Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
seperti terdapatnya cacing hati pada hewan kurban, larva penularan penyakit kaki gajah, dan masalah-masalah lain terkait pemanfaatan hewan invertebrata ataupun
vertebrata. Dengan demikian dapat melatih kecakapan dan kesiapan peserta didik apabila dihadapkan pada permasalahan dalam kehidupannya.
Selain itu model pembelajaran berbasis masalah ini menuntut peserta didik untuk memberikan jawaban alternatif dari permasalahan yang diberikan,
permasalahan yang harus dipecahkan, membelajarkan mengenal masalah, merumuskan masalah, mencari solusi atau menguji jawaban sementara atas suatu
masalah atau pertanyaan dengan melakukan penyelidikan, hingga pada akhirnya dapat menarik kesimpulan dan menyajikan secara lisan maupun tulisan, dan ketiga
pembelajaran ini bisa diaplikasikan dalam kegiatan kelompok atau individu. Peranan guru dalam tiga model
pembelajaran ini adalah untuk memfasilitasi dan mendukung pembelajaran, membimbing, hingga memonitor proses belajar siswa.
Walaupun memiliki kesamaan, secara spesifik ketiga pembelajaran tersebut memiliki perbedaan dari sumber masalah. PJBL secara khusus dimulai
dengan produk akhir mengenai sesuatu yang memerlukan keterampilan atau pengetahuan isi secara khusus, mengajukan satu atau lebih problem yang harus
dipecahkan oleh pembelajar.
10
Sedangkan PBL menyajikan pembahasan permasalahan sebelum memperlajari konsep,sehingga permasalahan menjadi
dasar dalam belajar. Problem solving menyajikan perbahasan konsep terlebih dahulu, diikuti pembahasan permasalahan.
11
Dengan demikian melalui ketiga model pembelajaran tersebut diharapkan sumber informasi yang diterima siswa dapat meningkatkan peran serta dan
keaktifan siswa dalam mempelajari dan menelaah ilmu. Sehingga model
pembelajaran yang dirasa tepat dan baik untuk menyampaikan materi pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA,
khususnya biologi. Proses pembelajaran IPA, dapat memberikan pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami secara ilmiah. IPA
10
Ngalimun, Fauzani, Salabi, op.cit., h. 195-196
11
Ridwan Abdullah Sani, op.cit., h. 130
merupakan cabang ilmu pengetahuan yang memiliki 4 komponen yaitu sikap, proses, produk dan aplikasi.
12
Pertama sebagai sikap yaitu memiliki rasa ingintahu, dan hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah. Sebagai
sebuah proses yakni prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah. Sebagai produk IPA terdiri dari sekumpulan pengetahuan yang terdiri dari fakta, konsep,
prinsip dan hukum tentang gejala alam. Sedangkan sebagai sebuah aplikasi IPA merupakan penerapan metode ilmiah, dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-
hari.
13
Dengan demikian dalam prosesnya keempat aspek tersebut diharapkan
muncul sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh. Peningkatan proses pembelajaran saat ini di sekolah juga menekankan
pendekatan saintifik , yakni proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik
secara aktif mengolah konsep, dan memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam memperoleh informasi dapat berasal dari mana saja, kapan saja, tidak
bergantung kepada informasi searah dari pendidik. Dengan begitu pembelajaran yang tercipta diharapkan dapat diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam
mencari tahu berbagai sumber melalui observasi. Selain itu pola pembelajaran yang berpusat pada guru akan berubah menjadi berpusat pada peserta didik,
pembelajaran satu arah menjadi pembelajaran interaktif, pembelajaran pasif menjadi aktif, belajar sendiri menjadi belajar kelompok, dan pola pembelajaran
pasif menjadi pembelajaran kritis.
14
Dengan demikian berbagai model pembelajaran pemecahan masalah dapat diajarkan pada peserta didik dengan maksud untuk memberikan pengalaman agar
peserta didik dapat memanfaatkan pada saat menghadapi berbagai variasi masalah. Pemilihan model pembelajaran berdasarkan masalah ini dirasa cocok
karena sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran dan juga peserta didik,
12
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2009, h. 47.
13
Ibid., h.46-47
14
Kunandar, op.cit., h. 23-24
serta masalah yang diberikan harus masalah yang pemecahannya terjangkau oleh kemampuan peserta didik.
15
Pembelajaran IPA melibatkan berbagai ranah penilaian baik afektif, kognitif maupun psikomotorik, sehingga pada kegiatan belajar mengajar biologi,
pendidik hendaknya melatih peserta didik untuk menyatukan konsep-konsep biologi sehingga menjadi satu kesatuan yang bermakna. Pembelajaran biologi
bertujuan agar peserta didik lebih memahami konsep biologi dengan cara memperoleh atau memproses fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang dipelajari.
Pembelajaran secara efektif dan efisien diperlukan pada pembelajaran biologi yang menekankan pada aspek hasil belajar, kerena pendidik seringkali
menemukan hasil belajar peserta didik masih dalam kategori rendah disebabkan beberapa peserta didik kurang memahami pembelajarannya,
Berdasarkan penjelasan di atas maka model pembelajaran Project Based Learning
PJBL, Problem Based Learning PBL, dan Problem Solving, yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran IPA khususnya dalam bidang
biologi untuk peningkatan hasil belajar peserta didik. Karena itu dengan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Perbedaan Hasil Belajar antara Model Pembelajaran Project Based
Learning PJBL, Problem Based Learning PBL, dan Problem Solving pada
Materi Animalia”