Pengertian Problem Based Learning PBL 3

memperoleh berbagai pengalaman dan mengubah tingkah laku. 47 Beberapa karateristik yang terdapat dalam proses PBL yang dijabarkan Imas Kurniasih, dan Berlin Sani adalah: 1 masalah digunakan sebagai awal pembelajaran, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengembang, 2 masalah membuat peserta didik tertantang untuk mendapatkan pembelajaran diranah pembelajaran yang baru, 3 sangat mengutamakan belajar mandiri, dan 4 memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja, pencarian, evaluasi serta penggunaan pengetahuan menjadi kunci utama. 48 PBL tidak banyak berfokus pada apa yang sedang dikerjakan siswa, tetapi pada apa yang dipikirkan siswa selama mengerjakannya, dan peran pendidik lebih memfungsikan diri sebagai pembimbing dan fasilisator sehingga siswa dapat belajar berpikir dan menyelesaikan masalah sendiri. 49 Berdasarkan beberapa penjelasan yang telah dipaparkan mengenai model pembelajaran Problem Based Learning PBL, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ini didasarkan pada permasalahan-permasalahan yang melibatkan aktifitas berpikir dalam proses pembelajaranya untuk memecahkan masalah, dan melakukan hubungan akan pengetahuan yang sudah dimiliki sehingga menghadirkan pengetahuan yang berbekas, dan merupakan pembelajaran yang menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara kelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata, serta masalah yang diberikan digunakan untuk membuat peserta didik memiliki rasa ingintahu pada pembelajaran yang dimaksud.

a. Langkah-Langkah Problem Based Learning PBL

Proses pembelajaran problem based learning PBL dapat dijalankan bila pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan, dan peserta didik harus memahami prosesnya dengan membentuk kelompok-kelompok kecil. Proses pembelajaran model PBL diawali dengan aktivitas peserta didik untuk 47 Imas Kurniasih, dan Berlin Sani, op.cit., h. 75. 48 M. Taufiq Amir, op.cit., h. 22 49 Sugiyanto, op.cit., h. 152 menyelesaikan masalah nyata yang proses akan membentuk keterampilan peserta didik sehingga terbentuknya pengetahuan baru. Proses tersebut menurut Rusmono dijabarkan dalam tahapan pada Tabel 2.1 berikut: 50 Tabel 2.3 Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning PBL menurut Rusmono Tahapan Pembelajaran Aktivitas Pembelajaran Tahap 1 Mengorganisasikan peserta didik terhadap masalah Guru menginformasikan tujuan pembelajaran, medeskripsikan kebutuhan-kebutuhan logistik penting, dan memotivasi peserta didik agar terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah yang mereka pilih sendiri Tahap 2 Mengorganisasi peserta didik untuk belajar Guru membantu peserta didik untuk menentukan dan mengatur tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Tahap 3 Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, mencari penjelasan, dan mencari solusi. Tahap 4: Mengembangkan, dan menyajikan hasil karya serta pameran Guru membantu peserta didik merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti laporan, rekaman video, dan model, serta membantu mereka berbagi karya mereka. Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu peserta didik melakukan refleksi atas penyelidikan dan proses-proses yang digunakan 50 Rusmono, op.cit., h. 81. Tahapan dalam sintaks PBL menurut Rusmono memiliki lima tahapan dalam setiap pertemuannya. Sedangkan tahapan lain dalam PBL menurut M. Taufik Amir terdiri atas: 51 Langkah 1, mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas, yaitu memastikan setiap anggota memahami istilah dan konsep yang ada dalam masalah, dan membuat setiap peserta didik untuk memandang istilah, konsep yang sama dalam masalah. Langkah 2, merumuskan masalah, yaitu menuntut penjelasan hubungan apa yang terjadi dalam fenomena yang sedang dibahas Langkah 3, menganalisis masalah, yaitu setiap anggota kelompok mengeluarkan pengetahuannya, terjadi diskusi untuk membahas yang tercantum pada masalah, dan memberikan kesempatan untuk anggota melatih menjelaskan, melihat alternative atau hipotesis yang tekait dalam masalah. Langkah 4, menata gagasan dan secara sistematis menganalisis daengan dalam, yaitu bagian yang sudah dilihat keterkaitannya satu sama lain, dikelompokan manan yang meunjang, mana yang bertentangan. Analisis dilakukan dengan upaya memilih sesuatu menjadi bagian yang membentuknya Langkah 5, memformulasikan tujuan pembelajaran yaitu mengakitkan tujuan pembelajaran dengan analisis masalah yang dibuat, dan hal ini yang menjadi dasar untuk membuat laporan. Langkah 6, mencari informasi tambahan dari sumber yang lain di luar diskusi kelompok, yaitu memilih, meringkas, agar mendapatkan informasi relevan, serta keaktifan setiap anggota terbukti dengan laporan yang dilaporkan oleh setiap kelompok. Langkah 7 mensintesis dan menguji informasi baru dan membuat laporan untuk dosen atau kelas, yaitu menyampaikan presentasi di hadapan kelompok lain, dan kelompok lain mengkritisi mengenai laporan yang disajikan. Tahapan pembelajaran berbasis masalah secara sistematis dihubungkan dengan aktivitas pendekatan saintifik sesuai dengan karekteristik kurikulum 2013 yang berhubungan dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi atau 51 M. Taufiq Amir, op.cit., h. 24-25 eksperimen, mengasosiasikan atau mengolah informasi serta mengkomunikasikan. Tahapan-tahapan penting yang harus diperhatikan adalah pertanyaan yang berdasarkan pertanyaan “kenapa”, bukan sekedar “bagaimana”. Oleh karena itu dalam pembelajaran PBL mampu menjelaskan permasalahan dan bagaimana permasalahan tersebut dapat terjadi, dan yang harus dicapai pada akhir pembelajaran adalah kemapuan untuk memahami permasalahan dan alasan timbulnya permasalahan tersebut dalam tatanan sistem yang sangat luas. Penerapan PBL dimulai dengan adanya masalah yang harus dipecahkan atau dicari pemecahannya oleh peserta didik. Peserta didik akan memusatkan perhatiannya pada masalah tersebut, dengan belajar teori, dan metode ilmiah agar dapat memecahkan masalah yang menjadi pusat perhatiannya. PBL merupakan bentuk peralihan dari paradigma pengajaran menuju paradigma pembelajaran. Pembelajaran berdasarkan masalah penggunaannya di dalam tingkat berpikir lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah termasuk bagaimana belajar. 52 Pembelajaran dengan PBL dapat diterapkan bila didukung oleh lingkungan yang mendukung. Beberapa kelebihan dari pembelajaran PBL menurut Elhert adalah: 1 menyediakan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penelitian, 2 membangun keterampilan berpikir kritis, 3 mengenal content materi subyek dan membangun tujuan sesuai konsep, 4 memberdayakan peserta didik menjadi seseorang ahli dalam bidang tertentu, 5 memungkinkan peserta didik menghasilkan lebih dari satu bentuk solusi, 6 menyatakan ketidaktentuan dan kebutuhan untuk mengembangkan asumsi; dan 7 memotivasi peserta didik belajar. 53 Sementara itu kelemahan dari penerapan model pembelajaran PBL menurut Warsono adalah: tidak banyak pendidik yang mampu mengantarkan siswa kepada pemecahan masalah, seringkali memerlukan biaya mahak dan waktu 52 L. Kurniani, I. Indiati, dan Sudargo, Efektivitas Problem Based Learning dan Group Investigation Berbantu Kartu Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP, Prosiding Mathematics and sciences forum 2014 , h. 631 53 Ni L. Sudewi, I W. Subagia, dan I N. Tika, Studi Komparasi Penggunaan Model Pembe lajaran Problem Based Learning PBL dan Kooperatif Tipe Group Investigation Gi Terhadap Hasil Belajar Berdasarkan Taksonomi Bloom, e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 4, 2014, h. 3.