Uji Normalitas Pengujian Persyaratan Analisis Dan Pengujian Hipotesis

yang sama. k sampel bisa digunakan untuk beberapa saja, karena uji Bartlett dapat digunakan untuk menguji sampel atau kelompok lebih dari dua. Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlett N Kelompok X² hitung α X² tabel Kesimpulan N-Gain Kategori 41 Pretest 4.605 0.05 5.991 Data Homogen 0.006 Rendah 41 Posttest 5.223 Data Homogen Hasil perhitungan uji homogenitas, data pretest didapat nilai X² hitung = 4.605, dan X² tabel pada taraf signifikan α 0.05 = 5.991, karena nilai X² hitung ≤ X² tabel, maka Ho diterima, Ho = = = = , artinya bahwa ketiga kelompok data memiliki varians yang homogen, dan sebaliknya apabila X² hitung X² tabel, maka Ho ditolak, artinya bahwa ketiga kelompok tidak memiliki varians yang homogen. Perhitungan lengkap pada lampiran 15. 6 Sedangkan hasil perhitungan uji homogenitas pada posttest didapat nilai X² hitung = 5.223, dan X² tabel pada taraf signifikan α 0.05 = 5.991, karena nilai X² hitung ≤ X² tabel, maka Ho diterima, artinya bahwa ketiga kelompok data memiliki varians yang homogen, dan sebaliknya apabila X² hitung X² tabel, maka Ho ditolak, artinya bahwa ketiga kelompok tidak memiliki varians yang homogen. Sehingga hasil baik dari pretest maupun posttest didapat bahwa ketiga kelompok memiliki varians yang homogen. Perhitungan lengkap pada lampiran 16. 7

3. Pengujian Hipotesis dengan Anava Satu Jalur

Perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan ketiga model pembelajaran yaitu Project Based Learning PJBL, Problem Based Learning PBL, dan Problem Solving, dapat diketahui hasilnya menggunakan suatu 6 Lampiran 15, h. 308 7 Lampiran 16, h. 311 pengujian dengan Anava satu jalur untuk mengetahui perbedaan rata-rata nilai siswa. Hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.9 pengujian hipotesis dengan Anava satu jalur Pretest Sumber Jk Db Rk F hitung F teoritik α = 0.05 Interpretasi Antar Kelompok 1539.64 2 769.82 3.79

3.07 Terdapat perbedaan

Dalam Kelompok 24145.10 119 202.9 Total 25684.74 121 - Tabel 4.10 pengujian hipotesis dengan Anava satu jalur Posttest Sumber Jk db Rk F Hitung F teoritik α = 0.05 Interpretasi Terdapat perbedaan Antar Kelompok 1018.28 2 509.14 3.66 3.07 Dalam Kelompok 16554.21 119 139.11 Total 17572.49 121 - Tabel 4.11 pengujian hipotesis dengan Anava satu jalur nilai N-Gain Sumber Jk Db Rk F Hitung F teoritik α = 0.05 Interpretasi Antar Kelompok 0.51 2 0.26 4.35 3.07 Terdapat perbedaan Dalam Kelompok 7.02 119 0.06 Total 7.53 121 - Berdasarkan tabel 4.7 diatas, menunjukan hasil uji anava satu jalur. Hasil uji anava pada pretest menunjukan bahwa, F hitung 3.79 menunjukan lebih besar dari pada F teoritik sebesar 3.07 pada α = 0.05, hal ini menunjukan bahwa keadaan siswa masing-masing kelas sebelum diberikan perlakuan sudah terdapat perbedaan. 8 Karena sebelum diberikan perlakuan, kemampuan peserta didik sudah menunjukan adanya perbedaan, maka hal ini akan mempengaruhi hasil posttest yang akan menunjukan perbedaan juga, dan dapat dikatakan data yang diperoleh bias atau menyebabkan kekeliruan. Hal ini dibuktikan pada tabel 4.10 pada hasil posttest , yaitu menunjukan bahwa F hitung 3.66 menunjukan lebih besar dari pada 8 Lampiran 17, h.314 F teoritik sebesar 3.07. Perhitungan lengkap pada lampiran 18. 9 Berdasarkan hal ini maka baik pretest maupun posttest hasil belajar peserta didik sebelum dan setelah diberikan perlakuan memiliki perbedaan. Untuk mengetahui perbedaan rerata hasil belajar peserta didik yang lebih tepat, dikarenakan data yang bias, maka dilakukannya perhitungan uji Anava pada nilai N-Gain yang telihat pada tabel 4.11. Hasil Anava pada nilai N-Gain menunjukan F hitung 4.35 lebih besar dari pada F teoritik sebesar 3.07, hal ini menunjukan juga perhitungan nilai N-Gain memiliki perbedaan rerata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan ketiga model pembelajaran yaitu PJBL, PBL, dan problem solving . Hasil perhitungan lengkap pada lampiran 19. 10 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketiga kelas yang digunakan dalam penelitian memiliki perbedaan terhadap hasil belajar, baik dengan model pembelajaran PJBL, PBL dan Problem Solving. Jika hasil anava menunjukan adanya perbedaan, maka hasil analisis dilanjutkan dengan uji lanjutan, yaitu uji Dunnet. Jika tidak ada perbedaan, tidak perlu dilakukan uji lanjutan atau post hoc.

7. Uji Lanjutan dengan Uji Dunnet

Untuk menguji rata-rata hasil belajar dari ketiga kelas dengan model pembelajaran PJBL, PBL, dan problem solving mana yang berbeda secara signifikan dilakukan uji statistik uji t Dunnet. Pengujian ini dilakukan berdasarkan nilai posttest pada ketiga kelas yang dapat dilihat pada tabel pembelajaran 4.12 Tabel 4.12 Pengujian Rerata Hasil Belajar Biologi dengan Uji t Dunnet Sumber t hitung t tabel α 0.05 t o A 1 – A 2

2.40 1.65

t o A 1 – A 3 2.28 t o A 2 – A 3 -0.09 9 Lampiran 18, h.315 10 Lampiran 19, h.316