Menilik kasus di atas, dapat dinyatakan bahwa dalam hal-hal tertentu hak langgeih dapat pula dikesampingkan berdasarkan asas kepatutan yang disepakati oleh ureung tuha mukim dalam
penyelesaian kasus-kasus konkrit tertentu.
6. Mukim dan Alat Kelengkapannya
Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 4 Tahun 2003 tentang Pemerintah Mukim dalam Provinsi Nangroe Aceh Darussalam menyebutkan bahwa kedudukan mukim
sebagai unit pemerintahan yang membawahi beberapa gampong. Sebagai sebuah organisasi pemerintahan, mukim melaksanakan tugas-tugas pemerintahan sesuai tugas dan fungsi yang ada
padanya dan dapat mengkoordinir keuchik yang berada dalam wilayah tugasnya. Struktur Organisasi Pemerintahan Mukim sebagaimana yang diamanatkan oleh Qanun
Nomor 4 Tahun 2003 dapat dilihat dalam diagram alur berikut ini.
STUKTUR ORGANISASI MUKIM
Universitas Sumatera Utara
Mencermati struktur oragnisasi mukim di atas, jika ditilik dari aspek historis menempatkan imeum chik pada posisi di bawah imeum mukim, menurut saya adalah sesuatu yang tidak sesuai
dengan sejarah dan semangat kehidupan bermukim yang dipayungi oleh nilai-nilai keislaman. Dari sejarahnya, mukim lahir karena kepentingan ummat yang berkaitan dengan
penyelenggaraan shalat jumat. Karena itu, pada mulanya hanya dikenal imeum meseujid, lalu dalam perkembangan dinamika kemasyarakat imeum meuseujid dipercayakan oleh
masyarakatnya juga untuk mengurusi urusan-urusan kemasyarakatan diantara para gampong yang bergabung dalam mukim tersebut.
Selanjutnya, berdasarkan diagram alur di atas, seharusnya secara administratif keuchik bertanggung jawab kepada mukim, baik dalam urusan-urusan administrasi perkantoran maupun
administrasi dalam hal pelaksanaan pertanggungjawaban berbagai kegiatan pembagunan di Gampong.
Majelis Musyawarah
Mukim Tuha
Peut Mukim
Imuem Mukim
Imuem Chik
Sekretaris Mukim
Seksi Tata
Usaha Seksi
PEM ‐AN
Kaur Pemberd
Perempuan Seksi
KeistimewaanAceh
Keuchik Keuchik
Keuchik
Majelis Adat
Mukim
Seksi Perekonomian
Pemb.
Universitas Sumatera Utara
Namun kenyataan menunjukkan bahwa dalam urusan administrasi pemerintahan, keuchik hanya mengenal hubungan dengan camat. Keadaan tersebut terjadi oleh karena ketidakjelasan
batas kewewenangan tugas dan fungsi antara imeum mukim dan camat. Menurut Tgk Rasyid, Imeum Mukim Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya, pemerintahan tingkat atas seharusnya
mensosialisasikan dan menerapkan status mukim sebagai salah satu unit pemerintahan daerah. Disamping itu wilayah tugas mukim terkadang sama besarnya dengan wilayah
tugas Camat sehingga seolah ada anggapan bahwa kedudukan mukim itu tidak terlalu penting.
275
Secara organisasi, imeum mukim berkedudukan dan bertanggung jawab kepada camat dan ke bawah mengarahkan serta mengkoordinir para keuchik. Dalam hubungan ini
beberapa gampong tergabung dalam wilayah mukim dan beberapa mukim tergabung dalam wilayah kecamatan. Oleh karena itu adalah disharmonis apabila wilayah kerja mukim sama
cakupannya dengan wilayah tugas Camat, yang tidak hanya terjadi tumpang tindihnya pelaksanaan tugas-tugas karena fungsi penyelenggaraan pemerintahan antara mukim
dengan camat menjadi sama, tetapi juga terjadi ketidak efektifan pekerjaan. Sementara itu untuk kelancaran penyelenggaran Pemerintahan Mukim, Pasal 9 Qanun
Nomor 4 tahun 2003, menentukan perlunya dibentuk kelengkapan mukim. Berdasarkan pasal tersebut alat kelengkapan mukim terdiri dari:
a. Sekretariat Mukim b. Majelis Musyawarah Mukim
c. Majelis Adat Mukim d. Imuem Chik
275
Wawancara dengan Tgk Rasyid, Imeum Mukim Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya, tanggal 24 Februari
2007.
Universitas Sumatera Utara
Dalam kenyataannya, menurut hasil penelitian Teuku Djuned dan kawan-kawan, memperlihatkan bahwa tidak semua mukim memiliki alat kelengkapan mukim,
sebagaimana tertera dalam table berikut.
276
Penelitian di atas memperlihatkan bahwa jumlah mukim yang sudah memiliki alat kelengkapan mukim masih sangat kecil. Kalaupun ada mukim yang sudah memiliki alat
kelengkapan mukim, namun ternyata belum dapat berfungsi dengan baik. Salah satu yang menyebabkan tidak berfungsinya alat kelengkapan mukim tersebut adalah keterbatasan anggaran
yang tersedia pada pemerintahan mukim. Selama ini dari sumber pendapatan yang ada hanya mungkin digunakan untuk biaya operasional imeum mukim sendiri, itupun dalam jumlah yang
sangat terbatas. Pada umumnya di beberapa daerah secara formal alat kelengkapan mukim belum ada,
namun di beberapa daerah telah memiliki sekretaris mukim, tetapi belum dilengkapi seksi-seksi seperti yang dituangkan dalam Pasal 10 Qanun Nomor 4 Tahun 2003. Di seluruh daerah
kabupatenkota hingga saat ini 2009 masih belum adanya Qanun KabupatenKota tentang Pemerintahan Mukim di kabupatenkota bersangkutan, yang bersikan pedoman susunan
organisasasi dan tata kerja mukim. Padahal perintah pembentukan qanun kabupatenkota tentang Pemerintahan Mukim adalah dinyatakan dalam Pasal 114 Undang-Undang tentang Pemerintahan
Aceh, yaitu; ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi, tugas, fungsi, dan kelengkapan mukim diatur dengan qanun kabupatenkota.
7. Kedudukan dan Fungsi Pemerintahan Mukim Sekarang