mukim pun turut membubuhkan tanda tangannya pada akta jual beli tanah dalam wilayah kemukimannya.
264
Teuku Djuned dalam laporan penelitiannya menyatakan bahwa di Kecamatan Darul Aman Kabupaten Aceh Timur, camat juga meminta kepada imeum mukim yang ada dibawahnya untuk
menyiapkan data tentang kependudukan di wilayah mukim masing-masing. Di Kabupaten Bireun, camat mengharuskan setiap calon keuchik untuk melampirkan Surat Keterangan
Berkelakuan Baik SKBB dari imeum mukim, sebagai salah satu syarat kelengkapan administrasi pencalonan. Keharusan untuk melampirkan surat keterangan ini masih dipraktekkan
hingga sekarang. Dalam bidang administrasi jual beli tanah hak milik adat, Iimeum mukim juga dilibatkan oleh camat sebagai saksi dalam setiap transaksi jual beli.
265
Namun demikian, sekarang ada camat, yang dengan berbagai alasan tidak melibatkan imeum mukim dalam proses
jual beli tanah. Hal ini terutama terjadi pada kecamatan-kecamatan dalam wilayah pusat kota
Banda Aceh.
266
4. Mukim sebagai Pelaksana Pembangunan
Hampir seluruh lokasi yang menjadi sampel penelitian, dapat ditengarai bahwa pada umumnya para imeum mukim menyatakan tidak terlibat dalam bidang pembangunan. Kecuali di
kabupatenkota tertentu yang melibatkan Mukim, dan keterlibatannya itu hanya sebatas koordinasi saja.
267
264
Hal ini ditemukan hampir pada semua imeum mukim yang diwawancarai di Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten
Aceh Jaya, dan Kabupaten Aceh Barat. Pada umumnya, bahkan hampir semua transaksi jual beli tanah di
kabupaten‐kabupaten tersebut turut melibatkan imeum mukim sebagai salah seorang pihak yang harus mengetahui
selain geusyiek. Dan surat jual beli tersebut dibuat di kantor camat.
265
Teuku Djuned, dkk, Pemerintahan Mukim Masa Kini, Laporan Penelitian, Pusat Studi Hukum Adat Universitas
Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh, 2006, hal. 39.
266
T. Samsuar, Camat Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Wawancara, 19 Oktober 2006.
267
Lihat Teuku Djuned, Op. Cit., hal. 42, yang melengkapinya dengan hasil wawancara dengan Camat Darul Aman
Kabupaten Aceh Timur, Wawancara, Tanggal 17 Oktober 2006. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Tgk. Yunus
Usman Al‐ Raribi, Imeum Mukim Kemukiman Teupin Batee, Wawancara, Tanggal 18 Oktober 2006.
Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya tugas-tugas pembangunan langsung ditangani oleh keuchik masing-masing gampong.
268
Padahal untuk memberdayakan mukim, ada urusan pembangunan yang dapat diserahkan kepada pemerintah mukim sebagai pelaksananya. Sebagai contoh, proyek
pembangunan jaringan irigasi dalam wilayah kemukiman. Untuk pengerjaan proyek ini, sesungguhnya mukim mampu melaksanakannya. Tetapi tidak demikian halnya dalam
kenyataannya, untuk pengerjaan proyek itu dilaksanakan oleh kontraktor. Sehingga, fungsi Mukim untuk meningkatkan penyelenggaraan dan pelayanan kepada masyarakat secara berdaya
guna sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemajuan pembangunan di daerah tersebut. Menurut keterangan imeum mukim Rigah di Kabupaten Aceh Jaya, tidak melibatkan
pemerintah mukim dalam pelaksanaan pembangunan bertentangan dengan ketentuan dalam Qanun tentang Pemerintahan Mukim yang memberikan tugas pelaksanaan pembangunan.
Namunpun demikian, menurutnya, di Kemukiman Bineh Krueng, imeum mukim terlibat dalam pelaksanaan proyek Program Pembangunan Kecamatan PPK yang dilaksanakan di gampong,
dalam kapasitas mengawasi pelaksanaan program tersebut. Dalam kegiatan ini, geuchik membuat laporan dan mengajukannya ke camat dan mengirimkan tembusan laporan tersebut kepada
imeum mukim.
269
5. Mukim sebagai Pembina Kemasyarakatan dan Penyelesaian Sengketa.