Langkah-langkah Strategis Strategi Pengelolaan Hutan Aceh yang Berkelanjutan.

1 memastikan tersusunnya dan terbangunnya model dan sistem pengelolaan hutan yang berkelanjutan di Provinsi Aceh. 2 memastikan praktek pengelolaan pada semua fungsi hutan dilakukan secara lestari dan berkelanjutan. 3 memastikan terbangunnya sistem dan mekanisme kelembagaan dan organisasi pengelola maupun pendukung mengimplementasikan prinsip-prinsip berkelanjutan. 4 memastikan adanya ruang dan akses bagi berbagai pihak untuk ikut serta baik langsung dan tak langsung terlibat dalam pengelolaan. 5 mengintegrasikan sistem pengelolaan hutan yang berkelanjutan ini ke dalam rencana pembangunan jangka menengah RPJM Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 2007 – 2012.

1. Langkah-langkah Strategis

Guna mendukung kelima upaya tersebut maka langkah-langkah strategis yang perlu di lakukan adalah: 1 Penataan ulang kawasan hutan Aceh dengan berbagai fungsinya. Beberapa agenda kegiatan yang harus dilakukan yaitu: a melakukan assessment atau kajian terhadap kondisi dan situasi hutan Aceh yang memiliki luas 3.335.613,00 Ha berdasarkan surat keputusan dari Menteri Kehutanan Republik Indonesia No 170kpts-II2000, tanggal 29 Juni 2000, sehingga bisa di peroleh data dan informasi yang objektif atas semua fungsi hutan. b menyusun penyesuaian arahan fungsi hutan kedalam tata ruang guna menggantikan yang lama sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur No 19 Tahun 1999 tentang Arahan Fungsi Hutan dan Perairan. Universitas Sumatera Utara c menetapkan tata ruang hutan, sehingga semua fungsi hutan bisa diketahui dan bisa dijadikan acuan dalam mendukung pelaksanaan pembangunan baik pada level provinsi maupun kabupatenkota. d tata batas atas semua fungsi hutan sehingga diperoleh kejelasan batas wilayah, fungsi hutan dan lain sebagainya e menetapkan standarisasi atau sertifikasi dalam rangka pemanfaatan hasil hutan baik kayu maupun non kayu. 2 Revisi qanun provinsi dan kabupatenkota tentang kehutanan atau yang berkaitan dengan kehutanan yang tidak mendukung implementasi pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Keterlibatan publik atau berbagai pihak untuk ikut serta dalam melakukan revisi qanun ini mutlak dibutuhkan. Beberapa agenda yang bisa dilakukan yaitu: a menyusun qanun pengelolaan kehutanan yang berkelanjutan untuk menggantikan Qanun Nomor 14 tahun 2002 tentang Kehutanan dan Qanun Nomor 15 Tahun 2002 tentang Perizinan Kehutanan. b mengganti Qanun Nomor 20 Tahun 2002 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Qanun Nomor 21 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam, yang relevan dengan keberadaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. c mengganti qanun-qanun kabupaten yang tidak sejalan dan tidak mendukung pengelolaan hutan yang berkelanjutan dengan qanun kabupaten tentang pengelolaan hutan berbasis mukim. d menyusun Qanun Perlindungan Kawasan Daerah Aliran Sungai yang memiliki kaitan erat dengan keberadaan kawasan hutan. Universitas Sumatera Utara e Memastikan tersedianya anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Aceh APBA provinsi kabupatenkota dalam rangka pengelolaan sumber daya hutan secara berkelanjutan. 3 Penataan kelembagaan dan keorganisasian pengelolaan hutan. Untuk ini ada beberapa kegiatan yang dilakukan: a membangun sistem informasi kehutanan Aceh SIKA sebagai sebuah data base informasi kehutanan guna mendukung pengelolaan yang berkelanjutan dan bisa di akses publik. b pembenahan sistem prosedur, mekanisme dan sistem perijinan yang memastikan terlaksanakanya praktek-praktek kelestarian dan keberlanjutan c pembenahan sistem tata kerja yang terlalu birokratis, tidak profesional, dan tumpang tindih—sehingga setiap orang paham peran dan tanggungjawab yang akan dilakukan 4 Pengembangan model pemanfaatan hutan baik hasil hutan kayu maupun non kayu. Untuk itu a beberapa agenda kegiatan yang dapat dilakukan: a membangun model pengelolaan hutan yang berbasis masyarakat b membangun model pemanfaatan hasil hutan baik kayu maupun non kayu c membangun model pemanfaatan jasa lingkungan dari keberadaan hutan ekowisata dan lain sebagainya 5 Perlindungan dan akses masyarakat di sekitar kawasan hutan a mendata keberadaan masyarakat yang tinggal disekitar kawasan hutan b memberikan akses dan hak bagi masyarakat yang tinggal turun temurun di sekitar kawasan hutan untuk memanfaatkan hasil hutan non kayu serta bertanggungjawab mengelola hutan yang ada di wilayahnya dengan berbasis pada kearifan lokal dan budaya seperti peran pawang gleeuteuen dan lain sebagainya. Universitas Sumatera Utara c memberikan konpensasi dan insentif dalam bentuk bantuan modal, pengembangan kapasitas serta akses terhadap pasar, perbaikan infrastruktur wilayah tempat tinggal mereka sehingga kehidupan ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan menjadi meningkat dan lebih baik. 6 Penegakan hukum a membangun sistem patroli kehutanan yang dilakukan secara terus menerus dengan membentuk tim patroli hutan yang terdiri dari berbagai pihak. b meningkatkan dan memperbaiki fasilitas dan sarana dalam mendukung upaya- upaya penegakan hukum. c membangun kesepakatan atau joint agreement antara pemerintah provinsikabupatenkota dengan institusi penagak hukum kepolisian, kejaksaan dan kehakiman untuk komitmen dalam penagakan hukum.

2. Insentif Untuk Pemeliharaan Hutan Aceh