Dana Alokasi Umum Dana Perimbangan a. Dana Bagi Hasil

Jika ketentuan peruntukkan untuk alokasi pendidikan dasar tersebut dilanggar, UU No. 33 Tahun 2004 mengatur sanksi administrasi berupa pemotongan atas penyaluran DBH minyak bumi dan gas bumi. 310 Pertambangan panas bumi yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan yang merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang terdiri atas: 311 Setoran Bagian Pemerintah; dan, Iuran tetap dan iuran produksi. Penerimaan tersebut dibagi dengan imbangan 20 untuk pusat dan 80 untuk daerah. 312 20 DBH tersebut dibagi dengan rincian: 313 16 enam belas persen untuk provinsi yang bersangkutan; 32 tiga puluh dua persen untuk kabupatenkota penghasil; dan 32 tiga puluh dua persen untuk kabupatenkota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan. 314

b. Dana Alokasi Umum

DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-daerah duntuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. 315 Presentase keseluruhan dana tersebut sekurang- kurangnya 26 dari Pendapatan Dalam Negeri Neto 316 yang ditetapkan dalam APBN. 317 Istilah “sekurang-kurangnya”, berkaitan dengan kemungkinan bertambahnya presentase DAU jika terdapat kelebihan penerimaan negara dari minyak bumi dan gas bumi yang ditetapkan dalam APBN Perubahanyang dialokasikan sebagai DAU tambahan 318 berdasarkan formula DAU atas dasar celah fiskal. 319 Jika dibandingkan dengan UU No. 310 Lihat Pasal 25 UU No. 33 Tahun 2004. 311 Lihat Pasal 21 ayat 1 UU No.33 Tahun 2004. 312 Lihat Pasal14 huruf g UU No.33 Tahun 2004. 313 Lihat Pasal 21 ayat 2 UU No.33 Tahun 2004. 314 dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk semua kabupatenkota dalam provinsi yang bersangkutan. Lihat Pasal 21 ayat 3 UU No.33 Tahun 2004. 315 Pasal 1 angka 21 UU No.33 Tahun 2004. 316 Pendapatan Dalam Negeri Neto adalah Penerimaan Negara yang berasal dari pajak dan bukan pajak setelah dikurangi dengan Penerimaan Negara yang dibagihasilkan kepada Daerah. Lihat Penjelasan Pasal 27 ayat 1 UU No. 33 Tahun 2004. 317 Pasal 27 ayat 1 UU No. 33 Tahun 2004. 318 Lihat Pasal 47 ayat 1 PP No. 55 Tahun 2005. 319 Lihat Pasal 47 ayat 2 PP No. 55 Tahun 2005. 25 Tahun 1999 yang hanya mengatur jumlah DAU sebesar 25 dengan formula yang hampir sama, presentase DAU berdasarkan UU No. 33 Tahun 2004 lebih besar. 320 DAU pada dasarnya yang dialokasikan untuk suatu daerah dialokasikan atas dasar celah fiskal dan alokasi dasar. 321 UU No. 33 Tahun 2004 menentukan bahwa formula menentukan celah fiskal adalah kebutuhan fiskal dikurangi dengan kapasitas fiskal Daerah. 322 Sementara itu, alokasi dasar dihitung berdasarkan jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah PNSD. 323 Dengan demikian, jumlah DAU yang diterima setiap daerah adalah celah fiskal ditambah alokasi dasar. Sebagaimana disinggung di atas bahwa, celah fiskal merupakan kebutuhan fiskal dikurangi kapasitas fiskal. Kebutuhan fiskal yang merupakan kebutuhan kebutuhan pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsi layanan dasar umum 324 , diukur secara berturut-turut dengan jumlah penduduk, luas wilayah, Indeks Kemahalan Konstruksi IKK, Produk Domestik Regional Bruto PDB per kapita, dan Indeks Pembangunan Manusia IPM. 325 Sementara itu, Kapasitas fiskal Daerah merupakan sumber pendanaan Daerah yang berasal dari PAD dan Dana Bagi Hasil. 326 Dari pengaturan tersebut, terlihat bahwa formula penentuan celah fiskal, khususnya formula penghitungan kebutuhan fiskal lebih rumit, jika dibandingkan dengan penghitungan alokasi dasar yang hanya didasarkan pada gaji PNSD. Apalagi ditentukan juga bahwa proporsi DAU antara daerah provinsi dan kabupatenkota ditetapkan berdasarkan imbangan kewenangan antara provinsi dan kabupatenkota. 327 320 Dalam Pasal 7 ayat 1 UU No. 25 Tahun 1999 diatur bahwa “Dana Alokasi Umum ditetapkan sekurang-kurangnya 25 dua puluh lima persen dari Penerimaan Dalam Negeri yang ditetapkan dalam APBN”. 321 Pasal 27 ayat 2 UU No. 33 Tahun 2004. 322 Pasal 27 ayat 3 UU No. 33 Tahun 2004. 323 Pasal 27 ayat 4 UU No. 33 Tahun 2004. 324 Pasal 28 ayat 1 UU No. 33 Tahun 2004. 325 Pasal 28 ayat 2 UU No. 33 Tahun 2004. 326 Pasal 28 ayat 3 UU No. 33 Tahun 2004. 327 Pasal 29 UU No. 33 Tahun 2004. Besarnya jumlah celah fiskal akan mempengaruhi jumlah alokasi DAU yang diperoleh suatu daerah. Daerah yang memiliki nilai celah fiskal sama dengan nol menerima DAU sebesar alokasi dasar. 328 Sementara itu, daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan nilai negatif tersebut lebih kecil dari alokasi dasar menerima DAU sebesar alokasi dasar setelah dikurangi nilai celah fiskal. 329 Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negatif dan nilai negatif tersebut sama atau lebih besar dari alokasi dasar tidak menerima DAU. 330

c. Dana Alokasi Khusus