beleidsregel; dan d Keputusan yang harus mendapatkan pengesahan dari satuan pemerintahan di atasnya.
f. Tujuan Pengawasan
Relevan dengan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan di daerah, Raul P. De Guzman dan Artno Pascho
231
mengisyaratkan setidaknya ada 5 lima alasan mengapa pengawasan itu menjadi instrumen penting dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas
pemerintahan di daerah, yakni; 1. To maintain minimun standards in the performance of services by local
authorities; Terj.untuk memelihara standar-standar minimum dalam melaksanakan
pelayanan-pelayanan oleh pemerintah daerah; 2. To maintain standards of administration as well as coordinate
administrations between and among various levels of government; Terj. Untuk memelihara standar-standar administrasi sebaik koordinasi
administrasi antara dan diantara berbagai macam tingkatan pemerintahan;
3. To control local expenditures as part of the management and planning of the national economy;
Terj. Untuk mengawasi pengeluaran atau belanja daerah sebagai bagian manajemen dan perencanaan dari perekonomian nasional;
4. To protect the citizens against the abuse of power by local authorities; Terj. Untuk melindungi para warga negara dari tindakan sewenang-wenang
dari pejabat pemerintah daerah; 5. To Wield and integrated the diverse people into a nation.
memegang teguh dan menyatukan beraneka ragam rakyat menjadi suatu bangsa.
231
Ateng Syafrudin, Masalah Hukum dalam Pemerintahan di Daerah, Makalah untuk pendidikan non-gelar anggota DPRD tingkat II se-Jawa Barat di Fakultas ISIP Unpad, 28
Desember 1992, hlm. 7.
Ateng Syafrudin
232
menyebutkan 3 tiga tujuan dari pelaksanaan pengawasan, berkenaan dengan penyelenggaraan tugas-tugas
pemerintahan daerah, yakni; 1. untuk menjaga kewibawaan pemerintah daerah dan kepentingannya;
2. untuk menghindari atau mencegah penyalahgunaan wewenang; 3. untuk mencegah kelalaian dalam administrasi yang dapat merugikan
negara atau daerah. Menurut M.N. Azmy Akhir, agar pelaksanaan pengawasan dapat
dijadikan sebagai suatu alat instrumen yang efektif dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan daerah, maka harus
diperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut : a. Apa yang diawasi obyek yang perlu diawasi
b. Mengapa perlu diadakan pengawasan. c. Dimana dan kapan diadakan pengawasan dan oleh siapa pengawasan
tersebut harus dilakukan. d. Bagaimana pengawasan tersebut dapat dilakukan;
e. Pengawasan tersebut harus bersifat rasional, fleksibel, terus menerus, dan fragmatis.
233
Kriteria-kriteria di atas penting untuk menjadi pertimbangan dalam melakukan pengawasan, sehingga tujuan dari kegiatan pengawasan tersebut
dapat tercapai. Menurut H. Bohari, untuk mencapai hal-hal sebagai berikut : a. Menjaga agar rencana itu dalam realisasinya tetap terarah pada tujuan
yang telah ditentukan; 3 Menjaga agar pelaksanaannya itu dijalankan sesuai dengan peraturan-
peraturan yang telah ditetapkan peraturan yang berlaku. 4 Menjaga agar tugas itu dijalankan berdaya guna termasuk pengurusan,
pemeliharaan sesuai dengan tujuan; 5 Melakukan usaha-usaha untuk mengatasi hambatan, mengendalikan
penyimpangan-penyimpangan, serta akibat-akibatnya.
234
232
Ibid.
233
M.N. Azmy Akhir. Masalah Pengurusan Keuangan Negara : Suatu Pengantar Teknis. CV. Dinna. Jakarta. 1986, hlm. 71
Paling tidak tujuan pengawasan itu adalah untuk mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan, pemborosan, penyelewengan, hambatan,
kesalahan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran serta pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
235
234
H. Bohari, Hukum Anggaran Negara. Rajawali Pers. Jakarta. 1995, hlm. 117-118
235
Lembaga Administrasi Negara RI. Op.Cit, hlm. 159
BAB III PENGATURAN HUBUNGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH
A. Hubungan Kewenangan
Perubahan Kedua UUD 1945 yang terjadi pada tahun 2000 mengubah secara mendasar pengaturan pemerintahan daerah di Indonesia.
Berdasarkan dasar hukum konstitusional pengaturan pemerintahan daerah dijumpai dalam Pasal-pasal 18, 18A dan 18B. pemerintahan daerah
diselenggarakan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: pertama, Prinsip daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan sebagaimana diatur dalam Pasal 18 ayat 2 UUD 1945.
236
Kedua, Prinsip menjalankan otonomi seluas- luasnya yang diatur dalam Pasal 18 ayat 5 UUD 1945.
237
Ketiga, Prinsip kekhususan dan keragaman daerah sebagai diatur dalam Pasal 18 ayat 1
UUD 1945.
238
Keempat, prinsip mengakui dan menghormati kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sebagaimana diatur
dalam Pasal 18B ayat 2 UUD 1945.
239
Kelima, prinsip mengakui dan menghormati pemerintahan daerah yang bersifat khusus dan istimewa
sebagaimana diatur dalam Pasal 18B ayat 1 UUD 1945.
240
Keenam, Prinsip badan perwakilan dipilih langsung dalam suatu pemilihan umum
sebagaimana diatur dalam Pasal 18 ayat 3 UUD 1945.
241
Ketujuh, prinsip hubungan pusat dan daerah harus dilaksanakan secara selaras dan adil
sebagaimana terdapat dalam Pasal 18A ayat 2 UUD 1945.
242
Saat ini undang-undang penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagai pelaksanaan Pasal 18 ayat 7 didasarkan pada UU No. 322004 jo UU No.
236
Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, Pusat Studi Hukum Fakultas Hukum UII, Yogyakarta, 2001, hlm. 8-9.
237
Bagir Manan, Perjalanan Historis Pasal 18, UNSIKA, Karawang, 1993, hlm 21, dan Bagir Manan, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, Pusat Studi Hukum Fakultas Hukum UII,
Yogyakarta, 2001, hlm 12.
238
Bagir Manan, Menyongsong Fajar ..., op.cit., hlm. 12-13.
239
Ibid., hlm. 13.
240
Ibid., hlm 15-16.
241
Ibid.
242
Ibid., hlm 17.