1.65 Uji Lanjutan dengan Uji Dunnet
ketiganya diperkuat dengan penggunaan LKS lembar kerja siswa, dan berbasis permasalahan pada tiga model pembelajaran yang berbeda untuk kelas PJBL,
PBL, dan Problem Solving. Hasil dari rata-rata nilai LKS kelas PJBL menunjukan hasil yang lebih unggul dengan nilai 81.17, kelas PBL dengan nilai 78.00 dan
problem solving dengan rata-rata 77.70.
Berdasarkan hasil akumulasi diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, tetapi dari ketiga
kelas yang digunakan, kelas PJBL lebih unggul dibandingkan kelas PBL maupun problem solving.
Kelebihan dari pembelajaran dengan PJBL adalah dihasilkan suatu produk dalam penelitian ini produk yang dihasilkan adalah rangka dari hewan
Vertebrata. Sedangkan pada pembelajaran PBL, dan Problem Solving tidak dihasilkannya suatu produk, melainkan peserta didik dituntut untuk
menyelesaikan suatu permasalahan dari materi Animalia. Selain itu pada awal tahapan proses pembelajaran, pada model pembelajaran PJBL dan PBL, peserta
didik diberikan permasalahan pada awal pembelajaran, berbeda dengan problem solving
yang permasalahan diberikan di akhir pembelajaran. Proses pembelajaran pada model PJBL, yaitu pada kelompok eksperimen
I kelas X MIPA 4, proses pembelajaran terdiri atas beberapa tahapan, yaitu penentuan proyek, perancangan langkah-langkah penyelesaian kelompok,
penyusuanan jadwal, penyelesaian proyek dengan fasilitas dan monitoring guru, menyusun laporan dan presentasi, dan evaluasi proses dan hasil proyek.
13
Pada model pembelajaran PJBL ini tahapan terlaksananya pembelajaran tersebut dibagi
untuk setiap pertemuannya, dan diakhir pertamuan semua tahapan tersebut telah terlaksana secara keseluruhan hingga dihasilkannya karya tersebut.
Proyek yang dibuat oleh siswa adalah terbentuknya produk berupa rangka dari hewan Vertebrata yang diselesaikan masing-masing kelompok.
Dipilihnya proyek rangka untuk mengetahui struktur tubuh dari hewan tersebut yang menjadi pokok masalah yang diberikan pada awal pembelajaran dikelas
13
Imas Kurniasih, dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Mamahami Aspek dalam Kurikulum 2013,
Yogyajarta: Kata Pena, 2014, h. 85-87
PJBL, serta dapat menyelesaikan soal-soal terkait permasalahan animalia sehingga peserta didik dapat menyelesaikan soal posttest.
Dalam pembelajaran PBL pada awal pembelajaran, masalah digunakan sebagai awal pembelajaran sama halnya seperti pada model PJBL serta dengan
penggunaan kelompok kecil dari siswa berhadapan dengan situasi baru, untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
14
Peserta didik yang bekerja dalam kelompok kecil harus mengidentifikasi apa yang mereka ketahui dan apa yang
mereka tidak tahu dan harus memperlajari permasalahan. Hal ini merupakan syarat untuk memahami untuk pengambilan keputusan.
15
Sehingga dalam pembelajaran ini peserta didik diharuskan untuk dapat mengkontruksikan
pemahaman melalui pernyatan, membuat dugaan dalam bentuk hipotesis, dan menganalisis dan mengkomunikasikan hasil yang telah dikerjakan dengan begitu
PBL bisa dikatakan dapat berjalan dengan baik. Sedangkan pembelajaran Problem Solving, merupakan proses untuk
mendorong peserta didik untuk berfikir secara sistematis dengan menghadapkan pada masalah-masalah, sehingga diharapkan mereka dapat menggunakannya
dalam situasi-situasi tertentu. Problem Solving merupakan suatu model pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk menciptakan solusi untuk suatu
masalah, mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat dilakukan secara berkelompok atau individu untuk dapat memahami konsep yang
dipelajari. Pembelajaran dengan Problem Solving menyajikan pembahasan konsep terlebih dahulu, diikuti dengan pembahasan permasalahan.
16
Permasalahan dalam Problem Solving
lebih sederhana dan dapat diselesaikan dalam satu kali pertemuan dan tidak harus permasalahan dalam dunia nyata. Sehingga dalam
pelaksanaannya di kelas X MIPA 1 pembelajaran dengan Problem Solving ini memiliki banyak kendala walaupun tidak banyak, selain saat memberikan
14
Crebert, G Patrick, dkk” Critical Evaluation Skills Toolkit 2 and Edition”, Jurnal Griffith University
, 2011, h.6.
15
Ibid
16
Ridwan Abdul Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: Bumi Aksara, 2014, h. 130.