Gabungan Lima Teknik atau Pantoplet

commit to user 134 menjadi ’tok-tok’, borrowing terdapat pada nama ’Warren’, metalingual translation terdapat pada catatan kaki, dan literal merealisasikan sebagian besar makna teks BSu. BSu: THE CHEST AND THE DRAWERS OF A WILD GROUT BSa: DADA CHEST DAN LACI 8 GROUT LIAR 8 chest = dada, bisa juga berarti lemari Kode: SYNJOKAMPL-BORR-LITE-META2D164 Teknik amplifikasi ditunjukkan dengan penambahan kata dalam tanda kurung ’chest’ yang merupakan padanan kata ’dada’. Kata dalam bahasa Inggris tersebut perlu untuk dicantumkan sehingga catatan kaki yang melengkapinya juga dapat membantu pembaca dalam memahami ungkapan tersebut. Borrowing ditunjukkan dengan kata ’grout’. Teknik literal merealisasikan kata ’wild’ menjadi ’liar’. Sedangkan pemberian catatan kaki merupakan teknik metalingual.

13. Gabungan Lima Teknik atau Pantoplet

Secara kuantitatif, frekuensi kemunculan lima teknik sekaligus untuk memecahkan permasalahan penerjemahan wordplay tidak cukup dominan. Data menunjukkan adanya 9 sembilan kasus penerjemahan wordplay menggunakan gabungan lima teknik. Salah satu contohnya di bawah ini. BSu: I knew him as a tiny tot. I nursed him on my knee. I used to sit him on the pot And wait for him to wee. BSa: Aku mengenalnya sejak ia kecil sekali. Aku memberinya susu dengan dot. Aku mengurusnya sejak ia masih bayi. Dan sering mendudukkannya di atas pispot. Kode: RHYJOKTRAN-MODU-COMP-OMIS-CREA2B111 commit to user 135 Pada data di atas tampak satu bait syair yang memiliki rima abab. Versi terjemahan juga berupa bait syair yang menggunakan rima abab. Hasil terjemahan yang demikian tidak lepas dari teknik gabungan berupa transposisi, modulasi, compensation, omission, dan discursive creation. Transposisi ditunjukkan pada terjemahan frasa ’a tiny tot’ menjadi ’kecil sekali’. Modulasi ditunjukkan dengan hasil terjemahan baris kedua ’I nursed him on my knee’ menjadi ’aku memberinya susu dengan dot’. Teknik kompensasi terlihat pada baris ke empat teks BSu yang dihilangkan menjadi baris ketiga dalam teks BSa. Teknik penghilangan omission menghilangkan pesan baris keempat teks BSu. Namun hilangnya makna tersebut diganti dengan munculnya teks baris ketiga BSa untuk melengkapi jumlah baris dan rima. Baris ketiga BSu memiliki kesamaan makna dengan baris keempat teks BSa. Sementara ada perbedaan makna yang sangat jauh berbeda antara baris keempat teks BSu dengan baris ketiga teks BSa. Hal ini menunjukkan adanya kesepadanan sementara sesuai dengan konteks dalam teks. Padanan sementara ini disebut discursive creation. BSu: Knock-Knock , said the President. Who der? Ginger . Ginger who? Ginger yourself much when you fell off the Great Wall of China? said the President. Okay, Chu-On-Dat. Let me speak to Premier How- Yu-Bin.’ BSa: “Tok-tok,” kata Presiden. “Sapa di situ?” “Ginger.” “Gingel sapa?” “Ginger klenger kalau jatuh dari Tembok Besar Cina?” ujar Presiden. “Baiklah, Chu-On-Dat. Biar saya bicara dengan Perdana Menteri How-Yu-Bin.” Kode: HOMJOKADAP-LITE-BORR-TRAN-LAMP371 commit to user 136 Pada data di atas, knock-knock joke yang menggunakan playing on homonymy diterjemahkan dengan gabungan lima teknik juga. Tampak munculnya adaptasi bunyi ’knock-knock’ menjadi ’tok-tok’. Selain itu, bentuk knock-knock joke juga diadaptasi dengan jenis joke yang serupa. Dalam bahasa Jawa juga dikenal joke serupa itu. ’Kula nuwun.’ ’Monggo. niku sinten?’ ’Kulo’ ’Kulo sinten?’ ‘Kulo nuwon.’ Pola serupa itu memiliki banyak kesamaan dengan pola knock-knock joke dalam bahasa Inggris. Sementara itu, teknik literal cukup dominan terlihat digunakan untuk merealiasasikan pesan. Teknik borrowing digunakan dalam bahasa sasaran untuk merealisasikan nama-nama tokoh di dalamnya. Transposisi merubah jenis kata ’ginger’ kata kerja menjadi kata sifat ’ginger klenger’. Pada saat yang bersamaan, munculnya kata ’klenger’ juga bersifat amplifikasi linguistik untuk memberikan kesan ’sangat’.

14. Gabungan Enam Teknik atau Sextuplet