Pendapatan Asli Daerah Sumber-Sumber Penerimaan Pendapatan Daerah

dalam peraturan perundang-undangan. 179 Adanya transfer dana atau bantuan dari pusat, bermaksud untuk menutupi kemampuan keuangan daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan. Prinsip keleluasaan untuk melakukan pinjaman berkaitan dengan hard budget constraint pembatasan anggaran secara ketat di mana pemerintahan daerah harus menyeimbangkan anggarannya tanpa bantuan dari pusat pada akhir tahun anggaran. 180 Artinya, jika pendapatan daerah termasuk transferbantuan keuangan dari pusat yang dialokasikan untuk pengeluaran belanja daerah tidak mencakupi, pemerintahan daerah harus mendapatkan sumber penerimaan lainnya untuk menutupi kekurangan anggaran defisit, tanpa bantuan pemerintah pusat, terutama dengan melakukan pinjaman. Prinsip-prinsip tersebut akan terlihat dalam pengaturan sumber- sumber penerimaan pemerintahan daerah untuk memenuhi belanja daerah.

5. Sumber-Sumber Penerimaan Pendapatan Daerah

Secara umum, sumber penerimaan pendapatan daerah revenue sources of local governments secara umum terdiri dari pendapatan asli daerah local own revenue, transfer dana dari pemerintah pusat ke daerah intergovernmental fiscal transfers dan pinjaman daerah local borrowing. 181

a. Pendapatan Asli Daerah

Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa pendapatan asli daerah selalu dihubungkan dengan kewenangan daerah untuk memungut pajak daerah atau pungutan lainnya seperti retribusi, padahal pendapatan asli daerah juga dapat berasal dari sumber lain, seperti hasil pengelolaan perusahaan daerah, namun dengan hasil yang relatif kecil. 182 179 Ibid. 180 Roy Bahl, dalam dalam Shinichi Ichimura, Roy Bahl eds, op.cit., hlm. 15. 181 Motohiro Sato, “Summary Report of Seminar B: Local Public Finance, Asian Development Conference 2003: Development and Decentralization in Asia”, dalam Shinichi Ichimura, Roy Bahl eds, Decentralization: Policies in Asian Development, World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd., Singapore, 2009, hlm. 396. 182 Lihat Bagir Manan, Hubungan Antara…, op.cit., hlm. 208. Persoalan kewenangan pemungutan pajak, terkait dengan pembagian kewenangan di sektor pajak antara pemerintah pusat dengan pemerintahan daerah. Dalam hal ini, Anwar Shah mengintroduksi 4 prinsip yang harus diperhatikan dalam pembagian kewenangan pemungutan pajak di semua tingkatan pemerintahan. 183 Pertama, pajak dengan objek bergerak dan barang-barang dagang yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi terhadap pasar domestik harus menjadi kewenangan pemerintah pusat. 184 Kedua, pajak-pajak yang karena pertimbangan keseragaman secara nasonal dilakukan dengan sistem redistribusi progresif pajak progresif, harus menjadi kewenangan pemerintah pusat. 185 Ketiga, pajak harus dipungut pada wilayah yang yang dapat dilakukan pemantauan dan penilaian yang relevan. 186 Hal ini untuk meminimalisasi biaya administrasi pemungutan, misalnya pajak property tanah dan bangunan lebih baik menjadi kewenangan daerah untuk meningkatkan nilai jual objek tersebut di pasaran. 187 Keempat, untuk memastikan adanya akuntabilitas, penerimaan dari pajak harus disesuaikan dengan kebutuhan pengeluaran belanja daerah. 188 Dalam praktek, pengaturan pajak daerah dan pungutan daerah lainnya sangat beragam. Pemerintahan daerah di negara-negara maju lebih banyak memberikan kewenangan kepada daerah untuk memungut pajak. 189 Sementara itu, di negara – negara berkembang dan negara-negara dalam fase transisi, pemerintah pusat lebih sedikit menyerahkan kewenangan untuk memungut pajak kepada daerah. 190 Hal tersebut menyebabkan perbedaan pendapatan daerah dari sektor pajak daerah. 191 183 Anwar Shah, “Fiscal Decentralization…,loc.cit., hlm.17. 184 Ibid. 185 Ibid. 186 Ibid. 187 Ibid. 188 Ibid., hlm.17-18. 189 Roy Bahl, “Promise and…..”, op.cit., hlm. 9. 190 Ibid., hlm.10. 191 Bahl mengatakan bahwa kontribusi pajak lokal terhadap total pendapatan sektor pajak secara nasional di negara-negara berkembang dan negara-negara dalam transisi hanya mencapai 10, sementara di negara-negaa maju mencapai 20. Ibid. Di Asia, misalnya, Bahl mengatakan bahwa rendahnya pendapatan daerah dari pajak daerah disebabkan pemerintah pusat tidak rela melepaskan kewenangan terhadap pajak-pajak yang produktif. 192 Di negara- negara berkembang dan negara dalam masa transisi, pemerintah pusat memiliki kewenangan pada jenis-jenis pajak tidak langsung, sementara pemerintahan daerah hanya memiliki sedikit kewenangan terhadap pajak- pajak yang secara langsung bersumber pada potensi lokal. 193 Dalam hal ini, walaupun kewenangan untuk menggunakan pendapatan dana diberikan kepada daerah, namun tanpa kewenangan daerah cukup dalam memungut pajak, menyebabkan daerah tidak dapat membiayai pengeluaran dengan pendapatan sendiri. 194 Hal tersebut menyebabkan pemerintahan daerah sangat bergantung pada transfer dana dari pusat. 195

b. Transfer Dana dari Pusat ke Daerah Intergovernmental Fiscal Transfers