204
4.12.3 Analisis
Kebijakan desentralisasi
menuntut adanya
ruang partisipasi
masyarakat yang
semakin besar
karena pelaksanaan
desentralisasi hanya
akan berhasil
kalau diikuti
dengan kemampuan
warga di
daerah untuk
terlibat dalam
penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Pelimpahan urusan ke daerah mesti harus diikuti dengan kemampuan masyarakat di
daerah untuk mengawasi jalannya penyelenggaraan pemerintahan daerah. Tanpa adanya penguatan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintahan di daerah, dikawatirkan kebijakan dan program pembangunan daerah menjadi semakin jauh dari
aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Dari uraian diatas ada 4 masalah penting dalam penguatan
partisipasi masyarakat: dominasi elit politik dan birokrasi dalam proses kebijakan, akses informasi yang terbatas, sikap pemerintah
yang mendua dalam menyikapi partisipasi masyarakat, dan kesadaran masyarakat yang rendah untuk berperan serta dalam
proses kebijakan. Keempat masalah tersebut menunjukan bahwa penguatan
partisipasi masyarakat
dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah terkait dengan costs of and demand for participation.
Kesadaran dan
kesepahaman tentang
manfaat partisipasi
bagi mereka
menunjukan bahwa
demand for
partipaticipation masih rendah. Namun, rendahnya kebutuhan mereka untuk berpartisipasi mungkin juga disebabkan oleh
besarnya cost dan risiko yang harus dibayar untuk berpartisipasi. Akses warga terhadap informasi sangat terbatas, dominasi elit
politik dan
birokrasi dalam
proses kebijakan,
dan sikap
pemerintah yang mendua terhadap partisipasi membuat cost dan risiko untuk berpartisipasi menjadi semakin besar.
205
Untuk dapat
mendorong partisipasi
masyarakat maka
daerah berkewajiban untuk menghilangkan kendala costs dan menaikkan kebutuhan demand masyarakat untuk terlibat dalam
proses kebijakan di daerah. Warga harus dijamin aksesnya terhadap informasi tentang berbagai hal terkait dengan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik, karena informasi adalah bahan baku utama bagi proses kebijakan publik.
Selama ini
akses terhadap
informasi tentang
kegiatan pemerintahan masih sangat terbatas. Lebih dari itu, berbagai
prosedur dan
ketentuan tentang
proses kebijakan
yang menghambat warga dan pemangku kepentingan untuk terlibat
dalam proses
kebijakan harus
dapat dipermudah.
Proses kebijakan di daerah harus didorong menjadi semakin terbuka,
mudah diakses, dan dekat dengan masyarakat sehingga kendala untuk berpartisipasi menjadi semakin rendah.
Untuk mendorong keingingan berpartisipasi dalam proses kebijakan di daerah maka utilisasi informasi dan pengetahuan
yang disumbangkan oleh masyarakat dalam proses kebijakan di daerah harus menjadi semakin besar. Salah satu faktor yang
mendorong rendahnya kebutuhan untuk berpartisipasi adalah rendahnya keyakinan masyarakat bahwa informasi dan usulan
yang mereka sampaikan akan dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan. Dalam perencanaan pembangunan daerah, misalnya,
banyak warga yang apatis dengan proses Musrenbang yang terjadi di lingkungannya karena mereka tidak yakin apa yang diputuskan
dalam musrenbang
akan diakomodasi
dalam pengambilan
keputusan tentang alokasi anggaran. Tidak adanya koneksi antara Musrenbang dengan keputusan yang dibuat oleh panitia anggaran
menjadikan masyarakat enggan untuk terlibat dalam proses
206
Musrenbang.
30
Proses kebijakan yang tidak akomodatif terhadap aspirasi publik seperti ini yang menjadi salah satu faktor yang
mendorong mengapa
partisipasi masyarakat
dalam proses
kebijakan di daerah selama ini relatif rendah.
4.12.4 Usulan Penyempurnaan