Dasar Pemikiran Perencanaan Pembangunan Daerah

178 mendapatkan nomor registrasi yang dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri untuk Perda provinsi dan pemerintahan daerah provinsi untuk Perda kabupatenkota.

4.9 Perencanaan Pembangunan Daerah

4.9.1 Dasar Pemikiran

Di Indonesia, ada dua jenis perencanaan yang dibuat oleh Pemerintah Pusat, perencanaan pembangunan nasional dan perencanaan tata ruang. Kedua jenis perencanaan ini memiliki keterkaitan yang erat satu sama lain tetapi sekaligus memiliki perbedaan yang tegas. Perencanaan yang pertama diatur dalam dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, yang mengatur tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang ini diatur mengenai perencanaan jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan, serta harmonisasi dan sinkronisasi antar jenjang waktu perencanaan tersebut. Kemudian diatur juga mengenai harmonisasi antara perencanaan oleh Pemerintah Pusat, provinsi, dan kabupatenkota, sehingga membentuk suatu sistem perencanaan pembangunan nasional yang harmonis. Perencanaan pembangunan kemudian diterjemahkan dalam kebijakan penganggaran, sebagai instrumen investasi Pemerintah Pusat. Jenis perencanaan yang kedua adalah perencanaan tata ruang spatial planning, yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Dalam undang- undang ini, penataan ruang diselenggarakan oleh negara melalui berbagai jenjang pemerintahan tetapi tetap melibatkan peran masyarakat dalam pengaturan, pelaksanaan, dan pengawasannya. Prinsip yang dikedepankan dalam undang-undang ini adalah 179 harmonisasi dalam pemanfaatan ruang, sehingga lebih mengesampingkan kebebasan daerah untuk mengeksploitasi ruang untuk kepentingannya semata. Hal ini karena karakteristik ruang yang bersifat kontinum dan tidak dibatasi oleh wilayah administratif. Dalam rangka menjamin terjadinya harmonisasi, Pemerintah Pusat menggunakan berbagai instrumen pengendalian: insentif, disinsentif, sanksi administratif, dan sangsi pidana. Pengendalian dalam perencanaan tata ruang relatif lebih ketat karena ruang adalah sumber daya yang akan menjadi obyek pemanfaatan untuk mencapai tujuan pembangunan. Sebagai konteks yang perlu dicatat untuk masukan ke dalam revisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah bahwa segala ketentuan yang akan memuat mengenai perencanaan, hendaknya mengacu dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007. Keduanya adalah undang-undang yang lebih khusus mengatur perencanaan. Pengaturan tentang perencanaan daerah yang akan dibentuk dalam revisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 perlu dijaga konsistensinya dengan kedua undang-undang perencanaan diatas dan bahkan, diharapkan dapat memberi dukungan implementasi terhadap kedua undang-undang itu.

4.9.2 Identifikasi Permasalahan