Perangkat Daerah Hubungan Kelembagaan

f. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian internasional di daerah; g. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah; h. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah; i. membentuk panitia pengawas pemilihan kepala daerah; j. melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah. k. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama antardaerah dan dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah. Pengaturan mengenai DPRD ini selain diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004 juga diatur dalam UU yang mengatur tentang Susunan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD, yaitu UU No. 23 Tahun 2002 sebagaimana disebutkan dalam Pasal 39 UU No. 32 Tahun 2004. Meskipun pengaturan tentang susunan, kedudukan serta fungsi DPRD ini berada dalam satu undang-undang yang sama dengan pengaturan mengenai susunan, kedudukan dan fungsi DPR RI, bahkan dalam cara pengisiannyapun sama-sama dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu, namun DPRD tidak mempunyai hubungan secara langsung dengan DPR, atau dengan perkataan lain DPRD bukan merupakan subordinasi dari DPR RI. Disamping itu DPRD juga sebenarnya merupakan bagian atau unsur kekuasaan eksekutif pada level pusat karena merupakan bagian dari penyelenggara pemerintahan daerah. Bahkan dalam hal pembentukan perda, kekuasaan DPRD baik tingkat provinsi maupun KabupatenKota akan melalui sebuah upaya evaluasi peraturan pelaksanaannya.

6. Perangkat Daerah

Keberadaan perangkat daerah dijumpai pada Pasal 1 Angka 3 dan Pasal 120 UU No. 32 Tahun 2004 yang pelaksanaannya melalui PP No. 41 Tahun 2007. Dengan adanya PP tersebut menunjukan adanya hubungan kelembagaan antara pusat dan daerah dalam pengaturan organisasi perangkat daerah. Perangkat daerah provinsi terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, dan lembaga teknis daerah. Sedang untuk KabupatenKota ditambah dengan kecamatan dan keluarahan Pasal 120 UU No. 32 Tahun 2004. Pembentukan organisasi perangkat daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah dengan berpedoman pada PP mengenai Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Daerah. Setiap perda dilarang bertentangan dengan kepentingan umum, danatau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi Pasal 136 Ayat 4. Suatu raperda ditetapkan oleh Gubernur atau BupatiWalikota paling lama 30 hari sejak disetujui bersama Pasal 144 Ayat 3. Dalam hal tidak ditetapkan Gubernur, BupatiWalikota dalam jangka waktu tersebut, raperda itu sah menjadi perda Ayat 4. Perda yang bertentangan dengan kepentingan umum danatau peraturan perundang-undangan lebih tinggi, dapat dibatalkan oleh pemerintah yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden paling lama 60 hari sejak diterimanya perda oleh Pemerintah Pasal 145 ayat 2, 3. Paling lama 30 hari setelah pembatalan, Kepala Daerah harus memberhentikan pelaksanaan perda. Selanjutnya DPRD dengan Kepala Daerah mencabut perda dimaksud Ayat 4. Apabila Provinsi, KabupatenKota tidak menerima pembatalan tersebut dengan alasan yang dapat dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan, Kepala Daerah dapat mengajukan keberatan pada Mahkamah Agung Ayat 5. Apabila keberatan itu dikabulkan sebagian atau seluruhnya putusan Mahkamah Agung tersebut menyatakan Peraturan Presiden menjadi batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum. Pada penjelasan umum PP No. 41 Tahun 2007 dijelaskan bahwa Pembinaan dan pengendalian organisasi dalam Peraturan Pemerintah ini dimaksudkan dalam rangka penerapan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi antardaerah dan antarsektor, sehingga masing-masing pemerintah daerah taat asas dan taat norma dalam penataan kelembagaan perangkat daerah. Dalam ketentuan ini pemerintah dapat membatalkan peraturan daerah tentang perangkat daerah yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dengan konsekuensi pembatalan hak-hak keuangan dan kepegawaian serta tindakan administratif lainnya. Dalam pelaksanaan pembinaan dan pengendalian organisasi perangkat daerah, pemerintah senantiasa melakukan fasilitasi melalui asistensi, pemberian arahan, pedoman, bimbingan, supervisi, pelatihan, serta kerja sama, sehingga sinkronisasi dan simplifikasi dapat tercapai secara optimal dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. 259

7. Hubungan dalam pembentukan daerah pemekaran dan pembubaran daerah