Usulan Penyempurnaan Partisipasi Masyarakat .1 Dasar Pemikiran

206 Musrenbang. 30 Proses kebijakan yang tidak akomodatif terhadap aspirasi publik seperti ini yang menjadi salah satu faktor yang mendorong mengapa partisipasi masyarakat dalam proses kebijakan di daerah selama ini relatif rendah.

4.12.4 Usulan Penyempurnaan

Untuk mendorong terselenggaranya pemerintahan daerah yang partisipatif maka pengaturan yang jelas tentang partisipasi masyarakat dalam peraturan perundangan perlu dilakukan. Pengaturan tersebut setidak-tidaknya mencakup berbagai hal sebagai berikut: 1 Perlu adanya penegasan bahwa daerah wajib menjamin hak warga baik secara perseorangan ataupun berkelompok untuk terlibat dalam proses pengambilan kebijakan pemerintahan di daerah. 2 Perlu ada penegasan ruang untuk keterlibatan publik dalam pelaksanaan pemerintahan daerah terutama dalam hal penyusunan kebijakan, perencanaan pembangunan, proses pembahasan anggaran, proses pembahasan rancangan peraturan, dan penyediaan pelayanan publik daerah. Hak warga untuk terlibat dalam proses kebijakan tersebut adalah hak yang harus dilindungi oleh daerah dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses kebijakan di daerah. Karena itu daerah harus melakukan konsultasi seluas-luasnya dengan warga dan para pemangku kepentingan sebelum menetapkan satu kebijakan. Pelanggaran terhadap hak warga ini dan kewajiban daerah melindungi hak warga untuk terlibat dalam 30 Banyak temuan menunjukan tidak adanya koneksi antara proses musrenbang yang dikelola oleh eksekutif dengan proses penganggaran yang dikelola oleh DPRD. Usulan dan keputusan masyarakat yang telah diperbincangkan di Musrenbag sering tidak lagi dibahas dalam rapat komisi anggaran. Tidak adanya kesinambungan antara proses birokrasi dan politik dalam proses penganggaran sering membuat masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap institusi dan mekanisme perencanaan dari bawah. 207 proses kebijakan menjadi bagian yang penting dalam penilaian kinerja daerah. 3 Perlu ada pengaturan tentang hak-hak warga untuk memperoleh akses terhadap informasi dan data yang dibutuhkan dalam kebijakan. Akses terhadap informasi juga penting bagi warga agar dapat terlibat dalam pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kegagalan dalam menjamin akses warga terhadap informasi akan mempersulit keterlibatan warga dalam pembuatan kebijakan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah. 4 Dalam penyelenggaraan pelayanan, hak warga terhadap informasi tentang biaya, waktu, dan cara pelayanan harus diatur dengan jelas. Daerah juga perlu memberi ruang bagi warga dan pemangku kepentingan untuk menyampaikan keluhan, kritik, dan saran dan menjadikannya sebagai bagian dari masukan untuk perbaikan manajemen pelayanan publik. Daerah perlu mendorong perangkat dan aparatnya untuk menyelenggarakan pelayanan publik yang partisipatif. 5 Perlu pengaturan tentang keterkaitan antara proses pengambilan keputusan yang partisipatif misalnya, Musrenbang dengan proses pengambilan keputusan yang teknokratis dan birokratis alokasi anggaran. Penguatan keterkaitan antara hasil keputusan Musrenbang dengan proses alokasi anggaran sangat penting sebagai insentif bagi warga untuk berpartisipasi dalam proses kebijakan di daerah. Sebaliknya, tidak adanya keterkaitan antara proses yang terjadi di Musrenbang dengan keputusan alokasi anggaran menjadi dis-insentif bagi warga untuk berpartisipasi dalam proses kebijakan publik. 208 4.13 Kawasan Perkotaan 4.13.1 Dasar Pemikiran