Identifikasi Permasalahan Kerjasama Antar Daerah .1 Dasar Pemikiran

223 melakukan KKN, 3 saling menguntungkan dan memberdayakan para pihak yang terlibat, 4 berbasis pada sikap saling percaya, menghargai, dan saling membutuhkan, 5 bersifat inklusif dan partisipatif, dan 6 harus ada komitmen masing-masing pihak untuk memenuhi perjanjian yang telah disepakati. 33 Sedangkan, bentuk kelembagaan kerjasama antar daerah dapat bersifat adhoc atau melembaga, tergantung pada kebutuhan dan kesepakatan para pihak. 34

4.15.2 Identifikasi Permasalahan

Upaya untuk melakukan kerjasama antar daerah sudah cukup diusahakan, walaupun umumnya berakhir dengan kegagalan. Kasus GERBANGKERTASUSILO yang mencoba mengintegrasikan pengembangan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan dapat menjadi salah satu contoh dari kegagalan mewujudkan kerjasama antar daerah. Di Jawa Tengah, kasus kerjasama antara Kabupaten Semarang dengan Kota Semarang juga mengalami kegagalan walaupun mereka menyadari bahwa tanpa kerjasama mereka tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan pelayanan air bersih dan persampahan di Kota Semarang. Di wilayah Jakarta dan sekitarnya, sudah lama dirintis kerjasama antara DKI Jakarta dengan beberapa wilayah sekitarnya Jawa Barat melalui proyek BOTABEK, JABOTABEK, dan sekarang menjadi JABODETABEKJUR untuk mengatasi berbagai masalah dalam pengembangan wilayah Jakarta dan sekitarnya. 35 Namun, berbagai upaya untuk membangun kerjasama antara DKI Jakarta dengan wilayah sekitarnya tersebut selalu mengalami kegagalan. 33 Keban, Jeremias T., 2009. “Kerjasama Antar Daerah”, Paper tidak dipublikasikan. 34 Pratikno, 2007. “Kerjasama Antar Daerah: Kompleksitas dan Tawaran Format Kelembagaan, PLOD. Yogyakarta. 35 Keban, Ibid. 224 Cerita kegagalan dalam upaya mendorong kerjasama juga terjadi dalam pengelolaan DAS Bengawan Solo. Akibatnya, pengelolaan DAS Bengawan Solo menjadi tidak efektif untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan di sepanjang DAS tersebut dan mengakibatkan terjadi banjir hebat di berbagai kabupaten dan kota yang dilalui oleh sungai tersebut. Kerjasama juga amat sulit diwujudkan dalam pengelolaan lahan gambut di Kalimantan yang selalu menghasilkan kebakaran yang meluas dan menyebarkan asap ke berbagai daerah sekitarnya. Di wilayah Sumatera misalnya, upaya untuk mendorong kerjasama antar daerah dalam membangun jalur transportasi juga belum berhasil dilakukan dengan baik. Kasus kerjasama antar daerah yang mungkin dapat dinilai cukup berhasil adalah kerjasama KERTAMANTUL, yang melibatkan Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul dalam pengelolaan sampah. Dalam pengelolaan sampah ketiga daerah tersebut dapat mewujudkan kerjasama dalam pengelolaan sampah yang pembiayaannya ditanggung bersama dan dibagi sesuai dengan volume sampah yang dihasilkan oleh masing-masing daerah. Sekretariat bersama untuk mengelola kerjasama ketiga daerah dapat dilembagakan dan inisiatif kerjasama untuk bidang-bidang lainya mulai dikembangkan. Keberhasilan dalam pengelolaan sampah bersama menumbuhkan kepercayaan diantara ketiga daerah tersebut bahwa kerjasama antar daerah dapat memberi manfaat bersama dan membuat pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih efisien dan efektif. Dari berbagai kasus kerjasama antar daerah tersebut, tampak jelas bahwa walaupun kerjasama antar daerah selama ini banyak mengalami kegagalan namun kerjasama antar daerah bukan sesuatu yang mustahil karena ternyata jika dikelola dengan 225 baik dan sungguh-sungguh kerjasama antar daerah dapat sangat bermanfaat bagi masyarakat di daerah. Keberhasilan KERTAMANTUL memberi inspirasi bagi daerah lainnya untuk dapat merintis kerjasama dengan daerah lainnya. Masalah publik sekarang dan di masa mendatang akan semakin kompleks dan tidak mungkin ditanggung oleh daerah secara sendiri-sendiri. Kegagalan membangun kerjasama antar daerah bukan hanya menghilangkan kesempatan warga di daerah untuk memperoleh pelayanan publik yang berkualitas dan lebih murah tetapi juga membawa kepada mereka potensi konflik horizontal yang sangat besar dan sulit dikendalikan, jika hal itu terjadi.

4.15.3 Analisis