatan. Jenis penelitian seperti ini dilakukan oleh Nash 1975 seperti yang dikutip Spradley 1980 di mana
Nash meneliti para supir bus. Dia tidak hanya mengamati para supir bus tetapi dia juga mempelajari sistim mengenderai bus serta menyupir bus dalam beberapa rute perjalanan Active
Participant, pengamat mempelajari budaya pelaku kegiatan agar dapat melakukan kegiatan yang dilakukan peserta kegiatan. Moderat Participant, pengamatan dapat dilakukan di luar dan
di dalam kegiatan. Pengamat dalam hal ini dapat berlaku sebagai loiterer atau game watcher. Passsive Participant adalah kegiatan pengumpulan data yang dilakukan pengamat tanpa
terlibat di dalam kegiatan sedangkan Non participant adalah pengumpulan data di mana pengamat tidak terlibat sama sekali di dalam kegiatan. Penelitian tentang program di televisi
merupakan salah satu contoh dari jenis ini, di mana pengamat hanya melakukan pengamatan terhadap program yang ditayangkan. Data penelitian ini diperoleh dengan dua cara, yaitu
complete participant dan active participant. Pemerolehan data perkawinan dan memasuki rumah baru dilakukan dengan cara complete participant sedangkan data di rumah tangga, di
warung kopi, dan di pasar serta acara kematian dilakukan dengan cara active pariticipant. Karena dalam kegiatan ini pengamat tidak dapat berlaku sebagai peserta kegiatan.
Universitas Sumatera Utara
106
3.5 Instrumen Penelitian