Gabungan Dua Teknik atau Duplet

commit to user 128 menuju kea rah Hotel Angkasa kita?” Kode: ETYTABOMIS2D31 Penggunaan kata ’heck’ untuk menggantikan ’hell’ dengan tujuan breaking taboo ternyata masih tidak berkenan dalam bahasa Indonesia sehingga kata ’heck’ pun dihilangkan dalam bahasa sasaran. Sebagai hasilnya, aspek wordplay terabaikan. Meski demikian, secara harfiah tidak berpengaruh besar pada pesan yang disampaikan.

10. Gabungan Dua Teknik atau Duplet

Dua teknik digunakan secara bersamaan untuk menyelesaikan permasalahan dalam menerjemahkan wordplay. Beberapa teknik dikombinasikan. Teknik yang dominan muncul adalah literal dengan 23 kali, adaptasi 17 kali dan borrowing 13 kali. Selain tiga teknik tersebut, teknik yang juga turut dikombinasikan adalah linguistic amplification, amplification, compensation, description, generalisation, linguistic compression, particularisation, metalingual translation, reduction, transposition, modulation dan variation. Kombinasi yang paling sering digunakan adalah kombinasi antara literal dengan modulation 7 kasus, modulation dengan transposition 6 kasus, adaptation dengan borrowing 7 kasus. Secara keseluruhan teknik duplet ditemukan sebanyak 54 kasus. BSu: Youre a balmy old bat said Mr Wonka. BSa: “Kau kelelawar tua penyakitan” tukas Mr. wonka. Kode: IDITABLITE-MODU2D52 Contoh di atas merupakan hasil terjemahan dengan menggunakan literal translation dan modulation. Teknik literal tampak pada terjemahan frasa ’old bat’ menjadi ’kelelawar tua’. Sedangkan modulasi tampak pada terjemahan ’balmy’ commit to user 129 menjadi ’penyakitan’. Kata ’balmy’ secara harfiah bermakna ’idiotic or insane’. Dalam teks bahasa sasaran, kata tersebut diterjemahkan menjadi ’penyakitan’. Oleh karena itu, dalam hal ini terjadi perubahan kognitif secara leksikal. BSu: On the other side it said: THE KITCHENS OF THIS HOTEL ARE LOADED WITH LUSCIOUS FOOD, LOBSTERS, STEAKS, ICE- CREAM. WE SHALL HAVE A FEAST TO END ALL FEASTS. BSa: Pada sisi itu tertulis: DAPUR HOTEL INI PENUH DENGAN MAKANAN SEDAP, UDANG, BISTIK, ES KRIM. KITA AKAN PESTA SEPUAS-PUASNYA. Kode: REPJOKMODU-TRAN2D75 Pada data dengan kode REPJOKMODU2D75, kombinasi antara transposisi dan modulasi digunakan untuk menerjemahkan klausa ’We shall have a feast to end all feasts’. Transposisi terjadi pada perubahan kata ’feasts’ menjadi ’sepuas-puasnya’, dari kata benda menjadi kata keterangan. Pada frasa ’to end all feasts’ menjadi ’sepuas-puasnya’, pada saat yang bersamaan, juga terdapat unsur modulasi. BSu: Charlies eyes were riveted on Mr Wonka. He was going to speak again. He was taking a deep breath. BUNGO BUNI he screamed. He put so much force into his voice that the effort lifted him right up on to the tips of his toes. BUNGO BUNI DAFU DUNI YU BEE LUNI BSa: Pandangan Charlie tak lepas dari Mr. Wonka. Pria itu akan berbicara lagi. Ia menarik napas dalam-dalam. “BUNGO BUNI” teriaknya. Ia berteriak begitu kuatnya sehingga tubuhnya terangkat di ujung jari kakinya. “BUNGO BUNI DAFU DUNI KAU BODOHI” Kode: SOUJOKBORR-ADAP376 Pada data dengan kode SOUJOKBORR-ADAP376 di atas tampak kombinasi teknik adaptasi dan borrowing. Teknik adaptasi tampak pada commit to user 130 terjemahan ’yu bee luni’ menjadi ’kau bodohi’. Ada adaptasi bunyi pembentuk wordplay dalam kasus tersebut. Sementara borrowing tampak pada permainan mantra ’bungo buni dafu duni’ yang direalisasikan apa adanya seperti yang terdapat dalam teks bahasa sumbernya. BSu: No mistake barked the President. And if you dont call them off right away Im going to tell my Chief of the Army to blow them all sky high So chew on that, Chu-On-Dat BSa: “Tidak salah” Presiden berteriak. “Dan kalau kau tidak segera memanggil mereka pulang, saya akan memerintahkan Kepala Angkatan Darat saya untuk meledakkan mereka sampai hancur Jadi camkan itu, Chu-On-Dat ” Kode: PARSERADAP-BORR2D72 Klausa ’chew on that’ diterjemahkan dengan adaptasi menjadi ’camkan itu’, sementara nama ’Chu-On-Dat’ yang sepintas mirip nama orang Cina tetap dipertahankan dengan pure borrowing. Sebenarnya nama tokoh ini tidak berpengaruh banyak karena hanya muncul satu kali dalam cerita dan tidak memiliki peran yang sangat penting. Penerjemah bisa saja menggantinya dengan nama lain yang terdengar seperti nama orang Cina dan menyesuaikannya dengan frasa ’camkan itu’, misalnya menjadi ’Cham-Khan-Thu’. Dengan cara ini, aspek wordplay bisa dipertahankan.

11. Gabungan Tiga Teknik atau Triplet