Peradaban Masa Hindu–Buddha
203
keadaan dan mengembalikan raja ke istananya sekaligus memadamkan pemberontakan Kuti. Atas jasanya, Gajah Mada
diangkat sebagai patih untuk wilayah Daha dan Kahuripan. Jayanegara wafat pada 1328 karena dibunuh oleh tabib
pribadinya yang bernama Tanca. Oleh karena saat wafat Jayanegara tidak memiliki anak, maka adik perempuan
Jayanegara yang bernama Tribhuwanattunggadewi naik tahta. Pada masa kepemimpinannya, pemerintahan mulai berjalan
baik walau masih ada beberapa pemberontakan, antara lain pemberontakan yang dilakukan Sadeng dan Keta pada tahun
1331. Pemberontakan tersebut kembali dapat dipadamkan oleh Gajah Mada. Atas jasanya, Gajah Mada diangkat sebagai
mahapatih, jabatan yang setara dengan perdana menteri di zaman sekarang. Saat pengangkatannya sebagai mahapatih
tersebut, Gajah Mada mengucapkan sumpah yang terkenal sebagai Sumpah Palapa. Sumpah Palapa berisi pernyataan
bahwa Gajah Mada tidak akan menyantap makanan enak yang mengandung rempah dan garam hingga seluruh Nusantara
tunduk di bawah kekuasaan Majapahit. Gajah Mada menyusun kitab Kutaramanawa sebagai dasar hukum di Kerajaan
Majapahit. Tribhuwanattunggadewi memerintah selama 22 tahun hingga
tahun 1350. Setelah itu tahta diserahkan pada putranya yang masih berusia 15 tahun, Hayam Wuruk. Sebagai raja, Hayam
Wuruk bergelar Sri Rajasanegara. Pada masa pemerintahannya, Majapahit mengalami masa puncak kejayaan. Pemerintahan
Rajasanegara yang didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada berhasil mempersatukan hampir seluruh Nusantara di bawah
kekuasaan Majapahit. Wilayah kekuasaan Majapahit terbentang dari Sumatra hingga Papua.
Wujud dari Sumpah Palapa salah satunya tergambar dalam toleransi kehidupan beragama. Hal ini terbukti adanya
Dharmadhyaksa ring Kasaiwan
yang mengurus Siwaisme dan Dharmadhyaksa ring Kasogatan
untuk agama Buddha. Gambaran toleransi Majapahit dipaparkan dalam kitab Sutasoma karya
Mpu Tantular yang berisi ajaran agama yang di dalamnya terdapat ungkapan Bhinneka Tunggal Ika.
Akhir kerajaan Majapahit berawal dari wafatnya Gajah Mada pada tahun 1364. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran, di antaranya adalah terjadinya sengketa keluarga yang berlarut-larut yang
berpangkal dari masalah perebutan kekuasaan. Hal tersebut menyebabkan pemerintahan tidak stabil dan penguasa berganti-
ganti dengan cepat sehingga satu per satu wilayah taklukan Majapahit memerdekakan diri atau jatuh ke tangan kerajaan
lain. Keadaan bertambah parah dengan adanya pengaruh Islam yang
semakin kuat sehingga rakyat banyak yang berpindah agama. Hal ini berujung dengan berdirinya kerajaan Islam Demak di
Jawa.
Tugas Mandiri
Apa yang menyebabkan Majapahit yang begitu berkuasa akhirnya
mengalami keruntuhan?
Gambar 7.20 Gajah Mada mulai
dikenal setelah berhasil memadamkan pem-
berontakan Kuti pada 1391.
Sumber: Ensiklopedi Umum untuk
Pelajar
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs Kelas VII
204
7. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya memiliki pengaruh kuat di kawasan Asia Tenggara. Berbagai sumber berita baik dari dalam negeri
maupun luar negeri menyebutkan bahwa kerajaan ini mempunyai peran yang sangat penting dalam peta pelayaran
dan perdagangan di kawasan Selat Malaka. Sumber dari luar negeri tersebut adalah Prasasti Ligor
Malaysia, Prasasti Kanton Cina, serta Berita dari Cina, yaitu catatan Dinasti Tang dan catatan I-Tsing.
Sedangkan sumber sejarah dari dalam negeri berupa Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Talang Tuo, Prasasti Telaga Batu,
Prasasti Palas Pasemah, dan Prasasti Karang Berahi. Dalam Prasasti Kedukan Bukit bertahun 688, Talang Tuo,
dan Telaga Batu menjelaskan bahwa ibu kota kerajaan ini terletak di antara Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar
Kiri, berarti di sekitar Kota Palembang sekarang. Dalam Prasasti Kota Kapur dan Karang Berahi yang
ditemukan di Bangka dan Jambi, diceritakan bahwa kerajaan ini memiliki wilayah kekuasaan yang luas hingga ke Melayu
Malaysia. Puncak kejayaan Kerajaan Sriwijaya terjadi pada masa
pemerintahan Raja Balaputradewa. Pada masa pemerintahan- nya, ia sering mengirim para pelajar Sriwijaya untuk
mempelajari agama Buddha di India. Bahkan, dalam Prasasti Nalanda di India diceritakan bahwa Raja Balaputradewa
memiliki asrama khusus untuk para pelajar Sriwijaya yang sedang belajar agama Buddha di India.
Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran pada abad ke-11 M. Ini diawali dengan terjadinya peperangan melawan
Kerajaan Colamandala dari India pada tahun 1023. Selain itu, kemunculan Kerajaan Majapahit yang berniat
menundukkan seluruh Nusantara semakin memperlemah Kerajaan Sriwijaya, hingga akhirnya kerajaan ini menghilang
pada abad ke-13.
Gambar 7.21 Peta kekuasaan Kerajaan Majapahit pada zaman keemasan.
Gambar 7.22 Prasasti Telaga Batu,
bukti berdirinya Kerajaan Sriwijaya. Prasasti ini
berisi sumpah setia kepada Kerajaan Sriwijaya.
Sumber: Ensiklopedi Umum untuk
Pelajar
Tugas Mandiri
Sebutkan faktor-faktor yang memengaruhi kemunduran
Kerajaan Sriwijaya
Peradaban Masa Hindu–Buddha
205
Banyaknya kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia sejak awal Masehi sampai abad ke-15 mewariskan peninggalan-
peninggalan sejarah bercorak Hindu dan Buddha yang banyak pula. Peninggalan sejarah tersebut beragam bentuknya, ada
yang berbentuk bangunan, seni patung arca-arca, seni pahat dan ukir relief, serta sastra kitab-kitab. Pada bagian ini, kamu
akan mempelajari beberapa peninggalan sejarah tersebut.
1. Candi
Candi merupakan bangunan yang memiliki fungsi sebagai bangunan monumen. Di India, candi biasanya merupakan
makam raja-raja. Namun, di Indonesia ada pula candi yang dibuat hanya untuk menghormati seorang raja. Karena fungsi
asalnya sebagai makam, maka candi umumnya berbentuk bangunan yang tinggi dengan tiga bagian. Bagian bawah
merupakan lambang bhurloka alam manusia, bagian tengah menggambarkan bhuvarloka alam kematian, dan bagian atap
melambangkan swarloka alam para dewa. Candi-candi yang ada di Indonesia memiliki corak berbeda,
tergantung pada karakter kerajaan yang membuatnya. Candi- candi yang ada di Jawa Tengah bagian utara biasanya berbentuk
melingkar, di mana candi-candi kecil melingkari candi utama yang besar. Ini menggambarkan susunan masyarakat yang
menempatkan raja sebagai pusat kekuasaan. Ini dapat dipahami, mengingat kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah bagian utara
umumnya merupakan kerajaan Hindu. Sementara itu, candi- candi yang ada di Jawa Tengah bagian selatan umumnya memiliki
ukuran yang sama besar, tidak ada candi yang besar maupun tingginya melebihi yang lain. Ini menggambarkan susunan
masyarakat demokratis yang menempatkan raja dan masyarakat lainnya setara. Hal ini merupakan karakter agama Buddha yang
tidak menganut sistem kasta. Sementara itu, candi-candi di Jawa Timur biasanya menempatkan candi utama yang besar di
belakang candi-candi yang lebih kecil. Hal ini menggambarkan kedudukan raja sebagai pemersatu masyarakat.
Berikut ini beberapa candi yang ada di Jawa dan Sumatra. a. Candi Borobudur di Jawa Tengah, merupakan candi Buddha
yang didirikan tahun 770 M atas perintah Raja Wisnu dari Dinasti Syailendra, untuk menghormati Buddha.
b. Candi Kalasan di Jawa Tengah, merupakan candi Buddha yang didirikan tahun 778 M atas perintah Raja Rakai Panangkaran
dari Dinasti Sanjaya untuk menghormati Dewi Tara. c. Candi Mendut di Jawa Tengah, merupakan candi Buddha
yang didirikan atas perintah Raja Indra dari Dinasti Syailendra, untuk menghormati Buddha dan Bodhisatva.
E. Peninggalan Sejarah Bercorak Hindu–
Buddha di Indonesia
Tugas Bersama
Kamu tentu pernah berkunjung atau rekreasi mengunjungi
sebuah candi. – Coba tuliskan candi-candi
yang pernah kamu kunjungi dan klasifikasikan termasuk
candi Hindu atau kah candi Buddha
– Apakah ciri-ciri candi Hindu? – Apakah ciri-ciri candi Buddha?
– Diskusikan dengan kelompok- mu
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs Kelas VII
206
d. Candi Prambanan di Jawa Tengah, merupakan candi Hindu yang didirikan atas perintah Raja Rakai Pikatan dan selesai pada
masa pemerintahan Raja Daksa dari Dinasti Sanjaya. Candi ini dibangun untuk menghormati Dewa Brahma, Syiwa, dan
Wisnu.
e. Candi Sewu di Jawa Tengah, merupakan candi Buddha yang didirikan atas perintah Raja Indra dari Dinasti Syailendra, untuk
menghormati Manjusri. f. Candi Sukuh di Jawa Tengah, merupakan candi Hindu
peninggalan Majapahit. Candi ini sangat menonjolkan unsur Jawa yang kuat, lebih dari unsur India.
g. Candi Plaosan di Jawa Tengah, merupakan candi Buddha yang didirikan atas perintah Rakai Pikatan dan Pramodhawardhani
dari Dinasti Syailendra. h. Candi Dieng di Jawa Tengah, merupakan candi Hindu yang tidak
diketahui pendirinya. Namun, banyak pakar yang berpendapat bahwa candi ini merupakan sisa peninggalan Dinasti Sanjaya.
i. Candi Singasari di Jawa Timur, merupakan candi Hindu yang didirikan untuk menghormati Raja Kertanegara dari Singasari.
j. Candi Sumberawan di Jawa Timur, merupakan candi Buddha yang didirikan untuk menghormati kunjungan Raja Hayam
Wuruk ke wilayah tersebut. k. Candi Muara Takus di Sumatra, merupakan candi Buddha
peninggalan Kerajaan Melayu. Tampaknya candi ini dibangun setelah pengaruh Kerajaan Sriwijaya di Sumatra hilang.
Gambar 7.23 a Candi prambanan, b Candi Sukuh
Sumber: Ensiklopedi Umum untuk Pelajar, www.google.com :image
a b
Candi Buddha tertua di Pulau Jawa adalah Candi Kalasan Jawa Tengah yang didirikan pada tahun 778 M. Adapun candi Hindu
tertua di Pulau Jawa adalah Candi Badut Jawa Timur yang didirikan pada tahun 760 M.
2. Kitab
Kerajaan Hindu dan Buddha meninggalkan beberapa kitab yang isinya beragam. Ada yang berisi cerita, berita sejarah, atau dongeng-
dongeng. Isi kitab umumnya berbentuk syair. Beberapa kitab peninggalan kerajaan Hindu dan Buddha di antaranya adalah
sebagai berikut.
Peradaban Masa Hindu–Buddha
207
Rangkuman
a. Kitab Bharatayuda tulisan Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.
b. Kitab Smaradhana tulisan Mpu Dharmaja.
c. Kitab Negarakertagama tulisan Mpu Prapanca.
d. Kitab Sutasoma tulisan Mpu Tantular.
e. Kitab Pararaton, merupakan kitab yang menceritakan silsilah
raja-raja Singasari dan Majapahit. f.
Kitab Sundayana, merupakan kitab yang menceritakan peristiwa Bubat.
g. Kitab Ranggalawe, merupakan kitab yang menceritakan
pemberontakan Ranggalawe.
3. Relief
Relief merupakan pahatan tulisan atau gambar yang biasanya terdapat pada dinding candi. Beberapa relief ada yang menceritakan
pengalaman hidup raja dan para dewa Hindu atau Buddha.
4. Arca
Arca merupakan batu yang dipahat hingga membentuk manusia atau binatang. Biasanya, dibuat untuk menggambar-kan orang-
orang atau dewa-dewa tertentu. Peninggalan arca di Indonesia yang terpenting antara lain Syiwa,
Brahma, Wisnu, Buddha, dan Dhyani Boddhisatwa
Gambar 7.24 Contoh relief-relief di Candi Borobudur.
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia
Perkembangan kebudayaan dan agama Hindu bermula dari terjadinya perpindahan bangsa Arya ke kawasan Hindustan pada abad ke-15 SM melalui Celah Kaiber.
Sumber ajaran agama Hindu terdapat pada kitab Weda yang ditulis dalam empat bagian, yaitu Rigweda, Samaweda, Yajurweda, dan Atharwaweda.
Dalam masyarakat Hindu dikenal adanya kasta pembagian masyarakat dalam kasta, yaitu brahmana, ksatria, waisya, dan sudra.
Ajaran Buddha muncul sebagai reaksi atas sistem kasta dalam agama Hindu yang dirasakan tidak adil, karena semua manusia adalah sama, yaitu dapat mengalami berbagai
macam kesusahan dan penderitaan yang sama pula. Inti ajaran Buddha berupa Catur Aryasatyani empat keberanian mulia.
– Dalam kehidupan manusia, penderitaan lebih hebat daripada kebahagiaan.