Identifikasi Permasalahan Pembinaan dan Pengawasan Binwas .1 Dasar Pemikiran

230 pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah; dan b pengawasan terhadap peraturan daerah dan peraturan kepala daerah. Pengawasan yang dilakukan dapat bersifat preventif dan pengawasan represif. Dengan melakukan kegiatan Binwas ini maka Pemerintah Pusat dapat mendorong percepatan terwujudnya perbaikan kesejahteraan masyarakat di daerah. Untuk dapat melakukan Binwas, Pemerintah Pusat memiliki instrumen yang dapat digunakan untuk memberi sanksi ataupun penghargaan kepada daerah sesuai dengan kemampuannya dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah sesuai dengan NSPK. Mengingat besarnya cakupan wilayah Indonesia, Binwas dapat dilakukan secara berjenjang, dimana pemerintah yang lebih tinggi menjalankan Binwas terhadap pemerintah dibawahnya. Pemerintah Pusat berkewajiban melakukan Binwas terhadap provinsi dan gubernur sebagai wakil pusat melakukan Binwas terhadap kabupatenkota.

4.16.2 Identifikasi Permasalahan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebenarnya telah mengisyaratkan mengenai perlunya Binwas dilakukan oleh Pemerintah Pusat sebagaimana disebutkan dalam Pasal 217, namun sayangnya pengaturan tentang hal tersebut secara jelas dan rinci belum dilakukan. Akibatnya, pelaksanaan urusan pemerintahan di banyak daerah cenderung berbeda-beda sesuai dengan intepretasi dan semangat yang dimiliki oleh masing- masing pimpinan daerah. Akibatnya, sinkronisasi dan integrasi kegiatan pemerintahan dan pembangunan daerah sulit dilakukan. Tidak adanya NSPK sering juga membuat Pemerintah Pusat mengalami kesulitan dalam melakukan pemantauan dalam rangka Binwas dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah. 231 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 mengamanatkan pada kementerian dan lembaga pemerintah non- kementerian untuk merumuskan NSPK untuk masing-masing urusan yang secara teknis menjadi tanggungjawabnya selambat- lambatnya dua tahun sejak peraturan pemerintah tersebut diberlakukan. Mengantisipasi pemberlakuan NSPK tersebut, pemerintah perlu mengatur secara jelas kewenangan, mekanisme, dan prosedur melakukan Binwas baik yang bersifat umum maupun teknis. Dalam hal kewenangan dan tanggung jawab pembinaan dan pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan, perlu diperjelas mengenai bidang pengawasan mana yang seharusnya menjadi tanggungjawab Kementerian Dalam Negeri dan bidang pengawasan teknis yang seharusnya menjadi tanggung jawab kementerianlembaga teknis. Dalam pelaksanaan Binwas untuk pelaksanaan urusan pemerintahan di kabupatenkota perlu diperjelas mengenai peran gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk melakukan Binwas kinerja kabupatenkota. Tidak adanya pengaturan yang jelas sering membuat gubernur kurang dapat menjalankan perannya untuk melaksanakan Binwas. Disamping itu, pemberdayaan gubernur baik sebagai wakil Pemerintah Pusat maupun sebagai kepala daerah memerlukan sumber daya aparatur yang profesional dan menguasai kemampuan teknis yang diperlukan dalam penyelenggaraan berbagai urusan pemerintahan dan pendanaan yang memadai. Sayangnya sejauh ini, gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat belum memiliki aparat sendiri yang dapat ditugaskan untuk menjalankan fungsi Binwas terhadap kabupatenkota. Akibatnya, pelaksanaan Binwas cenderung kurang efektif. 232

4.16.3 Analisis