hukum-hukum positif, baik hukum peraturan perundang-undangan maupun hukum adat yang berlaku pada masyarakat hukum adat mukim di lokasi penelitian penguasaan atas
pengelolaan hutan adat.
2. Pendekatan penelitian
Untuk mengungkapkan permasalahan yang diajukan, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif doktrinal dan penelitian hukum
empiris non doctrinal.
70
Artinya, disamping melakukan telahan terhadap asas-asas, norma-norma, dan aturan-aturan hukum, baik yang tertulis ataupun yang tidak tertulis
Hukum Adat, penelitian ini juga mengungkapkan fakta sosiologis bekerjanya hukum
sembilan macam, yaitu: 1. penelitian historis, 2. deskriptif, 3. perkembangan, 4. kasus, 5. korelasional, 6.
kausal ‐komparatif, 7. eksperimental sungguhan, 8. eksperimental semu, dan 9. penelitian tindakan. Lihat;
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Rajawali Pers, Jakarta, 1987, hlm. 16. Lihat juga; Bambang
Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 2001, hlm. 33.
68
Dalam hal ini Soenarjati Hartono mengemukakan; kiranya sulit diterima, bahwa untuk sekian banyak
macam penelitian hanya satu metode penelitian saja yang paling cocok dan benar. Tambahan pula beraneka
ragam penelitian dan penulisan itu biasanya tidak muncul dalam bentuk yang murni, tetapi menunjukkan
sifat yang condong ke arah overheersend salah satu bentuk penelitian. Sehingga para peneliti
tidak menggunakan satu metode penelitian danatau satu gaya penulisan saja, tetapi menggunakan
suatu kombinasi dari beberapa metode penelitian dan gaya penulisan secara serentak. Lihat;
Soenarjati Hartono, Kembali ke Metode Penelitian Hukum, dalam Kumpulan Bahan Bacaan Penataran
Metode Penelitian Hukum, FH UI, Jakarta, 1997, hlm. 120.
69
Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pencandraan deskripsi secara sistematis, faktual,
dan akurat mengenai fakta‐fakta dan sifat‐sifat atau daerah tertentu. Sumadi Suryabrata, Op. Cit., hlm.
19. Sedangkan untuk penelitian preskriptif –analitik terdapat hal yang sifatnya problematik yang memerlukan
pemecahan masalah secara preskriptif. Lihat, M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu Penelitian, Mandar
Maju, Bandung, 1994, hlm. 77.
70
Istilah penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris dikemukan oleh Soerjono Soekanto,
Pengantar Penelitian Hukum, UI Pers, Jakarta, 1986, hlm. 51. Penelitian hukum normatif meliputi
penelitian terhadap asas‐asas hukum, penelitian terhadap sistematika hukum, penelitian terhadap
taraf sinkronisasi hukum, penelitian sejarah hukum, dan penelitian perbandingan hukum. Penelitian
hukum sosiologis atau empiris teridiri dari penelitian terhadap identifikasi hukum, dan penelitian
terhadap efektivitas hukum. Sedangkan Soetandyo Wignyosoebroto, Hukum dan Metoda‐ metoda
Kajiannya, dalam Kumpulan Bahan Penataran Metode Penelitian Hukum, FH UI, Jakarta, 1997, hlm.
228‐246, menggunakan istilah penelitian hukum doktrinal dan penelitian hukum non doktrinal. Penelitian
hukum doktrinal dimaksudkannya berupa : penelitian inventarirasi hukum positif, penelitian penemuan
asas‐asas hukum, dan penelitian penemuan hukum in concreto. Penelitian non doktrinal, yaitu penelitian
berupa studi‐studi empiris untuk menemukan teori‐teori mengenai proses terjadinya dan mengenai
proses bekerjanya hukum di dalam masyarakat Lihat juga; Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian
Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 2001, hlm. 43.
dalam masyarakat hukum adat, khususnya yang berkaitan dengan penguasaan dan pengelolaan hutan.
3. Lokasi Penelitian