Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat DPRD

Laporan sebagaimana dimaksud digunakan Pemerintah sebagai dasar melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah dan sebagai bahan pembinaan lebih lanjut sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 30 ayat 1 Kepala daerah danatau wakil kepala daerah diberhentikan sementara oleh Presiden tanpa melalui usulan DPRD apabila dinyatakan melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 lima tahun atau lebih berdasarkan putusan pengadilan. Tindak pidana itu antara lain menurut Pasal 31 ayat 1 tindak pidana korupsi, tindak pidana terorisme, makar, danatau tindak pidana terhadap keamanan Negara. Pada Ayat 2 Kepala daerah danatau wakil kepala daerah diberhentikan oleh Presiden tanpa melalui usulan DPRD apabila terbukti melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Pasal 34 ayat 3 menyebutkan apabila kepala daerah dan wakil kepala daerah diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat 1, Pasal 31 ayat 1, dan Pasal 32 ayat 5, Presiden menetapkan penjabat Gubernur atas usul Menteri Dalam Negeri atau penjabat BupatiWalikota atas usul Gubernur dengan pertimbangan DPRD sampai dengan adanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

4. Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat

Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil Pemerintah di wilayah provinsi yang bersangkutan. 255 Dalam kedudukannya tersebut Gubernur bertanggung jawab kepada Presiden. 256 Gubernur dalam kedudukannya sebagai wakil pusat di daerah, memiliki tugas dan wewenang 257 dalam hal a pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupatenkota; b koordinasi penyelenggaraan urusan Pemerintah di daerah provinsi dan kabupatenkota; c koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas pembantuan di daerah provinsi dan kabupatenkota. 255 Pasal 37 UU No. 32 Tahun 2004 ayat 1 256 Pasal 37 UU No. 32 Tahun 2004 ayat 2 257 Pasal 38 Ayat 1

5. DPRD

Konsep perwakilan politik lokal terkait dengan sistem pemerintahan yang dipraktikkan suatu Negara. Konsep perwakilan politik lokal merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem demokrasi, artinya, keterlibatan masyarakat secara langsung dan tidak langsung ikut menentukan urusan urusan rumah tangga daerahnya. 258 Sebagaimana telah disinggung sebelumnya bahwa DPRD merupakan unsur pemerintahan daerah bersama kepala daerah Pasal 40 UU No. 32 Tahun 2004 dan DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat daerah dipilih melalui pemilihan umum bersamaan dengan pemilihan anggota DPR dan DPD. Dengan kedudukannya seperti tersebut DPRD memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan Pasal 41. Adapun mengenai tugas dan wewenang DPRD sebagaimana diatur dalam Pasal 42 UU 32 Tahun 2004 adalah: a. membentuk Perda yang dibahas dengan kepala daerah untuk mendapat persetujuan bersama; b. membahas dan menyetujui rancangan Perda tentang APBD bersama dengan kepala daerah; c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan peraturan perundang-undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah, dan kerja sama internasional di daerah; d. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala daerahwakil kepala daerah kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi DPRD provinsi dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur bagi DPRD kabupatenkota; e. memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil kepala daerah. 258 BN. Marbun, Perwakilan Politik Lokal dan Eksistensi DPRD dalam Konteks Otonomi Daerah, dalam Kumpulan Tulisan “Pasang Surut Otonomi Daerah”, Institute for Local Development Yayasan TIFA, editor Anhar Gonggong, Jakarta 2005, hlm. 327 f. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian internasional di daerah; g. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah; h. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah; i. membentuk panitia pengawas pemilihan kepala daerah; j. melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah. k. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama antardaerah dan dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah. Pengaturan mengenai DPRD ini selain diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004 juga diatur dalam UU yang mengatur tentang Susunan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD, yaitu UU No. 23 Tahun 2002 sebagaimana disebutkan dalam Pasal 39 UU No. 32 Tahun 2004. Meskipun pengaturan tentang susunan, kedudukan serta fungsi DPRD ini berada dalam satu undang-undang yang sama dengan pengaturan mengenai susunan, kedudukan dan fungsi DPR RI, bahkan dalam cara pengisiannyapun sama-sama dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu, namun DPRD tidak mempunyai hubungan secara langsung dengan DPR, atau dengan perkataan lain DPRD bukan merupakan subordinasi dari DPR RI. Disamping itu DPRD juga sebenarnya merupakan bagian atau unsur kekuasaan eksekutif pada level pusat karena merupakan bagian dari penyelenggara pemerintahan daerah. Bahkan dalam hal pembentukan perda, kekuasaan DPRD baik tingkat provinsi maupun KabupatenKota akan melalui sebuah upaya evaluasi peraturan pelaksanaannya.

6. Perangkat Daerah