Mengenai waktu pelaksanaanya. Wujud dari masing-masing pengawasan.

schorsing, oleh Pemerintah Pusat. 226 c. Melalui prosesprosedur tertentu, misalnya dalam bentuk “evaluasi” terhadap Raperda dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang APBD, Perubahan APBD dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD, untuk provinsi oleh Mendagri dan untuk kabupatenkota oleh Gubernur; penetapan pedoman, kriteria, monitoring, dsb.

b. Mengenai waktu pelaksanaanya.

Pengawasan preventif dilaksanakan sebelum Peraturan-peraturan dan Keputusan-keputusan Kepala Daerah tersebut mulai berlaku; jadi sebelum peraturan-peraturankeputusan-keputusan tersebut dijalankan. Pengawasan represif dilakukan sesudah Peraturan-peraturan Daerah dan Keputusan- keputusan Kepala Daerah berlaku dan dijalankan.

c. Wujud dari masing-masing pengawasan.

Pengawasan preventif berujud kewajiban atau keharusan untuk memperoleh pengesahan lebih dahulu dari pihak pengawas yaitu Menteri Dalam Negeri bagi Peraturan Daerah Keputusan-keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I bagi Peraturan-peraturan Daerah dan Keputusan-keputusan Kepala Daerah Tingkat II, sebelum peratuan-peraturan itu mulai berlaku dan dijalankan. Jadi pengawasan ini di satu pihak merupakan hak pengawasan dari pihak pengawas dan di lain pihak merupakan kewajiban untuk meminta 226 UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 145 3 dengan secara eksplisit menetapkan bahwa pembatalan Perda ditetapkan dengan Peraturan Presiden, sementara dalam praktek pembatalan terhadap perda ditetapakn oleh Menteri Dalam Negeri dalam bentuk Peraturan Menteri?. pengesahan dari pihak yang diawasi. Apabila pihak pengawas beranggapan bahwa peraturan-peraturan yang dimintakan pengesahan tersebut bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi tingkatnya atau bertentangan dengan kepentingan umum, maka pengawas menolak untuk memberikan pengesahan. Penolakan tersebut dengan disertai alasan- alasannya disampaikan kepada Pemerintah Daerah yang bersangkutan. Dengan penolakan tersebut, maka peraturan yang dimintakan pengesahan tersebut tidak dapat berlaku. Keputusan-keputusanperaturan-peraturan lain di luar hal-hal yang tersebut di atas di luar ketentuan-ketentuan yang memberikan beban kepada rakyat, perintah, larangan, keharusan, ancaman pidana dan yang menyangkut kepentingan rakyat banyak, dikenakan pengawasan represif. Pengawasan represif berupa penundaanpenangguhan atau pembatalan oleh pihak pengawas terhadap Peraturan-Peraturan DaerahKeputusan- keputusan Kepala Daerah yang telah berjalan tersebut. Penundaan atau pembatalan dilakukan apabila peraturan-peraturan atau keputusan- keputusan Daerah yang telah dijalankan itu bertentanagan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatnya atau dengan kepentingan umum Apabila sesuatu Peraturan Daerah atau Keputusan Kepala Daerah yang telah berlaku dengan tanpa pengesahan, diduga atau dianggap mungkin bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatnya atau dengan kepentingan umum, maka instansipejabat yang berwenang dalam pengawasan represif dapat menunda keputusanperaturan tersebut. Penundaan bermaksud untuk menahan buat sementara waktu berjalannya Keputusan Kepala DaerahPeraturan Daerah yang telah berlaku selama masih dalam pertimbangan untuk dibatalkan. Jadi penundaan adalah langkah awal dari pembatalan. Setelah Keputusan Kepala DaerahPeraturan Daerah itu ditundaditangguhkan berlakunya, maka pihak pengawas akan mengadakan peninjauan atau penyelidikan lebih lanjut apakah memang keputusan tersebut memang perlu dibatalkan ataukah tidak. Keputusan untuk menunda harus disampaikan kepada Daerah beserta alasan-alasannya.

d. Mengenai jangka waktu pelaksanaan