Terdapat perbedaan Pengujian Hipotesis dengan Anava Satu Jalur

bahwa penggunaan ketiga model pembelajaran tersebut telah terlaksana dengan baik secara keseluruhan. Hal ini dapat terlihat dari adanya proses peningkatan hasil belajar peserta didik pada ketiga model pembelajaran. Berdasarkan uji Anava pretest diperoleh hasil, terdapat perbedaan awal kemampuan peserta didik baik kelas PJBL, PBL, dan problem solving sebelum diberikan perlakuan. Sedangkan uji Anava posttest diperoleh hasil, terdapat perbedaan juga antara ketiga kelas pembelajaran. Dikarenakan uji Anava atau uji F pretest sudah menunjukan perbedaan awal, maka untuk pembahasan penelitian berdasarkan uji F pada data N-Gain. Data nilai N-gain yang diperoleh dari hasil pretest maupun posttest menunjukan bahwa ketiga kelas pembelajaran memiliki nilai rata-rata Gain sebesar 0.69 pada kelas PJBL, 0.58 pada kelas PBL, dan 0.53 pada kelas problem solving . Berdasarkan perhitungan N-Gain ini, ketiga kelas pembelajaran termasuk dalam kategori sedang dengan rentang nilai 0.30 - 0.70. Kemudian data N-gain ini dianalisis dengan Anava atau uji F, yang didapatkan hasil F hitung F tabel, yaitu 4.35 3.07. Hal ini membuktikan bahwa, terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik antara ketiga kelas pembelajaran PJBL, PBL, dan problem solving. Dengan demikian pemberian ketiga model pembelajaran ini dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar kognitif pada ketiga sampel penelitian. Untuk mengetahui kelas mana yang memiliki peningkatan lebih tinggi dari model pembelajaran lainnya, maka di lanjutkan dengan uji t-Dunnet pada data N-Gain. Hasil uji t menunjukan, sama halnya seperti data uji F pada hasil posttest , yaitu pembelajaran dengan model PJBL lebih tinggi di bandingkan dengan kelas yang menggunakan model PBL dan problem solving, yaitu t hitung 2.20 lebih besar dari t tabel yaitu 1.65. Peningkatan hasil belajar peserta didik juga di dukung dengan data angket yang diberikan kepada peserta didik. Hasil analisis angket menunjukan bhawa kelas PJBL termasuk dalam kategori lebih tinggi dibandingkan dengan kelas PBL dan problem solving, yaitu 3.203.103.12. Dengan demikian kelas yang diberikan model pembelajaran PJBL, lebih unggul dibandingkan dengan dua kelas pembelajaran lainnya. Selain itu dalam penelitian ini proses pembelajaran ketiganya diperkuat dengan penggunaan LKS lembar kerja siswa, dan berbasis permasalahan pada tiga model pembelajaran yang berbeda untuk kelas PJBL, PBL, dan Problem Solving. Hasil dari rata-rata nilai LKS kelas PJBL menunjukan hasil yang lebih unggul dengan nilai 81.17, kelas PBL dengan nilai 78.00 dan problem solving dengan rata-rata 77.70. Berdasarkan hasil akumulasi diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, tetapi dari ketiga kelas yang digunakan, kelas PJBL lebih unggul dibandingkan kelas PBL maupun problem solving. Kelebihan dari pembelajaran dengan PJBL adalah dihasilkan suatu produk dalam penelitian ini produk yang dihasilkan adalah rangka dari hewan Vertebrata. Sedangkan pada pembelajaran PBL, dan Problem Solving tidak dihasilkannya suatu produk, melainkan peserta didik dituntut untuk menyelesaikan suatu permasalahan dari materi Animalia. Selain itu pada awal tahapan proses pembelajaran, pada model pembelajaran PJBL dan PBL, peserta didik diberikan permasalahan pada awal pembelajaran, berbeda dengan problem solving yang permasalahan diberikan di akhir pembelajaran. Proses pembelajaran pada model PJBL, yaitu pada kelompok eksperimen I kelas X MIPA 4, proses pembelajaran terdiri atas beberapa tahapan, yaitu penentuan proyek, perancangan langkah-langkah penyelesaian kelompok, penyusuanan jadwal, penyelesaian proyek dengan fasilitas dan monitoring guru, menyusun laporan dan presentasi, dan evaluasi proses dan hasil proyek. 13 Pada model pembelajaran PJBL ini tahapan terlaksananya pembelajaran tersebut dibagi untuk setiap pertemuannya, dan diakhir pertamuan semua tahapan tersebut telah terlaksana secara keseluruhan hingga dihasilkannya karya tersebut. Proyek yang dibuat oleh siswa adalah terbentuknya produk berupa rangka dari hewan Vertebrata yang diselesaikan masing-masing kelompok. Dipilihnya proyek rangka untuk mengetahui struktur tubuh dari hewan tersebut yang menjadi pokok masalah yang diberikan pada awal pembelajaran dikelas 13 Imas Kurniasih, dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Mamahami Aspek dalam Kurikulum 2013, Yogyajarta: Kata Pena, 2014, h. 85-87