Teknik Modulation, Linguistic Compression, dan Aplification

commit to user 160 secara literal dengan makna yang tidak berubah. Hasilnya, ketika kata atau frasa tersebut juga diulang dalam bahasa sasaran, sebagaimana yang terdapat dalam teks bahasa sumber, bentuk dan fungsinya pun tidak mengalami perubahan.

2. Teknik Modulation, Linguistic Compression, dan Aplification

Teknik modulation, linguistic compression, dan amplification masing- masing menghasilkan terjemahan yang fully equivalent dengan frekuensi yang sedikit, yaitu masing-masing 1 kali untuk modulasi dan linguistic compression dan 2 kali untuk amplifikasi. Jumlah ini tidak terlalu signifikan. Teknik tersebut akan menghasilkan terjemahan yang fully equivalent jika digabung dengan teknik lain. Dari 4 empat teknik modulasi hanya 1 satu data saja yang dapat menghasilkan terjemahan yang fully equivalent. Data tersebut adalah data dengan kode REPSERMODU34. Artinya, data tersebut merupakan data dengan pola REPSER atau wordplay dengan bentuk punning repetition dengan fungsi raising serious effects. BSu: ‘You amaze me,’ said Grandma Josephine. ‘Dear lady,’ said Mr Wonka, ‘you are new to the scene. When you have been with us a little longer, nothing will amaze you.’ BSa: “Menakjubkan,” kata Grandma Josephine. “Nyonya tersayang,” ujar Mr. Wonka, “kau belum lama bergabung. Bila kau sudah lebih lama bersama kami, tak ada lagi yang akan membuatmu takjub.” Kode: REPSERMODU34 Pada data dengan kode REPSERMODU34, pengulangan kata ’amaze’ pada teks BSu direalisasikan dengan kata ’menakjubjan’ dan ’membuatmu takjub’. Keduanya mengandung pengulangan dengan kata dasar ’takjub’. Ini commit to user 161 artinya, bentuk repetition berhasil disampaikan dalam BSa. Selain bentuk, fungsinya sebagai penguat efek serius juga tersampaikan. Dengan teknik modulasi, makna secara harfiah juga tersampaikan, meskipun terjadi perubahan sudut pandang dari ’menakjubkan’ menjadi ’membuatmu takjub’. Penyebab perubahan sudut pandang itu antara lain perubahan kata kerja ’amaze’ menjadi verb group ’membuatmu takjub’. Teknik amplifikasi tidak banyak digunakan secara tunggal. Dari dua data yang didapatkan, satu diantaranya menghasilkan terjemahan yang berderajat kesepadanan yang tinggi. Data tersebut merupakan wordplay dengan pola ETYSER. Pada kasus ini kalimat ’They’re older than Moses’ diterjemahkan menjadi ”Mereka lebih tua daripada Nabi Musa” data ETYSERAMPL330. Penggunaan amplifikasi dengan penambahan kata ’Nabi’ membuat makna lebih jelas dan tidak merubah bentuk dan fungsi wordplay. Penambahan tersebut justru memberikan pengertian tambahan bahwa Musa adalah seorang Nabi, atau Musa yang dimaksud adalah Nabi Musa. Etynoligical pun yang berfungsi untuk raising serious effect dapat tersampaikan secara utuh. Teknik linguistic compression yang diterapkan pada wordplay dengan pola REPJOK berhasil merealisasikan makna, bentuk dan fungsi wordplay. Terlepas dari sengaja atau tidak sengaja, hasil terjemahan pada data di bawah ini secara fisik juga berbentuk pengulangan, meskipun kata ’and’ yang mestinya diterjemahkan menjadi ’dan’ tidak muncul dalam teks bahasa sasaran. BSu: “I can fly faster than any of you” cried Grandpa George, whizzing round and round , his nightgown billowing out behind him like the tail of a parrot. BSa: “Aku bisa terbang lebih cepat daripada kalian semua” Grandpa George berseru sambil terbang berputar-putar, dan baju tidurnya melambai di belakangnya seperti ekor burung kakaktua. commit to user 162 Kode: REPJOKLCOM351 Pada dasarnya, kata ’round’ pada konteks ini bisa diterjemahkan menjadi ’berputar-putar’. Diulanginya kata tersebut tidak banyak merubah makna, sehingga dalam bahasa sasaran penyederhanaan ’berputar-putar dan berputar- putar’ menjadi hanya ’berputar-putar’ memiliki makna yang tidak jauh berbeda. Beruntung dalam bahasa sasaran ’berputar-putar’ sebagai padanan kata ’round’ juga memiliki konstruksi pengulangan. Efek humor yang dihasilkan juga sama karena tidak bersifat lingual, melainkan konseptual yang bisa dipahami secara luas.

3. Teknik Adaptasi