Pengertian Problem Solving Pembelajaran Problem Solving Pemecahan Masalah

yaitu pengambilan keputusan menegai tindakan yang akan diambil, dan 5 Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. 66 Berdasarkan beberapa pengertian mengenai Problem Solving diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Solving merupakan suatu model pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk menciptakan solusi untuk suatu masalah, mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat dilakukan secara berkelompok atau individu untuk dapat memahami konsep yang dipelajari.

b. Kelebihan dan Kelemahan Problem Solving

Model pembelajaran Problem Solving sama seperti halnya pembelajaran lain, memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan model pembelajaran Problem Solving adalah menurut Wina Sanjaya adalah: 67 1 Model pembelajaran yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran. 2 Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik. 3 Meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik. 4 Membantu peserta didik dalam mentransfer pengetahuan untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. 5 Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang dilakukan. 6 Memperlihatkan kepada peserta didik bahwa setaip mata pelajaran merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh peserta didik. Kelebihan lain model pembelajaran Problem Solving menurut Retno Dwi Suyanti adalah Pembelajaran dengan Problem Solving dianggap lebih menyenangkan dan disukai peserta didik, dan dapat mengembangkan minat peserta didik untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. 68 Selain itu, dengan pembelajaran Problem Solving d apat membuat peserta didik menjadi lebih menghayati kehidupan sehari- hari, melatih dan membiasakan para peserta didik untuk menghadapi dan 66 Wina Sanjaya, op.cit., h. 217-218 67 Ibid., h. 220-221 68 Retno Dwi Suyanti, Strategi Pembelajaran Kimia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, h. 119 memecahkan masalah secara terampil, dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara kreatif, dan peserta didik sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya. 69 Disamping kelebihannya pembelajaran Problem Solving memiliki kelemahan, seperti yang dijabarkan Syaiful Bahri, diantaranya: 70 1 Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik, sangat memerlukan keterampilan pendidik. 2 Banyak yang beranggapan bahwa Problem Solving hanya cocok untuk sekolah SMP, dan SMA saja, padahal untuk peserta didik SD juga bisa dilakukan dengan tingkat kesulitan permasalahan yang sesuai dengan taraf kemampuan berpikir anak. 3 Mengubah kebiasaan belajar peserta didik dengan mendengarkan dan banyak menerima informasi dari pendidik menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan masalah sendiri atau kelompok, yang terkadang memerlukan berbagai sumber belajar, yang merupakan sesulitan tersendiri bagi peserta didik. Kelemahan lain model pembelajaran Problem Solving adalah 1 Pada saat peserta didik tidak memiliki minat, dan kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka peserta didik akan merasa enggan untuk mencoba. 2 Tanpa pemahaman mengapa peserta didik berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka peserta didik tidak akan belajar apa yang ingin dipelajari. 71 Selain itu, pada prosesnya tidak semua materi pelajaran mengandung masalah, beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misalnya terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan peserta didik untuk melihat dan mengamati, sehingga akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep yang dipelajari. 72 69 Muhammad Amin Said, dkk, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Pemecahan Masalah Problem Solving pada Peserta Didik Kelas VIII-A SMP Negeri 3 Sungguminasa”, Prosiding Universitas Muhhamadiyah Makassar, h. 302 70 Djamarah, dan Zain, op.cit., h.93 71 Retno Dwi Suyanti, loc.cit. 72 Imas Ri yani, “ Model Pembelajaran Problem Solving”, Kompasnia, Sorong, 24 Juni 2015, http:www.kompasiana.comriyaniimasmodel-pembelajaran-problem-solving. Pembelajaran Problem Solving dibedakan secara jelas dengan model pembelajaran Problem Based Learning PBL. Dalam PBL menyajikan pembahasan permasalahan sebelum mempelajari konsep yang dibutuhkan untuk penyelesaiannya, sehingga permasalahan menjadi dasar dalam belajar. Sementara Problem Solving menyajikan pembahasan konsep terlebih dahulu, diikuti dengan pembahasan permasalahan. 73 Jika permasalahan dibahas setelah mempelajari konsep, aktivitas yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah adalah melakukan sintesis pengetahuan yang telah diperoleh. Permasalahan dalam Problem Solving lebih sederhana dan dapat diselesaikan dalam satu kali pertemuan dan tidak harus permasalahan dalam dunia nyata. Pendidik dapat memberikan penjelasan tentang konsep yang dikuasai untuk menyelesaikan pearmasalahan. Secara sederhana perbedaan antara model pembelajaran Problem Solving dan PBL adalah: PBL merupakan proses memperoleh pengetahuan berdasarkan identifikasi mengenai apa yang perlu dipelajari. Problem Solving merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan awal dan menalar. 74

5. Tinjauan Konsep Animalia Hewan

Materi pembelajaran yang dipelajari pada tingkat Sekolah Menengah Atas SMA atau Madrasah Aliyah MA memiliki acuan dalam bentuk Kompetensi Inti KI, dan Kompetensi Dasar KD. Berikut ini merupakan KI dan KD pada materi atau konsep yang digunaka, yaitu Kingdom Animalia Dunia Hewan: 75 73 Ridwan Abdullah Sani, op.cit., h. 130. 74 Ibid., h. 130. 75 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan2013, Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas SMAMadrasah Aliyah MA , http:staff.uny.ac.idsitesdefaultfilespendidikandrs-sudarmji- mpd03-kompetensi-dasar-sma-2013.pdf diunduh pada tanggal 21 maret 2016. Tabel 2.4 Kompetensi Inti Materi Animalia Kompetensi Inti KI KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan Tabel 2.5 Kompetensi Dasar Materi Animalia Kompetensi Dasar KD KD 3.8 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan.