Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs Kelas VII
194
2. Peta Daerah yang Dipengaruhi Unsur Hindu–Buddha di Indonesia sampai Abad ke-14
Pengaruh agama dan kebudayaan Hindu–Buddha dari India terhadap agama dan kebudayaan Indonesia sangat kuat.
Masuknya unsur-unsur Hindu–Buddha ke Indonesia berlangsung secara bertahap dan berkelanjutan. Hampir semua
wilayah di Indonesia menerima pengaruhnya.
a. Daerah-Daerah yang Dipengaruhi Unsur Buddha Unsur Buddha di Indonesia dibuktikan dengan ditemukannya
peninggalan berupa arca perunggu Buddha di daerah Sempaga Sulawesi Selatan yang mempunyai kesamaan
dengan arca di Amarawati India. Arca sejenis ditemukan pula di daerah Jember Jawa Timur dan Bukit Siguntang
Sumatra Selatan. Selain itu ditemukan arca di Kota Bangun Kutai, Kalimantan
Timur yang mempunyai kemiripan dengan arca di Ghandara India.
Pengaruh Buddha berlangsung pesat pada abad ke-7 sampai abad ke-9. Daerah-daerah yang mendapat pengaruh Buddha
meliputi Kerajaan Melayu, Mataram, Singasari, dan Majapahit.
b. Daerah-Daerah yang Dipengaruhi Unsur Hindu Dengan ditemukan tujuh buah yupa di Kerajaan Kutai
Kalimantan Timur dan tujuh buah prasasti yang ditemukan dari Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat berhuruf Pallawa,
maka diperkirakan kebudayaan Hindu yang menyebar berasal dari India Selatan.
Pengaruh agama dan kebudayaan Hindu berkembang di Kerajaan Ho-ling, Mataram, Kanjuruhan, Kediri, Singasari,
Majapahit, Sunda, dan Bali.
Gambar 7.11 Peta daerah di Indonesia yang dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur Hindu–Buddha.
Tugas Mandiri
Berikan pendapatmu mengenai pengaruh dari kegiatan per-
dagangan yang dijalani Indone- sia dengan India
Peradaban Masa Hindu–Buddha
195
Hubungan India dengan Indonesia pada awalnya merupakan hubungan dagang, maka persebaran unsur-unsur Hindu dan
Buddha pun diawali dari daerah pantai yang memiliki pelabuhan. Masyarakat di pelabuhan mulai tumbuh sebagai
pemeluk Hindu dan Buddha, sehingga ajaran Hindu–Buddha ikut memengaruhi kebudayaan masyarakat setempat.
Masuknya agama dan budaya Hindu–Buddha juga yang sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat di
Indonesia. Agama Hindu mempunyai pengaruh besar terhadap struktur masyarakat dan stratifikasi sosial. Agama Hindu
membagi masyarakat menjadi empat kasta yang masing-masing berbeda kedudukan dan derajat sosialnya. Dengan demikian
masyarakat Indonesia mengenal sistem kasta yang membagi masyarakat menjadi kelompok-kelompok sosial yang hidup
terpisah.
Aspek ilmu pengetahuan bangsa Indonesia juga mengalami perubahan, di mana setelah masuknya agama Hindu dan
Buddha bangsa Indonesia menjadi kenal huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Dikenalnya tulisan ini merupakan babak baru
yang membawa bangsa Indonesia memasuki masa sejarah.
Setelah bangsa Indonesia mengenal tulisan dan bahasa Sanskerta, maka pertumbuhan dan perkembangan masyarakat
serta kebudayaanya semakin cepat. Struktur masyarakat mulai berkembang lebih teratur dan terorganisasi. Masyarakat yang
dulunya hanya merupakan kelompok-kelompok masyarakat yang dikepalai oleh kepala-kepala suku, mulai mengenal sistem
pemerintahan dalam bentuk kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu–Buddha.
C. Pengaruh Hindu–Buddha terhadap
Perkembangan Masyarakat
Gambar 7.12 Peta persebaran dan pusat kerajaan Hindu dan Buddha yang pernah ada di Indonesia.
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs Kelas VII
196
Perkembangan agama dan kebudayaan Hindu–Buddha di kawasan Indonesia berimbas pada corak pemerintahan.
Kerajaan-kerajaan Hindu–Buddha berdiri dan mulai memainkan peranan dalam kehidupan masyarakat Indonesia
ketika itu. Pada subbab ini, kita akan mempelajari beberapa kerajaan Hindu dan Buddha yang pernah ada di Indonesia.
1. Kerajaan Kutai
Keberadaan Kerajaan Kutai dapat terlacak dengan ditemukannya prasasti berupa tulisan dalam bahasa Sanskerta dengan huruf
Pallawa yang dipahatkan pada tujuh monumen batu. Monumen batu tersebut dinamakan yupa, yang ditemukan di tepi hulu
Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Berdasarkan isi tulisan, yupa-yupa tersebut dibuat oleh para
brahmana Hindu yang tinggal di Kutai sebagai tanda terima kasih pada seorang raja bernama Mulawarman yang telah
menghadiahkan 20.000 ekor sapi pada mereka. Beberapa yupa lainnya kemudian mengisahkan bahwa Raja Mulawarman
adalah putra Raja Aswawarman dan cucu dari Kudungga. Penemuan tujuh yupa yang menceritakan seorang raja Hindu
membuktikan bahwa pada masa tersebut, pengaruh Hindu telah masuk dan kuat di Indonesia. Dengan penemuan tersebut,
masyarakat Kutai pada masa itu pun sudah dapat dipastikan memeluk agama Hindu, karena rakyat biasanya mengikuti
kepercayaan pemimpinnya. Sebagai masyarakat Hindu, sudah pasti masyarakat Kutai juga memberlakukan sistem kasta dalam
kehidupan kemasyarakatan sehari-hari.
2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berkembang pada zaman yang sama dengan Kerajaan Kutai, yakni pada abad ke-5 M.
Keberadaan kerajaan ini dapat terlacak dengan ditemukannya tujuh buah prasasti. Lima di antara tujuh prasasti tersebut
ditemukan di Bogor, yakni Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Pasir Jambu, Prasasti Pasir Awi, dan Prasasti Muara
Cianten. Sementara itu, Prasasti Tugu ditemukan di Cilincing, Jakarta, dan Prasasti Lebak ditemukan di Banten.
a. Prasasti Tugu Prasasti terpanjang dan terpenting adalah Prasasti Tugu yang
mengisahkan dilakukannya pembangunan saluran pengairan sepanjang 6.112 tombak sekitar 12 km atas
perintah Raja Purnawarman. Saluran air tersebut kemudian diberi nama gomati. Pembangunan saluran tersebut
dilaksanakan pada tahun ke-22 pemerintahan Raja Purnawarman dan dapat diselesaikan selama 21 hari. Selain
saluran gomati, prasasti tersebut juga menceritakan tentang pembangunan saluran chandrabhaga.
Gambar 7.13 Peta lokasi Kerajaan
Kutai.
Nama Taruma
dihubungkan dengan nama Citarum, karena
beberapa prasasti dari Kerajaan Tarumanegara ditemukan di
sekitar Sungai Citarum di Jawa Barat.
Wawasan Sosial
D. Pengaruh Hindu–Buddha terhadap
Sistem Pemerintahan