141
8 Dalam hal terjadi konflik antar kepala daerah dan DPRD, maka Presiden sebagai kepala pemerintahan dapat menjadi institusi
yang dapat menjadi wasit yang baik dalam penyelesaian konflik antara kepala daerah dan DPRD. Untuk pelaksanaannya
Presiden dapat
menunjuk Menteri
Dalam Negeri
untuk mewakili Presiden mengambil tindakan yang diperlukan dalam
penyelesaian konflik yang terjadi antara DPRD dan kepala daerah.
9 Untuk menghindari tumpang tindih pengaturan, maka revisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 hanya mengatur garis-
garis besar dari Pilkada, sedangkan secara teknis mekanisme pemilihan,
persyaratan calon,
sampai dengan
penetapan kepala daerah diatur dalam undang-undang tentang pilkada.
10 Khusus mengenai pengaturan DPRD sepanjang yang sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang
MPR, DPR, DPD dan DPRD, maka mengikuti pengaturan dalam undang-undang tersebut. Revisi Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 hanya akan mengatur hal-hal yang belum diatur dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009.
4.5 Organisasi Perangkat Daerah
4.5.1 Dasar Pemikiran
Organisasi perangkat daerah memiliki posisi yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan
daerah. Desain, struktur, mekanisme kerja, dan kualitas aparatur sangat
menentukan kinerja
daerah. Seberapa
tepat daerah
merancang desain, struktur, dan proses kerja sehingga mampu menjalankan fungsi secara efisien, efektif, dan sinergik menjadi
kunci keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah.
142
Dalam merancang desain dan struktur birokrasinya, daerah tentunya harus mendasarkan pada urusan wajib terkait pelayanan
dasar yang menjadi prioritas daerah dan urusan pilihan sesuai
dengan potensi unggulan daerah Pengembangan birokrasi di daerah harus juga mempertimbangkan prinsip-prinsip efisiensi,
efektivitas, dan kemudahan interaksi. Struktur perangkat daerah harus efisien. Prinsip efisiensi ini mengajarkan bahwa struktur
harus sederhana dan ramping tapi mampu mengemban banyak fungsi. Dengan struktur yang seperti ini maka daerah akan dapat
menyelenggarakan urusan yang menjadi kewenangannya dengan pengorbanan sumber daya yang kecil.
Dengan berazaskan pada prinsip efektivitas maka daerah harus
mengembangkan struktur
organisasi yang
mampu mewujudkan outputs dan outcomes sesuai yang diharapkan dari
penyelenggaraan setiap urusan pemerintahan daerah. Efektivitas mengukur kemampuan struktur organisasi untuk merealisasikan
program-program yang dikembangkan oleh daerah. Sedangkan, prinsip
kemudahan interaksi
menjamin adanya
kemudahan interaksi antar organisasi di daerah dan antar organisasi dengan
warganya. Dengan mengembangkan struktur organisasi atau perangkat
daerah yang memenuhi ketiga prinsip diatas, maka daerah akan dapat
mengembangkan organisasi
yang ramping
tetapi melaksanakan
penyelenggaraan pemerintahan
daerah dengan
efektif. Organisasi daerah juga mampu berinteraksi secara wajar dan saling melengkapi dan mendukung kegiatan-kegiatan dari
organisasi daerah lainnya sehingga sinergi antar organisasi di daerah dapat diwujudkan. Kemudahan interaksi antara organisasi
daerah dengan warganya juga sangat penting diwujudkan karena kemudahan
interaksi akan
sangat warga
untuk mengakses
143
pelayanan publik di daerahnya. Kemudahan interaksi akan dapat menghemat
energi pemerintah
daerah dan
warganya dalam
mengakses pelayanan publik dan kegiatan pemerintahan lainnya.
4.5.2 Identifikasi Permasalahan