Analisis Inovasi Daerah dan Tindakan Hukum terhadap Aparat Daerah

238 keberanian mengambil terobosan-terobosan demi kepentingan publik. 39 Rendahnya kreativitas dan inovasi yang dilakukan oleh daerah dapat diamati dengan sedikitnya teladan best practices yang berhasil dikembangkan oleh daerah. Dari 524 provinsi dan kabupatenkota di Indonesia hanya sedikit dari mereka yang berhasil mengembangkan inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. 40 Lebih dari itu, banyak data menunjukan bahwa daya serap APBD cenderung rendah dan banyak dana daerah yang sebenarnya dapat digunakan untuk menggerakan sektor riil dan mempercepat pembangunan daerah sekarang ini cenderung ditempatkan di Bank Pembangunan Daerah yang kemudian sering dibelikan SBI.

4.17.3 Analisis

Persoalan dilematis yang dihadapi dalam perlindungan hukum terhadap inovasi yang dilakukan oleh aparatur daerah terjadi karena Indonesia belum memiliki peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai kewenangan pejabat publik mengambil diskresi. Ruang yang tersedia untuk mengambil diskresi bagi aparatur daerah belum diatur dengan jelas sementara tuntutan dan tekanan untuk mengambil tindakan dalam menyelesaikan masalah publik di daerah menuntut aparatur daerah untuk segera bertindak agar masalah dapat diselesaikan dengan baik. Diluar itu, banyak peraturan perundang-undangan yang sudah ketinggalan dan tidak sesuai lagi dengan masalah dan 39 Tidak jarang satu objek diperiksa berkali-kali oleh pengawas yang berasal dari instansi yang sama dan hasilnya berbeda-beda. Akibatnya, para pejabat merasa tertekan. Sumber: Swamandiri; Media Berbagi Visi, Ide dan Gagasan. Pengawasan Menuju Clean Government. http:swadaya.wordpress.com20080123pengawasan- menuju-clean-government 40 Majalah Temo, Desember Januari 2009 menjelaskan 10 Bupati Walikota yang dinilai berhasil memajukan daerah. Salah satu ukuran dari keberhasilannya adalah kemampuan mengembangkan inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan. 239 tantangan yang dihadapi oleh daerah, namun belum diperbaharui dan karenanya sering masih diberlakukan oleh aparat pengawasan dan penegak hukum. Kondisi seperti ini tentu membuat aparatur di daerah mengalami kesulitan untuk menanggapi dinamika politik dan ekonomi yang sangat tinggi sekarang ini. Mereka sering mengalami kegalauan ketika dihadapkan pada tekanan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan untuk merespon kebutuhan publik, namun pada sisi lain mereka sadar bahwa perlindungan hukum bagi inovasi di Indonesia belum diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku. Di banyak negara-negara yang memiliki sistim administrasi publik yang maju, ada banyak peraturan perundang-undangan yang memberi ruang yang memadai bagi aparatur negara termasuk yang di daerah untuk mengembangkan inovasi. Sunset rules, rule waive, dan reinvention laboratory dibuat untuk memberi ruang bagi aparatur pemerintah untuk mengambil diskresi dalam rangka melakukan inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Seorang aparatur negara yang melakukan inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik akan memperoleh perlindungan hukum tertentu, sejauh tindakannya dilakukan untuk memenuhi kepentingan publik, tidak didasarkan pada kepentingan sendiri, keluarga, dan kelompok. Penyebab lainnya adalah kurang berfungsinya hukum administrasi negara. Pengembangan hukum acara pidana jauh lebih maju daripada hukum administrasi negara. Akibatnya, banyak kasus-kasus kesalahan administrasi dan prosedur yang kemudian diselesaikan dengan hukum acara pidana. Jika hal seperti terus berlanjut, sangat sulit mengharapkan aparat daerah 240 mengembangkan inovasi, yang amat diperlukan untuk daerah untuk mengatasi kekosongan peraturan dan kejadian-kejadian yang bersifat kontingensi.

4.17.4 Usulan Penyempurnaan