Interaksi Sosial Proses Interaksi Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs Kelas VII 78 Kedua, kontak sosial antara orang-perorangan dengan kelompok, misalnya sekelompok preman yang memeras seseorang atau jika seseorang merasakan telah terjadi tindakan-tindakan yang berlawanan dengan norma- norma masyarakat. Ketiga, kontak sosial antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya, misalnya dua buah perusahaan konstruksi mengadakan suatu kontrak kerja sama untuk mengerjakan jalan tol atau dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan partai politik lainnya dalam pemilihan umum. Suatu kontak sosial terjadi tidaklah semata-mata bergantung pada tindakan, tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut. Seseorang dapat saja bersalaman dengan orang lain tetapi tidak disambut; atau seseorang yang main mata dengan orang buta berjam- jam lamanya tanpa menghasilkan suatu kontak. Kontak sosial tersebut dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial. Misalnya, ketika Ani bertemu dengan Tina dan mereka saling melempar senyuman, akan terjadi suasana yang menyenangkan. Akan tetapi, apabila Ani tersenyum, tetapi dibalas dengan muka yang masam dari Tina, situasinya akan menjadi tidak menyenangkan. Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka, misalnya saling berjabat tangan atau saling tersenyum. Adapun kontak sekunder merupakan kontak yang memerlukan Gambar 3.11 Contoh kontak sosial antara orang-perorangan adalah seorang anak yang meniru ibunya. Proses demikian terjadi melalui sosialisasi. Sumber: Nova No. 939, 26 Februari 2006 Interaksi Sosial 79 perantara, seperti alat-alat komunikasi yaitu telepon atau radio. Selain itu kontak sekunder dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung, misalnya apabila Dani menelepon Dini, maka terjadi kontak sekunder langsung. Sedangkan apabila Dani menelepon Dini untuk diperkenalkan kepada Ari, maka kontak antara Dani dengan Ari merupakan kontak sekunder tidak langsung. 2 Adanya komunikasi Komunikasi adalah situasi di mana seseorang mem- berikan tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah, atau sikap dan perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang diajak berkomunikasi kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang yang mengajak komunikasi. Jika seorang gadis menerima seikat bunga, ia akan memandang dan mencium bunga tersebut. Akan tetapi, perhatian utamanya tentu pada siapa dan alasan orang yang mengirimkan bunga tersebut. Apakah bunga tersebut dikirim untuk mendamaikan perselisihan, ucapan ulang tahun, atau ucapan terima kasih? Jika si gadis tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut, berarti belum terjadi komunikasi. Jika telah terjawab dan terjadi komunikasi, sikap-sikap dan perasaan suatu kelompok atau orang yang mengirimkan bunga dapat diketahui. Hal-hal tersebut menjadi bahan-bahan untuk me- nentukan reaksi apa yang perlu dilakukan. Suatu kontak sosial dapat terjadi tanpa komunikasi. Misalnya pertemuan dua orang yang tidak mengerti bahasa lawan bicaranya. Mereka dapat bersalaman sehingga terjadi kontak, tetapi tidak dapat berkomunikasi sehingga tidak terjadi interaksi sosial. Satelit komunikasi digunakan untuk komunikasi jarak jauh dan pengiriman data antara stasiun di bumi yang terhubungkan dengan jaringan telekomunikasi. Satelit komunikasi memungkinkan penduduk di wilayah terpencil dapat mengakses jaringan komunikasi global, sehingga terjadi kontak sosial. Wawasan Sosial Gambar 3.12 Bentuk-bentuk kontak sosial antarkelompok terjadi antara dua perusahaan yang bekerja sama. Sumber: www.google.com:image Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs Kelas VII 80 Dalam komunikasi muncul kemungkinan terjadinya berbagai macam penafsiran terhadap tingkah laku orang lain. Suatu senyum misalnya, bisa diartikan suatu keramahan, sikap bersahabat, atau bahkan sikap sinis dan sikap ingin menunjukkan kemenangan. Dengan demikian, suatu komunikasi memungkinkan terjadinya kerja sama antara perorangan dan kelompok manusia, karena komunikasi merupakan salah satu syarat terjadinya kerja sama. Akan tetapi, tidak selalu komunikasi menghasilkan kerja sama, bahkan suatu pertikaian mungkin akan terjadi sebagai akibat salah paham atau apabila semua pihak tidak mau mengalah. d. Faktor-Faktor yang Mendasari Terbentuknya Interaksi Sosial Interaksi sosial biasanya didasari oleh berbagai faktor, yaitu sebagai berikut. 1 Sugesti Sugesti adalah rangsangan yang diberikan oleh seorang individu kepada individu lain, sehingga yang menerimanya menuruti atau melakukan apa yang disugestikan tanpa berpikir lagi. Proses sugesti dapat diberikan antarindividu dan antarkelompok. Sugesti dapat berupa berbagai bentuk sikap atau tindakan, pendapat, saran, dan pertanyaan. Iklan di televisi atau reklame yang biasanya dipasang di jalan-jalan untuk mempromosikan produk merupakan salah satu contoh bentuk sugesti produsen kepada konsumen. Contoh: a Seorang ayah yang penuh kasih sayang dan bijaksana kepada anak dan istrinya merupakan tokoh panutan yang disegani bagi seluruh anggota keluarganya. Apa yang dilakukan ayahnya akan ditiru dan menjadi panutan anak dan istrinya. Gambar 3.13 Interaksi sosial terjadi karena adanya komunikasi. Sumber: Microsoft Student, 2006 Tugas Mandiri Pernahkah kamu membeli suatu barang karena pengaruh iklan di televisi atau radio? Jika pernah, sebutkan barang yang kamu beli Sesuaikah keadaannya dibandingkan dengan iklannya? Interaksi Sosial 81 b Seorang kepala desa yang berwibawa akan diturut oleh warganya, ketika beliau menyerukan kepada warganya untuk melakukan pembersihan ling- kungan. 2 Motivasi Motivasi merupakan dorongan yang diberikan oleh seorang individu kepada individu yang lain, sehingga orang yang diberi motivasi akan menuruti dan melaksanakan apa yang dimotivasikan. Motivasi dapat berupa berbagai bentuk sikap atau tindakan, perilaku, pendapat, saran, dan pertanyaan. Contohnya dukungan dari para suporter sepak bola untuk mendukung kemenangan tim kesayangannya. Bentuk dukungan ini tentu akan membantu timbulnya semangat bagi kesebelasan tersebut. 3 Imitasi Imitasi adalah proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain baik sikap, penampilan, maupun gaya hidup. Proses imitasi kali pertama kali berlangsung dalam lingkungan keluarga. Misalnya, seorang anak akan meniru semua perilaku orang tuanya. Dari lingkungan keluarga, proses imitasi berkembang ke lingkungan yang lebih luas, yaitu masyarakat. Berbagai media yang ada seperti media elektronik maupun cetak akan semakin mempercepat terjadinya proses imitasi. Proses imitasi memiliki dua sisi, yaitu positif dan negatif. Proses imitasi memiliki sisi positif apabila seseorang meniru perilaku yang dapat membangun dirinya menuju ke arah yang lebih baik. Sisi negatif terjadi, apabila proses imitasi meniru berbagai perilaku yang akan menjadi bumerang bagi dirinya. Misalnya, penayangan adegan smack down di televisi yang ditiru oleh anak-anak, akan merugikan dirinya sendiri dan orang lain. 4 Identifikasi Identifikasi adalah upaya yang dilakukan oleh seorang individu untuk menjadi sama dengan individu yang ditirunya. Oleh sebab itu, identifikasi erat kaitannya dengan imitasi. Contohnya karena kegandrungannya pada Britney Spears, Ana meniru semua yang dikenakan dan dilakukan oleh pujaannya, bahkan Ana mengumpulkan semua pernak-pernik yang berhubungan dengan Britney Spears. Tindakan seperti ini tidak salah, tetapi tidak perlu dilakukan. 5 Simpati Simpati adalah suatu proses kejiwaan yang merasa tertarik kepada seseorang atau sekelompok orang karena sikap, perilaku, wibawa, atau perbuatannya. Gambar 3.14 Seorang anak akan mudah sekali meniru orang lain atau yang dilihatnya di televisi. Sumber: Dokumen Penerbit Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs Kelas VII 82 Dalam proses ini, perasaan seseorang memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati terletak pada keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk kerja sama dengannya. Hal inilah yang membedakan simpati dengan identifikasi yang di dalamnya terdapat dorongan keinginan belajar ke pihak lain yang dianggap memiliki kelebihan yang bisa dijadi- kan contoh. Proses simpati akan dapat berkembang pada suatu keadaan di mana faktor saling mengerti terjamin. Menurut Gillin dan Gillin, ada dua bentuk interaksi sosial yaitu proses asosiatif yang terdiri atas tiga bentuk khusus yaitu akomodasi, asimilasi, dan akulturasi, serta proses disosiatif, yang terdiri atas persaingan, kontravensi contravention, dan pertentangan atau pertikaian konflik. Perbedaan kedua pembagian bentuk-bentuk interaksi sosial terletak pada daya cakup setiap penggolongan.

1. Proses Asosiatif

Proses yang bersifat asosiatif dapat terjadi apabila suatu kelompok yang mempunyai kesamaan pandangan melakukan interaksi sosial untuk mencapai tujuan yang mengarah pada kesatuan. Proses asosiatif meliputi kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. a. Kerja Sama Cooperation Kerja sama merupakan suatu bentuk interaksi sosial antara orang-perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan dengan kelompoknya in group dan kelompok lainnya out group.

C. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Gambar 3.15 Sikap simpati yang ditunjukkan kepada korban bencana alam tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam. Sumber: National Geographic Indonesia, Desember 2005; www. fba.or.id. Interaksi Sosial 83 Menurut Charles H. Cooley kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan- kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan kesadaran terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingannya. Kerja sama dapat dibagi menjadi tiga bentuk berikut ini. 1 Bargaining tawar-menawar, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih. Perhatikan dengan saksama ilustrasi berikut ini. Bank Bumiputera, AJB Bumiputera 1912 dan Bumida Bumiputera Jalin Kerja Sama PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk menandatangani Nota Kesepahaman Bersama MoU dengan AJB Bumiputera 1912 dan PT Asuransi Bumiputeramuda 1967 Bumida Bumiputera di Jakarta. Melalui kerja sama ini, Bank Bumiputera akan memberikan fasilitas kredit kepada karyawan, para agen, serta pemegang polis asuransi Bumiputera 1912 dan Bumida Bumiputera. Bank Bumiputera juga akan memanfaatkan produk asuransi yang dimiliki oleh Asuransi Bumiputera 1912 dan Bumida Bumiputera untuk setiap produk bank. 2 Cooptation, yaitu suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam organisasi yang bersangkutan. 3 Coalition koalisi merupakan kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Untuk sementara waktu akan terjadi instabilitas karena dua atau lebih organisasi tersebut memiliki perbedaan struktur, tetapi karena mereka ingin mencapai tujuan bersama, maka dapat terjadi kerja sama. Tugas Mandiri Carilah berita, artikel, atau gambar-gambar dari media massa tentang koalisi yang terjadi di negara kita Sebutkan pihak-pihak yang terlibat dan tujuan dilakukannya koalisi tersebut Gambar 3.16 Koalisi antarpartai politik yang ingin mencapai tujuan bersama. Sumber: www.google.com:image Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs Kelas VII 84 4 Joint venture atau usaha patungan, yaitu kerja sama dalam proyek tertentu, misalnya industri mobil, pengeboran minyak, pertambangan batu bara, perhotelan, dan pembiayaan. Motivasi seseorang atau suatu kelompok melakukan kerja sama dengan pihak lain, dapat dilihat dari beberapa hal berikut ini. 1 Orientasi perorangan terhadap kelompoknya sendiri yang meliputi arah, tujuan, atau kepentingan-kepentingan lain. Untuk mencapainya setiap anggota kelompok meng- harapkan dan mengandalkan bantuan dari anggota kelompoknya. Misalnya kerja sama untuk menyelesaikan tugas kelompok. 2 Ancaman dari luar musuh bersama yang dapat mengancam ikatan kesetiaan atau persaudaraan yang secara tradisional dan institusional telah tertanam di setiap anggota kelompoknya. Misal, adanya semangat membela tanah air dari setiap ancaman dan gangguan dari negara lain. 3 Rintangan dari luar. Untuk mencapai cita-cita kelompok- nya kadang-kadang muncul kekecewaan atau rasa tidak puas karena apa yang diinginkan tidak tercapai. Hal inilah yang menimbulkan sifat agresif dan membutuhkan kerja sama di antara anggotanya. 4 Mencari keuntungan pribadi. Dalam kerja sama, seseorang kadang berharap mendapatkan keuntungan yang diinginkan, hal inilah yang mendorong untuk bekerja sama. Motivasi ini biasanya tidak baik sehingga terkadang dapat menimbulkan perpecahan. 5 Menolong orang lain. Kerja sama dilakukan semata-mata hanya untuk meringankan beban penderitaan orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun. Misalnya kerja sama mengumpulkan dana untuk korban bencana alam. b. Akomodasi Akomodasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu untuk menunjuk pada keadaan dan untuk menunjuk pada proses. Sebagai keadaan berarti kenyataan adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan dan kelompok- kelompok manusia sehubungan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha- usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Tujuan akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu sebagai berikut. 1 Mengurangi pertentangan antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham. Akomodasi bertujuan menghasilkan kesimpulan Gambar 3.17 Pemilihan ketua adalah bentuk akomodasi. Sumber: Dokumen Penerbit Interaksi Sosial 85 antara kedua pendapat tersebut untuk menghasilkan pola yang baru. 2 Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu. 3 Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan. 4 Untuk mengusahakan peleburan antara kelompok- kelompok sosial yang terpisah, misalnya melalui perkawinan campuran. Bentuk-bentuk akomodasi sebagai suatu proses antara lain sebagai berikut. 1 Coercion paksaan, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya terjadi karena adanya paksaan. 2 Compromise kompromi, yaitu suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya karena masing-masing pihak bersedia mengerti satu sama lain. 3 Arbitration perwasitan, yaitu penyelesaian masalah yang dilakukan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang kedudukannya lebih tinggi dari pihak-pihak yang berselisih. 4 Mediation penyelesaian sengketa dengan menengahi, yaitu bentuk akomodasi seperti arbitration perwasitan, dengan mengundang pihak ketiga yang netral untuk mengusahakan penyelesaian secara damai, tetapi kedudukannya hanya sebagai penasihat. 5 Conciliation tindakan mendamaikan, yaitu suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai persetujuan bersama, misalnya DPRD yang berupaya mempertemukan wakil dari perusahaan dengan wakil buruh guna mencapai kesepakatan atau islah dua kubu yang bertikai dari suatu partai dengan perantara seorang mediator. 6 Toleration toleransi, yaitu suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan formal, yang sering timbul tanpa sadar dan tanpa direncanakan. 7 Stalemate jalan buntu, yaitu suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang bertikai berhenti pada suatu titik tertentu karena tidak ada lagi kemungkinan untuk maju atau mundur. 8 Adjudication keputusan hakim atau pengadilan, yaitu suatu penyelesaian perkara di pengadilan. 9 Rasionalisasi tindakan seolah-olah rasional, yaitu pemberian keterangan atau alasan yang seolah-olah rasional untuk membenarkan tindakan-tindakan yang mungkin dapat menimbulkan konflik. Misalnya siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah beralasan bahwa tugasnya ketinggalan di rumah. Gambar 3.18 Islah antara dua kubu yang bertikai dengan perantara mediator ada- lah contoh conciliation. Sumber: Solopos, Rabu 28 Desember 2005