Berdasarkan tahapan-tahapan yang telah dijelaskan dan dipaparkan diatas, peneliti menggunakan tahapan pembelajaran menurut Imas Kurniasih, karena
sintaks pembelajarannya lebih sedikit,dan didalam sintaks pembelajaran tersebut, walapun sintaks pembelajaran lebih singkat, namun didalamnya telah dijabarkan
tahapan lebih kompleks dan mudah dimengerti untuk mencapai hasil belajar yang digunakan, walaupun secara keseluruhan tahapan menurut Imas ataupun Erica,
memiliki kesamaan, hanya saja dalam versi Erica dijabarkan lebih mendetai sehingga sintaks pembelajarnya lebih terlihat panjang.
“In the case of project based learning, the problem is simply a challenge that can be solved through the design process, a series of steps used to design and
solve a problem, in the other words, the problem is the purpose or reason for a project
”.
30
Artinya, dalam pembelajaran berbasis proyek, masalah merupakan tantangan yang harus dapat diselesaikan melalui proses desain atau
penggambaran, serangkaian langkah yang digunakan untuk merancang dan memecahkan masalah, serta masalahnya merupakan tujuan atau alasan untuk
sebuah proyek. Kerja proyek dalam PJBL memuat tugas yang kompleks berdasarkan
pertanyaan atau masalah yang menanatang dan menuntut peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, investigasi, serta
memberikan kesempatan belajar mandiri.
31
Produk yang dibuat selama proyek memberikan hasil yang secara otentik dapat diukur oleh guru atau instruktur di dalam pembelajarannya, oleh karena itu
didalam pembelajaran berbasis proyek, guru atau instruktur tidak lebih aktif dan melatih secara langsung, akan tetapi instruktur menjadi pendamping atau
fasilisator dan memahami pikiran pembelajaran.
32
30
Ibid., h. 15
31
Made Wena, op.cit., h. 144
32
Ngalimun, Fauzani, Salabi, op.cit., h. 195
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Project Based Learning PJBL
Model pembelajaran Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk menumbuhkan keaktifan peserta didik. Untuk
itu dalam penerapaannya didalam kelas, model pembelajaran ini memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan model pembelajaran Project Based Learning PJBL menurut Ridwan Abdullah Sani adalah sebagai berikut:
33
1 Meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam membuat laporan tertulis mengenai proyek. 2 Mendorong
kemampuan peserta didik untuk melakukan pekerjaan penting, dan perlu dihargai. 3 Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan masalah
yang kompleks. 4 Mendorong peserta didik untuk mengembangkan serta mempraktikan keterampilan berkomunikasi. 5 Memberikan pengalaman dan
praktik dalam mengorganisasikan proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk penyelesaian tugas, dan membuat
suasana belajar menjadi menyenangkan. Selain memiliki kelebihan, pembelajaran PJBL juga memiliki beberapa
kelemahan diantaranya:
34
1 Membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk. 2 Membutuhkan biaya yang cukup. 3
Membutuhkan pendidik yang mau belajar dengan sungguh-sungguh. 4 Membutuhkan fasilitas dan bahan yang memadai. 5 Tidak sesuai untuk peserta
didik yang mudah menyerah dan tidak memiliki pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan. 6 Kesulitan melibatkan semua peserta didik dalam kerja
kelompok. Berdasarkan hal tersebut pembelajaran Project Based Learning PJBL
memililiki kelebihan dan kekurangan dalam prosesnya, salah satu kelemahannya adalah dalam pelaksanaannya memerlukan waktu yang cukup panjang dalam
pelaksanaannya, sehingga perlu adanya pengelolaan waktu yang baik. Selain itu pembelajaran PJBL ini memiliki kelebihan, yakni peserta didik dapat membantu
siswa belajar melakukan tugas-tugas dan dapat mengunakan sumber yang terbatas
33
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: Bumi Aksara, 2014, h. 177
34
Ibid., h. 177-178
secara efektif dan bekerja dengan orang lain, sehingga memiliki nilai yang tinggi dalam peningkatan kualitas belajar.
2. Pembelajaran Problem Based Learning PBL
a. Pengertian Problem Based Learning PBL
Pembelajaran berbasis masalah dan pemecahan masalah merupakan upaya untuk mendapatkan suatu penyelesaian dari tugas atau situasi yang nyata yang
memfokuskan pada masalah kehidupan yang bermakna bagi siswa.
35
Menurut Bern Erickson, menegaskan bahwa “Pembelajaran berbasis masalah merupakan
strategi pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah
dengan menghubungkan berbagai konsep, keterampilan, dari berbagai disiplin ilmu
”.
36
Dilihat dari aspek psikologi strategi pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada aspek psikologi kognitif bahwa belajar adalah proses perubahan
tingkah laku karena adanya pengalaman, bukan menghafal fakta, tetapi proses interaksi secara sadar antara individu dengan lingkungannya, sehingga melalui
proses ini maka peserta didik akan berkembang secara utuh.
37
Startegi pembelajaran berbasis masalah ini didalamnya terdapat model pembelajaran Problem Based Learning PBL yaitu model pembelajaran yang
tidak berpusat pada guru, namun berpusat pada suatu masalah, yang merupakan masalah nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran ini
menjadikan peserta didik lebih bertanggung jawab dan mandiri.
38
Menurut Nurhadi dikutip Ika Indiranawati , menjelaskan bahwa “PBL
merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
35
Agus N. Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler, Yogyakarta: Diva, 2013, h. 283.
36
Kokom Komalasari, op.cit., h. 59.
37
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2011, h. 213.
38
Ika Indrianawati, dkk., Studi komparasi Hasil Belajar Peserta Didik Menggunakan Model PBL dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Jurnal Universitas Negeri Surabaya ,2013.
h. 3
keterampilan memecahkan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari mata pelajaran
”
39
Ridwan Abdullah Sani, menyatakan bahwa “PBL merupakan model
pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka
dialog serta memecahkan masalah, menerapkan beberapa konsep dan prinsip yang secara stimulan dipelajari dan tercakup dalam kurikulum mata pelajaran
”.
40
Sedangkan menurut Dutch dikutip oleh Taufik Amir menyatakan bahwa: “Problem based learning merupakan metode instruksional yang menantang
siswa agar “belajar untuk belajar”, bekerjasama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk
mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis dan inisiatif atas materi pelajaran. Problem based learning mempersiapkan siswa untuk
berpikir kritis dan analitis, dan untuk mencari serta menggunakan sumber
pelajaran yang sesuai.”
41
Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan peserta didik dengan melalui kerja kelompok, sehingga dapat memberi
pengalaman belajar yang beragam, disamping pembelajaran yang berhubungan dengan pemecahan masalah, seperti membuat hipotesis, merancang percobaan,
melakukan penyelidikan hingga berdiskusi dan membuat laporan.
42
Masalah yang dipaparkan dalam PBL menurut Ngalimun, memiliki beberapa kriteria:
43
1 Situasi harus autentik, masalah dikaitkan dengan pengalaman riil bukan dengan prinsip akademis tertentu. 2 Masalah tidak
sederhana, artinya menciptakan misteri atau teka-teki, sehingga masalah yang tidak jelas tidak dapat diselesaikan dengan jawaban sederhana dan memiliki
solusi-solusi alternatif. 3 Masalah harus bermakna bagi peserta didik sesuai
39
Median Agus Priadi dkk, Pembelajaran Biologi Menggunakan Model Problem Based Learning
melalui Metode Eksperimen Laboratorium dan Lapangan Ditinjau dari Keberagaman Kemampuan Berpikir Analitis dan Sikap Peduli Lingkungan, Jurnal Inkuiri, Vol. 1. No. 3, 2012,
h. 219
40
Ridwan Abdul Sani, op.cit., h. 127
41
M. Taufik Amir, Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning: Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan
, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013, Cet. 3, h. 21
42
Ngalimun, Fauzani, Salabi, op.cit., h. 118
43
Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif, Surakarta: Yuma Pustaka, 2009, h. 157- 158
dengan tingkat perkembangan intelektual. 4 Masalah memiliki cangkupan yang luas dan memberikan kesempatan pada guru untuk memenuhi tujuan
intruksionalnya, tetapi dalam batasan dari segi waktu, ruang, dan keterbatasan sumber daya., dan 5 Masalah harus mendapatkan manfaat dari usaha kelompok.
Kerja kelompok dalam PBL juga memiliki beberapa fungsi, yaitu kelompok sebagai komunitas dalam pembelajaran dimana beberapa siswa merasa
nyaman dalam memberikan ide atau gagasan dalam pembelajaran, dalam kelompok akan melatih kemampuan komunikasi, kelompok juga dapat
memberikan motivasi dan keingininan bagi peserta didik karena peserta didik akan menjadi lebih aktif terlibat dalam pekerjaan dan bertanggung jawab atas apa
yang dikerjakan dalam kelompok, dan dalam beberapa alasan kelompok dapat menambah prestasi belajar.
44
Penggunaan PBL melatih peserta didik untuk berpikir kritis, keterampilan pemecahan masalah, memperoleh pengetahuan dan konsep yang sesuai dari mata
pelajaran. Strategi pembelajaran dengan PBL memberikan kebebasan pada peserta didik dalam proses pembelajaran yang diharapkan untuk terlibat dalam penelitian
untuk memecahkan permasalahan.
45
“The problem based learning is an active learning which enables the student to becom aware of and determine hisher Problem Solving ability and
learning needs, to learn to learn, to be able to make knowledge operative and to perform group works “in the face of real life problems”.
46
Artinya Problem based learning
adalah pembelajaran aktif dimana yang memungkinkan siswa untuk menyadari dan menentukan kemampuan pemecahan masalah dan kebutuhan
belajar, belajar untuk belajar, untuk dapat membuat pengetahuan dan untuk melakukan kerja kelompok dalam menghadapi masa
lah kehidupan nyata” Tujuan utama dari PBL bukan penyampaian sejumlah besar pengetahuan,
melainkan pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah dan aktif membangun pengetahuan sendiri agar dapat membantu
44
Hal White, Speaking of Teaching Problem Based Learning, Journal Winter, Vol 11, 2001, h. 2
45
Rusmono, op.cit., h. 74.
46
Orhan Akınoğlu, Ruhan Özkardeş The Effects of Problem-Based Active Learning in Science Education on Students‟ Academic Achievement, Attitude and Concept Learning,Jurnal
Universitas Istanbul,
2007 , h. 72