Alat Pengukur Angin Alat-Alat Pengukur Cuaca

Atmosfer dan Hidrosfer 157

2. Hujan Konveksi

Hujan konveksi atau disebut juga hujan zenith biasanya terjadi di kawasan yang berada pada 23,5 O LU atau LS. Hujan konveksi terjadi karena adanya pemanasan udara di atas daratan akibat proses konduksi. Karena pemanasan tersebut, udara akan mengembang sehingga mengapung naik ke atas. Udara hangat yang naik ke atas bersuhu lebih tinggi dari udara lain yang ada di sekitarnya. Pada ketinggian tertentu, suhu udara akan ber- kurang sehingga terjadi pengembunan. Pengembunan tersebut menghasilkan titik air dan es yang kemudian jatuh sebagai hujan. Hujan konveksi biasanya hanya berlangsung sebentar. Kadang-kadang sinar matahari masih dapat terlihat pada saat terjadinya hujan. Hujan konveksi seringkali disertai guntur.

3. Hujan Konvergen

Hujan konvergen atau disebut juga hujan frontal biasanya terjadi di kawasan yang beriklim tropis. Hujan konvergen terjadi karena adanya pertemuan udara panas dengan udara sejuk. Udara panas yang memiliki masa yang lebih ringan akan naik ke atas udara sejuk. Karena udara panas biasanya mengandung uap air, pergesekkannya dengan udara sejuk menyebabkan adanya pengembunan. Pada ketinggian tertentu, embun-embun yang terbentuk akan jatuh sebagai hujan. Hujan konvergen biasanya sangat lebat dan disertai banyak guntur dan angin kencang.

4. Hujan Asam

Hujan asam terjadi tidak disebabkan karena faktor-faktor alam. Hujan asam adalah hujan yang airnya mengandung zat-zat pencemar, sehingga air hujannya kotor. Selain kotor, air hujan asam bersifat asam dan bila membasahi besi dapat menyebabkan korosi. Keasaman yang terkandung dalam air asam disebabkan terutama oleh kandungan ion hidrogen H + bebas pada air hujan. Tingginya kandungan ion hidrogen bebas tersebut disebabkan oleh hasil pembakaran yang menggunakan bahan bakar minyak dan batubara yang digunakan oleh mobil, pabrik, dan sebagainya. Tugas Bersama Diskusikan dalam kelompokmu mengapa hujan asam lebih mungkin terjadi di kota-kota besar? Gambar 6.14 a Hujan konveksi, b Hujan frontal Sumber: Dokumen Penerbit a b awan awan bidang frontal udara panas udara dingin hujan