atas penyerahan, pengakuan ataupun yang dibiarkan sebagai urusan rumah tangga daerah. Secara teori, terdapat tiga sistem rumah tangga daerah, yaitu
sistem-sistem rumah tangga formal, material, dan nyata riil.
127
a. Sistem rumah tangga formal
Berdasarkan sistem ini, urusan pemerintahan pusat dan daerah tidak dibagi secara rinci karena sistem ini berpangkal tolak dari asumsi bahwa
secara prinsip tidak terdapat perbedaan antara urusan pusat dan daerah. Apabila terdapat pembagian wewenang, tugas dan tanggung jawab hanyalah
didasarkan atas pertimbangan daya guna dan hasil guna.
128
Secara teoritik, sistem ini memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada daerah untuk
mengatur dan mengurus urusan rumah tangganya dan satu-satunya pembatasannya adalah daerah tidak dapat mengatur dan mengurus suatu
urusan yang telah diatur dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, misalnya dengan undang-undang atau peraturan daerah yang lebih
tinggi. Sepintas nampak bahwa otonomi formal akan memungkinkan
pemerintah daerah bertindak lebih leluasa mengatur, mengurus, dan membela kepentingan daerahnya. Tetapi pelaksanaan otonomi formal
menimbulkan kesulitan-kesulitan, antara lain : 1
Tidak adanya ketegasan mengenai urusan pemerintahan yang menjadi urusan rumah tangga daerah, menimbulkan keraguan atau
ketidakpastian untuk mengurus sesuatu urusan pemerintahan. Ada kekhawatiran bahwa urusan tersebut termasuk atau telah diatur dan
diurus oleh satuan pemerintahan yang lebih tinggi. Begitu banyaknya peraturan perundang-undangan dari satuan pemerintahan yang lebih
tinggi, dengan kemungkinan telah mengatur sesuatu hal yang bertahun- tahun yang lang lalu, sehingga tidak diketahui atau dikenal secara pasti.
2 Suatu urusan pemerintahan yang telah diatur, diurus, dan dijalankan
sebagai urusan rumah tangga daerah tertentu, kemungkinan kemudian
127
Ibid., hlm 26-33.
128
Bagir Manan, ..., op.cit, hlm 26.
diatur dan diurus oleh satuan pemerintahan yang lebih tinggi. Keadaan seperti ini dapat menimbulkan kesulitan bagi daerah yang bersangkutan.
Dengan perubahan itu daerah yang bersangkutran akan kehilangan berbagai keuntungan yang diperoleh dari urusan tersebut. Juga rakyat
dapat merasakan dirugikan apabila dengan perubahan itu pelayanan terhadap rakyat menjadi kurang lancar atau terganggu.
3 Sesuatu urusan pemerintahan oleh daerah tertentu diatur dan diurus
sebagai urusan rumah tangga, tetapi daerah lain tidak berani karena beranggapan bahwa hal itu termasuk urusan satuan pemerintahan yang
lebih tinggi. Hal ini dapat menimbulkan kesulitan dalam melayani anggota masyarakat yang mempunyai kegiatan atau kepentingan lintas
daerah. 4
Setiap urusan rumah tangga itu terutama yang membebankan kewajiban harus disertai dengan daya dukung tertentu terutama sumber
keuangan. Sumber keuangan itu berada pada pemerintah pusat. Kalau suatu urusan oleh daerah diurus dan diatur, tidak selalu ada jaminan
akan ada sumber keuangan untuk menjalankan urusan tersebut dengan sebaik-baiknya.
Secara praktik, terdapat beberapa hambatan untuk mencapai daya guna dan hasil guna, antara lain hambatan kreativitas daerah, keuangan
daerah serta teknis.
129
Kreativitas daerah sangat menentukan karena daerahlah yang dapat menetapkan ukuran kewajaran untuk mengatur dan
mengurus suatu urusan tertentu. Kecilnya kreativitas daerah akan menyebabkan daerah hanya menunggu ‘arahan atau petunjuk’ dari satuan
pemerintahan atasnya untuk mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan. Hambatan lain ditemukan dalam kaitan dengan keuangan
daerah. Meskipun daerah memiliki peluang menyelenggarakan urusan seluas-luasnya namun tanpa dukungan keuangan yang memadai akan
menyebabkan urusan-urusan tersebut tidak dapat terselenggara dengan baik. Akhirnya, keberhasilan sistem rumah tangga formal ditentukan sampai
129
Ibid., hlm 27.
sejauhmana daerah dapat mengatasi hambatan teknis yang menunjuk pada tidak mudahnya mengetahui urusan yang belum diselenggarakan oleh pusat
atau pemerintahan daerah tingkat lebih atas.
b. Sistem rumah tangga material