Dasar Pemikiran Aparatur Daerah

156 kelembagaan dan perangkat daerah yang berbeda sesuai dengan kondisi daerahnya perlu diatur dengan jelas dalam undang-undang ini. 4 Pembentukan, penggabungan, dan pembubaran kecamatan perlu diatur dengan ukuran dan kriteria yang jelas agar tindakan yang diambil oleh daerah benar-benar bermanfaat bagi kepentingan warga di daerah. Khusus untuk penambahan kecamatan baru, yang cenderung marak di berbagai daerah, perlu dibuat pengaturan yang lebih ketat agar pembentukan Kecamatan baru benar-benar dilakukan untuk kepentingan masyarakat di daerah bukan hanya untuk kepentingan elit di daerah. Selain itu, pembentukan kecamatan perlu melalui proses persiapan sesuai tahap dan parameter yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, sehingga daerah kabupatenkota tidak dengan mudah membentuk kecamatan baru tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

4.7 Aparatur Daerah

4.7.1 Dasar Pemikiran

Pegawai Negeri Sipil PNS adalah salah satu pilar utama dari NKRI. Sebagai salah satu pilar penyangga NKRI maka keberadaan dan kualitas dari PNS menjadi salah satu aspek strategis dalam mempertahankan kelangsungan NKRI. Kebijakan untuk meningkatkan profesionalisme, wawasan nasional, dan kepedulian PNS terhadap masalah bangsa menjadi sangat stretegis dalam pelaksanaan otonomi daerah. Pelaksanaan otonomi daerah diharapkan dapat mendorong dan memperkuat pencapaian tujuan tersebut. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa harapan tersebut masih jauh dari yang diinginkan. Munculnya banyak mis- 157 konsepsi dalam memahami otonomi daerah telah membuat manajemen kepegawaian menjadi terkotak-kotak pada wilayah yang sempit dan menjauhkan dari keinginan membangun aparatur yang berwawasan nasional dan profesional. Untuk mempertahankan PNS sebagai pilar NKRI maka pemerintah perlu mengembangkan manajemen kepegawaian yang bersifat nasional yang memungkinkan mobilitas pegawai antar daerah otonom berjalan dengan lancar. Mobilitas pegawai antar daerah otonom bukan hanya penting untuk membangun wawasan nasional tetapi juga untuk peningkatan kapasitas pegawai itu sendiri. Tour of duty and area karenanya harus menjadi bagian yang penting dalam perencanaan karir PNS dan pengembangan manajemen kepegawaian di daerah. Manajemen kepegawaian di daerah harus menjadi bagian yang terintegrasi dengan manajemen kepegawaian nasional. Lebih dari itu reformasi kepegawaian harus terintegrasi dengan reformasi birokrasi di daerah. Karena itu pendekatan terpadu perlu dikembangkan agar keduanya dapat berjalan bersama dan sinergis. Peran PNS sebagai pilar dari NKRI hanya akan dapat diwujudkan kalau profesionalisme menjadi nilai penting dalam pengembangan kebijakan dan manajemen kepegawaian. Pemerintah harus dapat mengembangkan kebijakan dan manajemen kepegawaian yang mampu menjaga netralitas PNS terhadap partai politik dan kegiatan politik. Manajemen kepegawaian harus dapat meningkatkan kapasitas PNS untuk mengambil jarak yang sama terhadap semua kekuatan politik yang ada di daerah dan bertindak adil terhadap semua kelompok dan golongan yang ada di masyarakat. Manajemen kepegawaian harus dapat menjadikan PNS bertindak independen dari semua 158 kegiatan politik dan melindungi mereka dari campur tangan kekuatan dan kekuasaan politik yang ada di daerah. Untuk dapat meningkatkan profesionalisme maka rekrutmen PNS dan penempatan mereka dalam jabatan harus dilakukan berdasarkan meritokrasi dan berbasis kompetensi, terbuka, dan kompetitif. Untuk dapat mewujudkan prinsip meritokrasi dan melakukan rekrutmen dan promosi berbasis pada kompetensi maka pemerintah perlu mengembangkan ukuran dan standar kompetensi untuk jabatan di lingkungan pemerintahan daerah. Pemerintah dapat memulainya dari jabatan yang dinilai strategis. Promosi jabatan publik secara terbuka dapat dilakukan dengan memberi peluang yang sama kepada semua yang memenuhi persyaratan kompetensi untuk bersaing memperebutkan jabatan publik yang tersedia. Persaingan yang terbuka perlu didorong agar dapat menjadi insentif bagi PNS untuk meningkatkan kapasitas dirinya sesuai dengan aspirasi karir yang dimilikinya. Rekrutmen dan promosi harus berbasis pada jabatan. Analisis jabatan perlu dilakukan secara periodik untuk menentukan kebutuhan aparatur secara pas baik jumlah ataupun klasisifikasinya. Untuk mempercepat pengembangan profesionalisme maka sistem penggajian harus dikembangkan berdasarkan atas kinerja. Besaran gaji dan insentif yang diberikan harus sebanding dengan beban kerja, tanggungjawab, dan pencapaian kinerja.

4.7.2 Identifikasi Permasalahan