memperoleh berbagai pengalaman dan mengubah tingkah laku.
47
Beberapa karateristik yang terdapat dalam proses PBL yang dijabarkan Imas Kurniasih, dan
Berlin Sani adalah: 1 masalah digunakan sebagai awal pembelajaran, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara
mengembang, 2 masalah membuat peserta didik tertantang untuk mendapatkan pembelajaran diranah pembelajaran yang baru, 3 sangat mengutamakan belajar
mandiri, dan 4 memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja, pencarian, evaluasi serta penggunaan pengetahuan menjadi
kunci utama.
48
PBL tidak banyak berfokus pada apa yang sedang dikerjakan siswa, tetapi pada apa yang dipikirkan siswa selama mengerjakannya, dan peran pendidik lebih
memfungsikan diri sebagai pembimbing dan fasilisator sehingga siswa dapat belajar berpikir dan menyelesaikan masalah sendiri.
49
Berdasarkan beberapa penjelasan yang telah dipaparkan mengenai model pembelajaran Problem Based Learning PBL, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran ini didasarkan pada permasalahan-permasalahan yang melibatkan aktifitas berpikir dalam proses pembelajaranya untuk memecahkan masalah, dan
melakukan hubungan akan pengetahuan yang sudah dimiliki sehingga menghadirkan pengetahuan yang berbekas, dan merupakan pembelajaran yang
menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara kelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata, serta masalah
yang diberikan digunakan untuk membuat peserta didik memiliki rasa ingintahu pada pembelajaran yang dimaksud.
a. Langkah-Langkah Problem Based Learning PBL
Proses pembelajaran problem based learning PBL dapat dijalankan bila pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan, dan peserta didik harus
memahami prosesnya dengan membentuk kelompok-kelompok kecil. Proses pembelajaran model PBL diawali dengan aktivitas peserta didik untuk
47
Imas Kurniasih, dan Berlin Sani, op.cit., h. 75.
48
M. Taufiq Amir, op.cit., h. 22
49
Sugiyanto, op.cit., h. 152
menyelesaikan masalah nyata yang proses akan membentuk keterampilan peserta didik sehingga terbentuknya pengetahuan baru. Proses tersebut menurut Rusmono
dijabarkan dalam tahapan pada Tabel 2.1 berikut:
50
Tabel 2.3 Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning PBL
menurut Rusmono
Tahapan Pembelajaran Aktivitas Pembelajaran
Tahap 1 Mengorganisasikan peserta
didik terhadap masalah Guru menginformasikan tujuan pembelajaran,
medeskripsikan kebutuhan-kebutuhan logistik penting, dan memotivasi peserta didik agar terlibat
dalam kegiatan pemecahan masalah yang mereka pilih sendiri
Tahap 2 Mengorganisasi peserta didik
untuk belajar Guru membantu peserta didik untuk menentukan
dan mengatur
tugas-tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3 Membantu penyelidikan
mandiri dan kelompok Guru
mendorong peserta
didik untuk
mengumpulkan informasi
yang sesuai,
melaksanakan eksperimen, mencari penjelasan, dan mencari solusi.
Tahap 4: Mengembangkan, dan
menyajikan hasil karya serta pameran
Guru membantu peserta didik merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti
laporan, rekaman video, dan model, serta membantu mereka berbagi karya mereka.
Tahap 5 Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu peserta didik melakukan refleksi atas penyelidikan dan proses-proses yang
digunakan
50
Rusmono, op.cit., h. 81.
Tahapan dalam sintaks PBL menurut Rusmono memiliki lima tahapan dalam setiap pertemuannya. Sedangkan tahapan lain dalam PBL menurut M.
Taufik Amir terdiri atas:
51
Langkah 1, mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas, yaitu memastikan setiap anggota memahami istilah dan konsep yang ada dalam
masalah, dan membuat setiap peserta didik untuk memandang istilah, konsep yang sama dalam masalah.
Langkah 2, merumuskan masalah, yaitu menuntut penjelasan hubungan apa yang terjadi dalam fenomena yang sedang dibahas
Langkah 3, menganalisis masalah, yaitu setiap anggota kelompok mengeluarkan pengetahuannya, terjadi diskusi untuk membahas yang tercantum
pada masalah, dan memberikan kesempatan untuk anggota melatih menjelaskan, melihat alternative atau hipotesis yang tekait dalam masalah.
Langkah 4, menata gagasan dan secara sistematis menganalisis daengan dalam, yaitu bagian yang sudah dilihat keterkaitannya satu sama lain,
dikelompokan manan yang meunjang, mana yang bertentangan. Analisis dilakukan dengan upaya memilih sesuatu menjadi bagian yang membentuknya
Langkah 5, memformulasikan tujuan pembelajaran yaitu mengakitkan tujuan pembelajaran dengan analisis masalah yang dibuat, dan hal ini yang
menjadi dasar untuk membuat laporan. Langkah 6, mencari informasi tambahan dari sumber yang lain di luar
diskusi kelompok, yaitu memilih, meringkas, agar mendapatkan informasi relevan, serta keaktifan setiap anggota terbukti dengan laporan yang dilaporkan
oleh setiap kelompok. Langkah 7 mensintesis dan menguji informasi baru dan membuat laporan
untuk dosen atau kelas, yaitu menyampaikan presentasi di hadapan kelompok lain, dan kelompok lain mengkritisi mengenai laporan yang disajikan.
Tahapan pembelajaran berbasis masalah secara sistematis dihubungkan dengan aktivitas pendekatan saintifik sesuai dengan karekteristik kurikulum 2013
yang berhubungan dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi atau
51
M. Taufiq Amir, op.cit., h. 24-25
eksperimen, mengasosiasikan atau mengolah informasi serta mengkomunikasikan. Tahapan-tahapan penting yang harus diperhatikan adalah pertanyaan yang
berdasarkan pertanyaan “kenapa”, bukan sekedar “bagaimana”. Oleh karena itu dalam pembelajaran PBL mampu menjelaskan permasalahan dan bagaimana
permasalahan tersebut dapat terjadi, dan yang harus dicapai pada akhir pembelajaran adalah kemapuan untuk memahami permasalahan dan alasan
timbulnya permasalahan tersebut dalam tatanan sistem yang sangat luas. Penerapan PBL dimulai dengan adanya masalah yang harus dipecahkan
atau dicari pemecahannya oleh peserta didik. Peserta didik akan memusatkan perhatiannya pada masalah tersebut, dengan belajar teori, dan metode ilmiah agar
dapat memecahkan masalah yang menjadi pusat perhatiannya. PBL merupakan bentuk peralihan dari paradigma pengajaran menuju paradigma pembelajaran.
Pembelajaran berdasarkan masalah penggunaannya di dalam tingkat berpikir lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah termasuk bagaimana belajar.
52
Pembelajaran dengan PBL dapat diterapkan bila didukung oleh lingkungan yang mendukung. Beberapa kelebihan dari pembelajaran PBL menurut Elhert
adalah: 1 menyediakan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penelitian, 2 membangun keterampilan berpikir kritis, 3 mengenal content
materi subyek dan membangun tujuan sesuai konsep, 4 memberdayakan peserta didik menjadi seseorang ahli dalam bidang tertentu, 5 memungkinkan peserta
didik menghasilkan lebih dari satu bentuk solusi, 6 menyatakan ketidaktentuan dan kebutuhan untuk mengembangkan asumsi; dan 7 memotivasi peserta didik
belajar.
53
Sementara itu kelemahan dari penerapan model pembelajaran PBL menurut Warsono adalah: tidak banyak pendidik yang mampu mengantarkan
siswa kepada pemecahan masalah, seringkali memerlukan biaya mahak dan waktu
52
L. Kurniani, I. Indiati, dan Sudargo, Efektivitas Problem Based Learning dan Group Investigation Berbantu Kartu Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP, Prosiding Mathematics
and sciences forum 2014 , h. 631
53
Ni L. Sudewi, I W. Subagia, dan I N. Tika, Studi Komparasi Penggunaan Model Pembe lajaran Problem Based Learning PBL dan Kooperatif Tipe Group Investigation Gi
Terhadap Hasil Belajar Berdasarkan Taksonomi Bloom, e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha,
Vol. 4, 2014, h. 3.