commit to user
110 selain berhasil mempertahankan bunyi ‘wing’ dan ‘wong’, teks bahasa sasaran
juga berhasil mempertahankan fungsi dari wordplay itu sendiri.
c. Breaking Taboo TAB
Secara kuantitatif, penggunaan wordplay dengan fungsi breaking taboo tidak banyak, jumlahnya ada 13 tiga belas kasus. Dari ketiga belas kasus
tersebut, yang paling sering muncul adalah wordplay dengan bentuk IDI. Adapun wordplay bentuk yang lain tidak terlalu dominan, hanya satu atau dua kasus saja,
misalnya ONS, ETY dan MULB. Tujuan dari breaking taboo adalah untuk menyampaikan ungkapan-ungkapan yang tadinya dianggap tabu oleh pembaca.
Ungkapan-ungkapan tersebut diubah sedemikian rupa sehingga tidak lagi terasa tabu. Beberapa contoh fungsi wordplay untuk mengurangimenghilang-kan tabu
antara lain seperti pada data di bawah ini. BSu:
You must be loopy, Shanks, declared the President. Youre dotty as a doughnut
Let me talk to Showler BSa:
“Kau pasti ngawur, Shanks,” ujar Presiden. “Otakmu beku seperti es Biarkan aku bicara dengan Showler”
Kode: IDITABADAP2B35 BSu:
Thats not a bed, you drivelling thickwit yelled the President.
BSa: “Itu bukan tempat tidur, otak bebal” Presiden berteriak.
Kode: IDITABADAP2D36
Beberapa contoh data di atas menunjukkan umpatan yang memiliki makna yang kasar. Namun dengan dibuat seolah menjadi frasa yang idiomatis dengan
kosa kata yang dekat dengan anak-anak, umpatan yang awalnya terasa kasar dan tabu menjadi lebih halus. Frasa ‘dotty as doughnut’ bermakna ‘stupid’ atau
‘mentally ill’. Makna yang negatif tersebut dibuat lebih halus dengan menjadikannya simile, sehingga orang yang ‘bodoh’ diibaratkan dengan donat
commit to user
111 kue yang tengahnya kosong, untuk menggambarkan orang yang tidak punya
otak. Demikian pula halnya dengan frasa ‘drivelling thickwit’. Makna secara
harfiah sama dengan frasa ‘dotty as doughnut’. Hanya saja frasa ‘drivelling thickwit’ memiliki nuansa yang lebih kasar. Kata ‘drivelling’ sendiri bermakna
‘idiot’, sementara ‘thickwit’ berasal dari kata ‘fuckwit’ yang artinya ‘stupid person’. Untuk mengurangi kesan bahasa yang kasar dan tabu bagi anak-anak,
maka digunakanlah frasa ‘drivelling thicwit’. Selain IDI, ONS dan ETY juga digunakan untuk breaking taboo. Beberapa
data di bawah ini menunjukkan fenomena tersebut. BSu:
‘Screaming scorpions
cried the President. You mean to tell me they could be coming from . . . from . . . from somewhere else?
BSa: “Kalajenging melengking” Presiden berteriak. “Maksudmu mereka
mungkin saja berasal dari … dari … dari tempat lain?” Kode: ONSTABMODU-ADAP385
BSu: Snorting snozzwangers
he yelled, picking himself up and waving the letter about as though he were swatting mosquitoes.
BSa: “Kepiting keriting” teriaknya, bangkit dan melambai-lambaikan surat
itu seolah menepuk nyamuk. Kode: ONSTABADAP2B218
Data dengan kode ONSTABMODU-ADAP385 dan ONSTABADAP 2B218 merupakan contoh wordplay dengan fungsi breaking taboo dengan bentuk
ONS. Frasa ‘screaming scorpion’ memiliki struktur onset yang hampir sama, yaitu dengan consonant clusters scr dan sc. Frasa ‘screaming scorpion’ juga
merupakan umpatan sebagaimana frasa-frasa sebelumnya. Frasa idiomatis ini tidak benar-benar ada dalam bahasa Inggris dan hanya dibuat untuk keperluan
dalam novel ini saja. Dalam teks bahasa sasaran, frasa ini diterjemahkan menjadi ‘kalajengking melengking’. Kiranya hasil terjemahan ini cukup berhasil
commit to user
112 mempertahankan makna secara harfiah dan penggunaan wordplay. Secara harfiah,
‘scorpion’ bermakna ‘kalajengking’, sedangkan ‘screaming’ bermakna ‘berteriak’ yang dianggap bisa menghasilkan suara yang ‘melengking’. Pesan dari frasa
tersebut bisa tersampaikan dengan cukup baik. Dari sisi bentuk, wordplay yang awalnya ONS berubah menjadi wordplay dengan bentuk RHY. Pada prinsipnya,
kedua ungkapan BSu dan BSa sama-sama mengandung wordplay dengan mempermainkan bunyiphoneme.
Frasa ‘Snorting snozzwangers’ memiliki fungsi yang sama dengan frasa sebelumnya. Hanya saja secara harfiah, makna dari noun head-nya berbeda.
Dalam beberapa kamus tidak dijumpai kata ‘snozzwanger’. Kata ini semacam umpatan saja yang asal sebut untuk membentuk onset yang sama dengan kata
‘snorting’ yang bisa dimaknai ‘membentak’. Ketika frasa tersebut diterjemahkan menjadi ‘kepiting keriting’, makna secara harfiah sangat jauh berbeda. Akan
tetapi, fungsi bahasanya sama, dan keduanya mengandung wordplay dengan mempermainkan bunyiphoneme onset dan rhyme.
BSu:
How the heck would I know? said Ground Control. Are they heading for our Space Hotel?
BSa: “Mana aku tahu?” tukas Pusat Kontrol. “Apakah mereka sedang
menuju kea rah Hotel Angkasa kita?” Kode: ETYTABOMIS2D31
Data dengan kode ETYTABOMIS2D31 menggunakan etymilogical pun untuk mengungkapkan hal yang tabu. Kata ‘heck’ dalam frasa ‘how the heck’
berasal dari kata ‘hell’. Penggunaan kata ‘hell’ akan membuat ungkapan tersebut terasa sangat kasar bagi anak-anak. Baik ‘hell’ maupun ‘heck’ memiliki fungsi
bahasa yang sama, yaitu untuk mengungkapkan perasaan marah atau terkejut. Keduanya merupakan kata seru.
commit to user
113
d. Multifunction Wordplay